Minggu, 31 Desember 2006

TRADISI NATAL DI BERBAGAI NEGARA


“Asyik... hari Natal sudah tiba...” Hmm begitu kali ya kalo masa raya Natal sudah semakin dekat. Mulai deh prepare macam-macam. Mulai dari sepatu baru, baju baru, penampilan baru, nyiapin kado-kado Natal, kue-kue, pohon Natal, hiasan-hiasan Natal, en pernak-pernik Natal lainnya. Pokoknya heboh deh.. Kalo ngelihat tradisi Natal di Indonesia, maybe udah nggak asing lagi buat kamu-kamu semua. Tapi gimana ya tradisi ngerayain Natal di beberapa negara di dunia?

Natal di Australia

Di Australia, Natal jatuh di musim liburan yaitu mulai awal atau pertengahan Desember hingga awal Februari. Orang-orang Australia menggantungkan rangkaian bunga yang berbentuk melingkar di depan pintu rumah mereka.  Di malam Natal, mereka juga berkeliling dari rumah ke rumah, menyanyikan lagu-lagu Natal yang gembira. Masyarakat juga menghias rumah-rumah dan juga taman-taman mereka dengan pohon Natal dan lampu-lampu Natal. Terkadang mereka mengadakan kompetisi kecil-kecilan untuk mendapatkan siapa yang meraih pajangan lampu terbaik.
Di setiap ibukota negara bagian terdapat paduan suara Natal yang besar dilengkapi cahaya lilin. Salah satu perayaan terbesar diselenggarakan di luar kubah terbesar di Australia. Para penonton berdiri di luar, masing-masing orang memegang sebuah lilin. Setiap tahunnya sekitar 100.000 atau lebih orang-orang yang menghadiri perayaan yang disiarkan di televisi di seluruh Australia. Ada juga pawai Natal yang sangat besar di setiap ibukota negara bagian. Sebagian besar kota-kota di Australia juga mengadakan festival dan parade. Di beberapa tempat, di taman-taman setempat diletakkan kembang api yang besar untuk memeriahkan perayaan Natal.

Natal di Republik Ceko
Sepanjang malam tanggal 6 Desember, anak-anak di Republik Ceko biasanya menyaksikan di langit berbagai tanda dari Santo Nicholas. Mereka percaya bahwa Santo Nicholas akan turun dari langit dengan membawa satu tas besar berisi hadiah-hadiah bagi anak-anak yang sepanjang tahun telah berbuat baik, dan satu tas besar berisi tongkat-tongkat untuk anak-anak nakal. Ketika anak-anak mengira bahwa mereka mendengar kedatangannya, mereka kemudian beramai-ramai menuju ke ruang makan dan mengucapkan doa-doa, berharap akan mendapat hadiah yang indah. Biasanya anak-anak ini mendapatkan beberapa hadiah kecil pada hari Santo Nicholas. Serupa dengan di Inggris dan beberapa negara lainnya anak-anak ini juga menemukan hadiah-hadiahnya di kaos-kaos kaki pada hari Natal. Hadiah utama seringkali dibuka pada malam Natal.
Pada hari Natal di Republik Ceko, binatang-binatang peliharaan dan binatang-binatang di peternakan juga ikut ngerayain Natal lho. Binatang-binatang ini dikasih makanan Natal yang spesial juga, yang dibagikan bersama-sama. Selain itu, orang-orang di Ceko juga punya kebiaasaan unik di hari Natal. Pada hari Natal mereka sengaja meninggalkan makanan yang ditaruh dalam sebuah tempat, dengan tujuan agar bayi Kristus datang untuk mengambil makanan itu. Ada-ada saja yah?

