Sabtu, 30 November 2002

IKUT YESUS = KUNO ?

Bacaan : Lukas 19:1-10
“Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. "
(Yohanes 1:37)

Suatu minggu pagi, saat berada dalam bus kota menuju ke gereja, sepasang remaja yang bersiap untuk olah raga pagi di sebuah stadion,  tampak berbincang-bincang asyik. Melihat saya dengan dandanan rapi plus Alkitab di tangan, si cowok lantas berkata pada ceweknya, “Yach…lupa deh…Ini khan hari Minggu…mestinya khan pergi ke gereja….” “Ala….kuno deh kamu….udah nggak jamannya sekarang pergi ke gereja,” jawab si cewek santai, sementara si cowok pun terdiam meski hatinya masih bimbang.
Sobat muda, nggak sedikit diantara kita di tengah-tengah pergaulan mengalami banyak tekanan-tekanan yang mungkin selama ini tidak kita sadari. Mungkin banyak temen-temen kita yang suka bilang,    “ Ah…sok suci loe…ngapain juga pergi ke gereja.” Bahkan banyak juga yang suka ngejekin kita, “Ngapain ikut Tuhan Yesus? Ketinggalan jaman ah….” Hati-hati lho….kalo sudah ada temen-temen kita yang udah mulai ngomong begitu ke kita. Jangan sampai kita ngikut omongan temen kita itu, gara-gara gengsi, takut dibilang kuno en nggak gaul. Siapa bilang ikut Tuhan Yesus itu ketinggalan jaman? Jangan salah! Justru temen-temen kita yang seperti itulah yang nggak gaul. Lho kok bisa? Iya….gimana mereka nggak kuno. Berita tentang Yesus yang datang untuk menyelamatkan dan menebus dosa manusia sudah ada sejak dua ribu tahun yang lalu. Kalau sampai saat ini banyak diantara kita yang belum denger en belum terima keselamatan dari Dia, nah….itu baru namanya ketinggalan jaman. Tapi, kalo kita udah terima Yesus en udah jadi milikNya, itu baru namanya nggak ketinggalan jaman. Soalnya kita khan udah terima Yesus en udah jadi manusia baru plus punya hidup baru di dalam Dia. Kalo Om Zakheus aja nggak mau ketinggalan, bahkan ngejar-ngejar Yesus supaya ia dan seluruh keluarganya bisa diselamatkan, gimana dengan kita? Apa kita mau ketinggalan ngikut Yesus, hingga tiba saatnya nanti Yesus datang kedua kalinya, Ia nggak kenal dengan kita, dan kita pun ketinggalan untuk masuk dalam Kerajaan Allah yang didambakan oleh semua orang? So, jangan kuatir dibilang kuno. Tetep taat dan setia ikut Tuhan Yesus, karena Ia sudah menjanjikan kehidupan kekal yang Ia sediakan buat setiap orang yang percaya dan setia kepadaNya.(esi)



(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

Rabu, 30 Oktober 2002

Clubbing, Gaya Hidup Anak Muda Masa Kini?



