Selasa, 30 November 2004

BUNUH DIRI: JALUR CEPAT MASUK NERAKA


Ade Irma (19), mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta, tewas Rabu (16/4 2004) pukul 01.00 setelah menyemprotkan racun serangga ke mulutnya. Polisi menduga, Ade nekat bunuh diri karena hubungan asmaranya dengan kekasihnya tidak disetujui orangtuanya. (Kompas, 17 April 2003)

Hiyy… miris banget kan ngeliat berita di atas? Yang namanya fenomena bunuh diri ternyata kini nggak cuma didominasi sama orang-orang yang nggak punya (ekonomi lemah) ataupun orang-orang yang sudah dewasa. Kenyataannya sekarang, banyak anak-anak muda, bahkan juga anak-anak kecil yang ikut-ikutan mematikan nyawa sendiri. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kasus bunuh diri saat ini menduduki peringkat 12 sebagai penyebab kematian. Setiap tahun di seluruh dunia tak kurang dari 948.000 orang tewas karena bunuh diri. Para pakar juga memprediksi kalo kasus bunuh diri ini akan terus melonjak selama 20 tahun mendatang. Gimana dengan di Indonesia? Ternyata nggak kalah ngeri juga lho. Jumlah kasus bunuh diri di Indonesia selama semester pertama tahun 2004 sudah mencapai 92. Hampir menyamai jumlah seluruh korban tahun 2003 yang tercatat 112 kasus! (Kompas, 17 Juli 2004).
           Masih ingat kan, 4 Juni 2004 lalu, Aman Muhamad Soleh (14), siswa kelas VI SDN Cikarang Uta-ra, Bekasi, yang hampir mati gantung diri dan minum racun tikus, gara-gara malu nggak bisa bayar ujia akhir serta menebus ijazah sebesar Rp. 150.000,-? Pendek kata, bunuh diri bisa terjadi pada siapa saja, nggak perduli apa latar belakangnya. Bahkan orang yang berasal dari keluarga baik-baik, terlihat bahagia en nggak kekurangan suatu apapun, tiba-tiba aja nenggak baygon rasa strawberry. What so pity guys…
       Ironisnya lagi, ternyata ada juga anak-anak Tuhan yang sungguh-sungguh, aktif di pelayanan, rajin persekutuan, rajin ke gereja, dan always terlihat fine-fine aja, tiba-tiba ditemukan tewas gantung diri usai mengajar sekolah minggu, gara-gara cintanya bertepuk sebelah tangan. Nah, makin jelas kan kalo bunuh diri tuh nggak cuma dilakuin sama orang-orang yang nggak kenal Tuhan. Orang yang kenal Tuhan dan yang (kelihatannya) sungguh-sungguh pun bisa memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya.

No hope, no way out
        Kenapa sih orang-orang ini kok ‘tergerak’ melakukan bunuh diri? Persoalan keluarga yang broken home, ekonomi keluarga yang minim banget, cintanya ditolak, kehilangan pekerjaan, nggak lulus ujian, selalu diejek teman, jadi korban perkosaan/ pelecehan seksual, merasa sendirian, kena pengaruh narkoba, dan seribu satu alasan lainnya. Mungkin buat kamu-kamu yang ngerasain masalah-masalah tersebut just a simple thing, but it doesn’t like that for them. Buat mereka, this is a big… big problem. Hal-hal semacam inilah justru bikin mereka putus asa, ngerasa nggak berharga lagi, nggak ada artinya, ngerasa nggak ada yang mau care sama mereka, ngerasa semua jalan sudah tertutup and there’s no way out.
        Ketika nemuin jalan buntu, mereka mengira bahwa nggak ada seorang pun yang sanggup menolong mereka. Bahkan meski sudah berdoa puasa sampai jungkir balik memohon pada Bapa di surga, tetapi tetap saja jawabannya nggak nongol-nongol juga. Datang ke counselor or kakak rohani ataupun pendeta, tetap saja hasilnya juga nol besar. Lama kelamaan jadi bosan, bingung, dan jenuh. Walhasil, di mata mereka solusinya cuma satu, mengakhiri hidup supaya masalahnya berakhir pula, dan mereka segera terbebas dari stress dan depresi akibat masalah-masalah yang dihadapi. Tapi, apa benar suicide itu jadi satu-satunya way out?

