Senin, 14 April 2003

FILSAFAT SHAKER




Sebenarnya aku nggak terlalu ngerti soal shaker. Apalagi soal  nyampur-nyampurin beragam jenis minuman, dimix sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah minuman yang enak dan bercita rasa. Tetapi hari itu, entah mengapa aku ingin mengamatinya. Aku duduk sendirian. Sembari menikmati makanan, aku memikirkannya. Baru ku sadar, ternyata shaker punya filsafatnya sendiri.
Dengan shaker, kita bisa memasukkan, mencampurkan, mengkombinasikan beragam bahan minuman, yang tentunya masing-masing berbeda, punya keunikan tersendiri, berdiri sendiri-sendiri. Lantas dimix, diaduk, dikocok. Jadilah sebuah minuman yang enak, asyik, dan punya cita rasa tersendiri yang lain daripada yang lain.
Seperti halnya aku dan kamu. Kita berdua masing-masing punya keunikan tersendiri. Jelas kita berdua beda, karena aku perempuan dan kamu laki-laki. Masing-masing dari kita punya sifat yang berbeda-beda, dan kita juga punya cita rasa sendiri-sendiri. Tapi seperrti shaker, demikian pula dengan cinta. Ibarat shaker, cinta sudah mengaduk, mengocok, dan memixkan segala yang ada dari diri kita masing-masing. Semuanya dicampur, berbaur menjadi satu, menghadirkan sebuah rasa yang berbeda, lain daripada yang lain. Dan rasa itu ada dihatimu dan dihatiku. Kita berdua punya rasa yang sama. Semuanya karena cinta.
Aku tidak tahu apakah cinta bisa disamakan dengan shaker. Tapi kurasa cinta lebih dari sebuah shaker. Cinta lebih dari segalanya. Cintalah yang menyatukan kita berdua, menyatukan segala perbedaan diantara kita. Membuat kita menjadi kombinasi yang unik, saling mengisi satu sama lain.
Itu sebabnya aku memberikan shaker ini kepadamu. Sebagai pengingat bahwa seperti itulah kita berdua, juga cinta yang sudah kita jalani selama satu tahun ini. Aku menyadari, kita berdua masih dalam tahap proses pengocokan yang masih cukup panjang waktunya. Kita masih harus dimix, sampai akhirnya nanti rasa yang kita punya benar-benar teruji dan terbukti punya cita rasa yang kuat. Cinta yang kokoh dan kuat. Sebuah rasa kombinasi dari diri kita berdua, yang diikat oleh kasih Allah, dan menjadi berkat bagi sekeliling kita.




Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Kolose 3:14