Natal di Ghana
Orang-orang Ghana merayakan Natal mulai 20 Desember sampai minggu pertama bulan Januari. Malam Natal adalah saat dimana perayaan  dimulai dengan kebaktian di gereja yang diiringi dengan tabuhan drum dan tari-tarian. Dalam kebaktian, Pastor mengingatkan jemaat mengenai alasan mengapa mereka berkumpul. Anak-anak biasanya memainkan drama kelahiran Kristus atau drama lainnya. Kemudian paduan suara mulai menyany,i dan orang-orang maju ke depan untuk mulai menari. Lagu-lagunya kebanyakan dinyanyikan dalam bahasa-bahasa yang paling dimengerti oleh masyarakat. Maklum, ada 66 bahasa yang digunakan di Ghana (kebayang kan bingungnya?). Ini membuat mereka merasa bahwa Allah berbicara dalam bahasa  mereka. Kadang-kadang kebaktian-kebaktian dan tari-tarian ini berlangsung sepanjang malam.
Beberapa orang lainnya merayakan malam Natal dengan kembang api dan pesta-pesta. Pada hari natal, gereja-gereja menjadi sangat penuh, dan orang-orang keluar dengan pakaian tradisional mereka yang berwarna-warni. Setelah kebaktian Natal di gereja pada pagi hari, orang-orang cepat-cepat kembali ke rumah mereka dan mulai saling memberi dan menerima hadiah-hadiah.
Natal di Greenland
Di desa-desa di kutub, tempat tinggal orang-orang Eskimo,  setiap keluarga sangat senang untuk saling mengunjungi dan mengadakan pesta pada hari Natal. Mereka minum kopi dan makan kue-kue serta saling bertukar parcel yang telah dibungkus dengan kertas berwarna terang. Hadiah-hadiah tradisionalnya seperti godam, sepasang taring beruang laut yang telah dihaluskan, atau sarung tangan dari kulit anjing laut. Setiap orang di desa mendapatkan sebuah hadiah dan anak-anak  pergi dari pondok ke pondok menyanyikan lagu-lagu.
Pohon-pohon Natal harus diimpor karena tidak ada pohon-pohon yang tumbuh sampai sejauh utara Greenland. Mereka menghiasnya dengan lilin dan ornamen-ornamen yang bercahaya. Tarian-tarian dilakukan sepanjang malam. Setelah menikmati kopi, kue-kue dan menyanyikan lagu-lagu gembira, orang-orang Greenland kemudian menyediakan makanan yang sangat lezat yang disebut ‘mattak’, yaitu kulit ikan paus dengan potongan lemak didalamnya.
Selain itu disajikan juga makanan yang disebut ‘kiviak’, terbuat dari kulit telanjang dari daging salah satu jenis burung arctic kecil yang kemudian dipanggang seluruhnya dalam kulit anjing laut selama beberapa bulan, sampai mereka mendapatkan tingkat pembusukan tertinggi. Meskipun terdengar mengerikan, ini makanan yang sangat lezat di Greenland. Tradisi lain orang-orang Greenland di malam Natal, di mana para pria memperhatikan para wanita, melayani mereka dengan menghidangkan kopi dan menyeduhnya untuk mereka. Biasanya mereka juga mengadakan permainan.

Natal di Yunani
Di negeri yang terkenal dengan mitologi serta dewa-dewinya ini, malam Natal biasanya merupakan saat di mana anak-anak, terutama anak laki-laki, untuk pergi ke jalan-jalan sambil menyanyikan lagu-lagu natal yang gembira. Mereka memainkan drum dan kerincing, mengikuti irama sebagaimana lagu yang  mereka nyanyikan.
Kadang-kadang mereka juga membawa kapal-kapalan yang dihias dengan biji-bijian yang dicat dengan warna emas. Membawa sebuah kapal adalah kebiasaan kuno di kepulauan Yunani. Biasanya jika anak-anak ini menyanyi dengan baik, mereka akan diberi uang atau kacang, kembang gula dan daun ara kering untuk di makan, oleh masyarakat setempat.

Natal di Belanda
Bagi sebagian besar anak-anak di Belanda, hari yang paling penting dalam perayaan Natal adalah 6 Desember, di mana Sinter Klaas – sebutan untuk Santa Claus (Amerika Serikat) ataupun Santo Nicholas (Inggris, Ceko, dll) di Belanda – akan tiba dan memberikan banyak hadiah untuk mereka. Pada pagi hari Sinter Klaas melakukan perjalanan ke Amsterdam dengan sebuah kapal, memakai jubahnya yang berwarna merah, bersama dengan pembantunya yang bernama Peter Si Hitam. Ketika Sinter Klaas dan Peter Si Hitam tiba turun dari kapal, semua lonceng gereja setempat dibunyikan, untuk menandai dimulainya prosesi  perayaan Natal. Sinter Klaas kemudian memimpin sebuah prosesi sepanjang Amsterdam, mengendarai seekor kuda putih, untuk bertemu dengan Ratu Amsterdam di istana.
Pada malam menjelang hari kedatangan Sinter Klaas (5 Desember), anak-anak meninggalkan bakiak atau sepatu di luar rumah, supaya Sinter Klaas mengisinya dengan hadiah-hadiah. Mereka juga percaya jika mereka meninggalkan sejumlah rumput kering dan wortel di sepatu mereka untuk kuda Sinter Klaas, mereka juga akan mendapatkan sejumlah kembang gula yang ditinggalkan Sinter Klaas. Anak-anak biasanya menyerahkan kepada Peter Si Hitam, sebuah catatan yang mereka simpan dalam sebuah buku, tentang segala sesuatu yang telah mereka lakukan selama satu tahun. Anak-anak yang selalu berbuat baik akan mendapatkan hadiah dari Sinter Klaas, tetapi anak-anak yang nakal akan mendapat pukulan dari Peter Si Hitam dengan sebuah tongkat. Setiap kota kecil di Belanda memiliki beberapa pembantu Sinter Klaas, berpakaian sama dengan Sinter Klaas yang membantu membagikan hadiah-hadiah.
Pesta-pesta Sinter Klaas seringkali diselenggarakan pada malam harinya, dimana permainan mencari harta karun dimainkan dengan puisi-puisi yang memberikan petunjuk berupa teka-teki. Anak-anak mengikuti petunjuk untuk menemukan hadiah-hadiah kecil yang ditinggalkan oleh Sinter Klaas. Hari Natal sendiri lebih merupakan hari tenang di Belanda, yang diisi dengan kebaktian di gereja dan makan malam keluarga. Terkadang ada juga hari Natal spesial untuk Sekolah Minggu pada malam harinya di gereja, di mana kisah Natal dan kisah-kisah tradisional lainnya diceritakan.  q(ika/ berbagai sumber)                     (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Desember 2006)