It’s not a solution
        Memang sih, keputusan bunuh diri kelihatannya simpel, dan sepertinya itulah the one and only way to solve your problems. Tapi sesungguhnya, it’s totally wrong, man! Bagaimanapun juga, bunuh diri bukanlah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah. Sebaliknya, bukannya menyelesaikan masalah, tapi justru malah nambah-nambahin masalah. Kok bisa?
      Coba deh pikir baik-baik. Kalo kamu mengambil keputusan untuk kill yourself, dan kebetulan rencana bunuh dirinya sukses besar, sepintas memang kayaknya masalahmu selesai. Tapi, kepikir nggak sih kalo orang-orang di sekelilingmu, seperti keluargamu, teman-temanmu, orang-orang yang kamu sayang, bakalan susah dengan biaya rumah sakit, pemakaman, urusan polisi, dan tetek bengek lainnya yang bikin mereka musti berepot ria. Belum lagi perasaan sedih, ngerasa bersalah, merasa kehilangan, etc, just because keputusan konyolmu untuk mengakhiri hidup, sementara mungkin selama ini secara nggak kamu sadari, kamu adalah harapan dan penghiburan buat mereka. Nah, jadi tambah susah kan mereka kalo kamu bunuh diri? Itu baru masalah yang pertama.
Masalah yang kedua, sudah pasti urusannya between you and our Father in heaven. Sudah nggak bisa dipungkiri lagi kalo kita musti mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita semasa hidup di hadapan Tuhan (Matius 12:35-37). Begitu juga kamu musti mempertanggungjawabkan keputusan bunuh diri yang kamu buat itu di hadapan Tuhan. Apalagi Tuhan jelas-jelas menentang yang namanya pembunuhan. Firman Tuhan, “Jangan membunuh.” (Keluaran 20:13). Ini nggak cuma berarti menghilangkan nyawa orang lain alias sesama kita, tapi juga include nggak boleh menghilangkan nyawa sendiri alias bunuh diri. Kamu terhitung sebagai pembunuh, meski itu pembunuh nyawa sendiri. Dan tahukah kamu apa akibatnya kalau melanggar hukum Allah yang satu ini? “...mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."(Wahyu 21:8). Yup... right! Hukumannya adalah neraka. Mengerikan bukan?

Trik-nya Iblis?
         That’s absolutely right. Bunuh diri memang tricky wicky-nya Mang Iib untuk menghentikan rencana Allah dalam kehidupan kita. Yah... itulah tujuan Iblis yang ingin  membelokkan kita dari jalan-Nya Tuhan (baca: Kisah Rasul 13:10, Yohanes 8:44). Iblis cuma mau satu hal, yaitu supaya kita menyerah pada situasi, menyerah dengan segala permasalahan hidup kita, hingga akhirnya mengambil keputusan untuk ‘menyelesaikan hidup’, dan memilih jalan pintas masuk neraka yaitu suicide.
             Boys and gals, jangan pernah sekali-kali untuk coba-coba ambil keputusan yang bodoh dan risky ini. Remember, kalo kamu nekat take this way, bunuh diri, itu sama artinya kamu sedang menggenapkan rencana Iblis. Padahal kita semua dipanggil menggenapkan rencana Allah(Roma 8:28-30, Roma 9:11). Kalo kamu udah ngaku sebagai anak Allah yang telah ditebus, diselamatkan, dan menerima panggilan-Nya, nggak semestinya kamu lebih memihak pada Mang Iib untuk menggenapi rencananya. Seharusnya, kamu menyayangkan nyawamu sendiri, supaya kamu bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan (Roma 12:1), supaya rencana Allah tergenapi.

There’s always a way...
Ini yang harus selalu terpatri di dalam hati dan pikiran kamu. Selalu ada jalan keluar untuk semua masalah yang kita hadapi, selama kita mau terus bersandar kepada Allah. Nggak ada istilah no way out di dalam Tuhan. Selama kita semua berada di dalam Tuhan, pasti ada jalan keluar. Jangan sekali-kali menghindari Tuhan, apalagi sampai bosan datang pada Tuhan, dan mulai memilih melakukan hal-hal bodoh, just like suicide, cuma untuk melenyapkan segala persoalan hidup yang kamu punya. Masih ingat sama mas Daniel kan? Apa yang dilakukan setiap kali dia punya masalah? That’s right. Daniel selalu datang kepada Tuhan (lihat: Daniel 6:11-12, 9:3, 9:20). Nah, kebiasaan inilah yang kudu ditiru.
Masalahnya, seringkali setiap kali ada masalah, kamu bukannya datang pada Tuhan supaya dapat way out untuk ngadepin masalahmu, tapi kamu justru malah cenderung lari dari masalah. Seringkali kamu berusaha menghilangkan masalah dengan caramu sendiri, yang kamu anggap sukses untuk ngilangin masalah, just like ngerokok, narkoba, minum-minuman keras, and so on, sampai akhirnya kalo sudah nggak kuat terus milih jalan pintas yaitu bunuh diri.
Guys, ingat, Allah nggak suka kita lari dari masalah. Ia mau kita mampu menghadapi setiap masalah yang datang, supaya kita jadi tough. Lagi pula, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”(1 Korintus 10:13).
Tuh...kan... apapun masalah yang kamu hadapi, tangan Tuhan tak kurang panjang untuk menyelamatkan kita dari segala macam persoalan (Yesaya 59:1). Ia juga nggak pernah terlalu cepat, tapi juga nggak pernah terlambat untuk menolong kita. Yang Allah mau dari kita cuma satu, terus mencari Dia, cari tahu kehendak-Nya, dan nantikan pertolongan-Nya dengan tekun dan sabar, karena Ia akan memberi pertolongan tepat pada waktu-Nya, dan membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya.q(ica)     (telah diterbitkan di Majalah & Renungan Harian Pemuda Remaja RAJAWALI, Edisi November 2004)