Minggu, 31 Oktober 2004

NGGAK TERGANTUNG

Bacaan : 1 Korintus 15:33-34
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”
(1 Korintus 15:33)

Elvi girang banget akhirnya bisa diterima di gank-nya Vero. Hmm, sudah lama banget ia mengidam-idamkan masuk kelompok Vero yang ngetop di sekolah, akhirnya kesampaian juga. Tapi, sejak Elvi bersahabat dengan Vero, Elvi berubah jadi cewek yang doyan ke diskotek, pulang pagi dalam keadaan mabuk, en sekolahnya terbengkalai. Padahal sebelumnya Elvi dikenal sebagai anak yang taat dan berprestasi, juga aktif di pelayanan. Ketika ortunya menegur, Elvi malah membela Vero dan memutuskan meninggalkan rumah hanya demi mempertahankan pertemanannya dengan Vero. Elvi takut kehilangan teman-temannya.
Sobat muda, banyak di antara kita yang seringkali bersikap seperti Elvi. Hanya karena ingin diterima di suatu kelompok, kita bisa berbuat apa saja tanpa pikir panjang lagi, tak perduli bahwa apa yang kita lakukan itu nantinya akan berakibat buruk pada diri kita sendiri. Sebagai manusia, wajar dong kalau kita punya keinginan untuk berteman, dan memang sudah seharusnya kita bersosialisasi. Tetapi ketika kita sudah menjalin pertemanan, bukan berarti kita kemudian jadi tergantung dengan teman kita. Nggak berarti juga hidup kita ditentukan oleh teman-teman kita. It’s not like that man! 
Sebaliknya, Allah justru menginginkan kita bisa menjadi garam dan terang di antara teman-teman kita (baca: Matius 5:13-16). Bukannya kita, yang sudah kenal sama Kristus dan hidup di dalam Dia, yang akhirnya malah dipengaruhi oleh mereka. Remember! Allah mau hidup kita bisa jadi berkat buat orang lain. It’s okay for us berteman dengan siapapun. Persoalannya adalah bagaimana kita bisa lebih bijaksana dalam berteman. Kita kudu waspada, supaya jangan sampai kena getahnya, jadi ikut-ikutan buruk seperti teman-teman kita, tetapi bagaimana kita bisa mempertahankan prinsip kebenaran di dalam Kristus, supaya kita bisa menggarami teman-teman kita lewat sikap, tingkah laku serta tutur kata kita.(esi)


(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)


Sabtu, 30 Oktober 2004

THE REASON IS YOU

Bacaan : Titus 2:11-15
“Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita;...”(1 Yohanes 3:16a)

      Andrew kecil marah besar pada ayahnya, begitu tahu sang ayah melarangnya dengan keras, untuk bermain layang-layang di pinggir rel kereta bersama teman-temannya. Andrew kesal, seolah-olah ayahnya tak mau tahu kesenangannya bermain bersama teman-temannya. Sampai suatu hari, tak bisa menahan tantangan teman-temannya untuk mengadu layang-layang, Andrew nekad melanggar larangan ayahnya. Lagi asyik-asyiknya main adu layang-layang, tiba-tiba saja melintas sebuah kereta listrik berkecepatan tinggi. Andrew yang berdiri di tengah rel kereta, tak sempat lagi menghindar. Ia hanya mampu memejamkan mata, ketika tiba-tiba saja ia merasakan ada yang meraih tubuhnya dengan cepat. Saat Andrew membuka matanya, kereta itu sudah berlalu. Yang tersisa hanyalah sesosok tubuh bersimbah darah, terbujur kaku di tepi rel kereta. Dialah ayahnya, yang telah menyelamatkan nyawa Andrew, dan Andrew hanya bisa menangis menyesali semuanya.
       Sobat muda, nggak sekali dua kali kan kamu-kamu bersikap sama seperti Andrew? Kita suka marah, ngambek, en protes berat, ketika Allah nggak ngizinin kamu ngelakuin sesuatu yang kamu suka dan kamu inginkan. Nggak jarang juga kan kamu suka sebel sama Allah, dan maybe nganggep Dia kuno en nggak bisa ngertiin kamu. Sometimes kamu juga nganggep kalo actually Tuhan sama sekali nggak perduli sama kamu, just because Dia nggak ngabulin apa yang jadi keinginanmu.
     Guys, mungkin selama ini kamu sering mengira, kalau Allah berbuat seperti itu tanpa alasan yang jelas. Sama seperti Andrew yang mengira ayahnya nggak punya alasan untuk melarang dia. Padahal, sebenarnya ayah Andrew punya alasan yang jelas. Yah... alasannya adalah Andrew. Karena dia mengasihi Andrew, sang ayah tak ingin Andrew mendapat celaka. Demikian pula dengan Allah. Allah punya alasan yang cukup jelas, yaitu kita semua. Karena Ia begitu mengasihi kita, sehingga Ia rela melakukan apapun juga, bahkan sampai menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus segala dosa kita (Yohanes 3:16).
   So, kalo sampai Allah melarang kamu ngelakuin hal-hal yang nantinya malah bakal menjeremuskan kita, jangan keburu marah-marah dulu sama Dia.. Remember, Dia melakukan semuanya itu, just because of you. Take it easy, guys. Ambil waktu untuk berdiam diri, berdoa, then cari tahu kehendak Allah, supaya kamu nggak salah sangka, dan selalu hidup di dalam Dia, seturut kehendak-Nya.(esi)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)