NATAL: BUKAN SEKEDAR TRADISI


Natal memang nggak bakal bisa lepas dari yang namanya tradisi. Mulai dari pasang pohon Natal, Sinterklas, kado-kado Natal, lampu-lampu dan hiasan Natal, kartu-kartu Natal, makan malam spesial, pesta-pesta Natal di hotel-hotel atau di mal-mal terkenal, and so on. Sejumlah negara bahkan memiliki tradisi Natal yang unik, dan nggak tertutup kemungkinan beberapa suku di Indonesia pun demikian. Lama kelamaan, tanpa disadari, seringkali kita jadi ngerayain Natal bukan karena kepengin mengingat makna Natal sebagai kelahiran Yesus yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Sebaliknya kita justru lebih sering ngerayain Natal hanya karena itu memang tradisinya orang Kristen, atau bahkan karena kita lebih kangen sama pesta perayaannya saja.

Mengapa Natal?
Ngomongin soal makna Natal, sebenarnya ini adalah bagaimana kita melihat begitu besar kasih Allah yang mau datang ke dalam dunia ini untuk kita, umat manusia (Yohanes 3:16). Dalam keadaan-Nya yang hina, Dia tanggalkan segala kebesaranNya. Dia datang sebagai sosok bayi kecil, dan juga lahir di satu kandang. Ini menunjukkan bagaimana Dia sudah menyatakan kasih-Nya untuk menjangkau semua orang dari berbagai kalangan, bahkan sampai tingkatan yang rendah sekalipun. Inilah inti Natal yang sesungguhnya, bahwa Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang luar biasa bagi kita, manusia yang sesungguhnya nggak layak untuk mendapatkan kasihNya yang begitu mulia.
Kalau pun memang ada tradisi-tradisi khusus yang unik ataupun dengan pesta-pesta serta perayaan yang meriah, itu juga baik dan nggak ada salahnya juga, kok. Tetapi akan lebih baik kalau kita bisa merayakan Natal dengan berbagi dengan sesama. Karena tujuan Allah adalah untuk keselamatan manusia, akan lebih baik bagi kita buat manfaatin moment Natal untuk hal-hal yang lebih berguna, seperti kegiatan sosial, supaya kita nggak terlalu mengumbar tradisi. Yang terpenting dalam merayakan Natal sesungguhnya adalah bagaimana persiapan hati kita menyambut kedatanganNya.

Memanfaatkan Natal
Ngerayain Natal itu sebenarnya bisa dengan banyak cara. Tapi terutama sekali yang perlu kita lakukan adalah mempersiapkan hati kita. Karena memang di situlah moment di mana kita bisa merasakan Allah hadir melalui Yesus Kristus di dalam kehidupan kita. So, persiapan Natal itu nggak cuma sibuk dengan hadiah-hadiah, baju baru, sepatu baru, nyiapin acara-acara Natal, dan sebagainya. Semuanya itu juga nggak salah. Tetapi ada yang lebih penting dari itu adalah bagaimana kita mempersiapkan hati kita buat Kristus, seperti halnya orang-orang Majus yang juga mempersiapkan diri sedemikian rupa untuk menyambut kelahiranNya (Matius 2:1-11).
Well guys... it’s okay ngerayain Natal ngikutin tradisi-tradisi yang maybe sudah berjalan di keluarga atau lingkungan kamu. Tapi yang kudu diingat, jangan sampai terlena dengan tradisi-tradisi yang ada, apalagi sampai melupakan makna Natal yang sesungguhnya. Lebih dari semuanyaitu, yang terutama buat kita adalah bagaimana kita mempersiapkan hati kita untuk menyambut kelahiran Kristus, dan bagaimana kita bisa merasakan kehadiran Allah dalam hidup kita, serta berkomitmen untuk bisa lebih lagi menyatakan kasih Allah kepada sesama kita.q(ika)                      (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Desember 2006)