         “Gue suka punya cewek hobbynya clubbing. Soalnya anaknya pasti funky en gaul. Apalagi dengan profesi gue sebagai DJ, gue pengennya punya cewek yang bisa ngerti profesi gue. Kayak cewek gue sekarang ini, gue dapetnya gara-gara dia hobby clubbing. Khan enak waktu gue kerja ditemenin cewek gue juga. Tapi biar begitu, clubbing nggak identik dengan hura-hura, drugs en alkohol aja lho. Yang penting khan fun en gaulnya,”tutur Winky Wiryawan, DJ sekaligus bintang utama dalam film Jaelangkung yang menghebohkan itu.
Di kota-kota besar, terlebih di kota metropolitan, istilah clubbing udah nggak asing lagi di telinga kita. Apalagi buat mereka-mereka yang hobby banget nongkrongin night club, cafĂ©, pub, dan  tempat-tempat sejenisnya. Mau tidak mau, suka tidak suka, clubbing pasti akan identik dengan yang namanya suasana gelap en remang-remang, rokok, alkohol alias minuman keras, drugs plus pernak-perniknya. Gimana enggak? Jelas aja kehidupan malam yang hingar-bingar dan mungkin membuat kita jadi fun, gaul, banyak teman, tetapi sesungguhnya rawan dengan hal-hal yang dapat membuat kita terjerumus dan jatuh ke dalam dosa. Yang jelas biasanya mereka-mereka yang menamakan dirinya clubbers alias penggemar clubbing ini, seringkali dianggap tukang mabok, tukang ngedrugs, dan buntut-buntutnya yang paling mengerikan adalah dianggap tukang melacur karena mereka nggak jauh-jauh dari apa yang namanya kehidupan free sex.
Sobat muda, kadang kita sendiri suka enggak sadar, manakala kita bergaul dengan teman- teman kita, kita baca majalah-majalah en  menikmati tayangan-tayangan acara teve yang menyuguhkan clubbing sebagai gaya hidup anak gaul saat ini, mau nggak mau udah mempengaruhi pikiran kita untuk setidaknya kepengen nyobain, pengen ngerasain kayak apa sich clubbing yang jadi gaya hidup dan lagi trend sekarang.
Sebagai anak-anak Tuhan, kalo kita enggak mau mulai waspada, bisa-bisa kita terbawa arus. Mungkin awalnya cuma karena kepengen dan mau nyobain aja. Tapi kalo kita lengah, lama-lama kita jadi terus menerus kepengen dan akhirnya malah ketagihan. Ini yang tidak disukai Allah dan Ia pun juga tidak ingin itu terjadi dalam diri kita.
Firman Allah mengatakan dalam I Petrus 1:14-16, bahwa Allah ingin kita menjadi anak-anak-Nya yang taat dan hidup dalam kekudusan serta tidak menuruti hawa nafsu, sebab Allah kita adalah Allah yang Kudus. Ia tidak ingin pula hidup kita dicemari dengan rupa-rupa kecemaran, yang nantinya dapat  membuat pengorbanan Allah di kayu salib menjadi mubazir karena kita sudah menya-nyiakan penebusan-Nya.
Trus, kalo gak ikut-ikutan berclubbing ria, kita jadi nggak gaul dong? Oh … salah besar kalo kita menganggap nggak ngikut clubbing nggak jadi anak gaul. Justru kalo ngikut clubbing malah nggak jadi anak gaul. Kok bisa? Kalo kita lagi ngumpul sama temen-temen persekutuan yang heboh ngrumpiin Firman Tuhan, trus kita sendiri bego sendiri nggak ngerti apa-apa karena keseringan clubbing ketimbang bergaul sama Firman Allah. Kita akhirnya jadi nggak gaul en ketinggalan juga.
So, ketimbang buang-buang waktu en buang-buang duit untuk sesuatu yang akhirnya ilang nggak berbekas, nggak bermanfaat plus nggak ketahuan juntrungannya, kenapa nggak kita membuang jauh-jauh keinginan kita untuk ikut-ikutan berclubbing. Seperti yang diungkapkan pemazmur Daud dalam Mazmur 84:11, “Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.” Bahwa Raja Daud menyadari adalah lebih baik untuk dekat dengan Allah ketimbang bergabung dengan orang-orang yang dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa. Jadi, nggak salah kalo ngikutin anjurannya Om Daud ini. Lebih baik kita menghabiskan waktu bersama Allah kita, daripada menghabiskan waktu berclubbing ria yang enggak jelas arah tujuannya dan membuang-buang waktu dengan percuma. OK?(esi)


(Telah dimuat di Majalah Rajawali)

Senin, 30 September 2002

GENGSI DONG

Bacaan : Pengkhotbah 3:1-15
“Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.”
(Amsal 11:3)


Si Tono marah-marah. Hari ini ulangan matematikanya hanya berbuah angka 6. Padahal ia sudah belajar mati-matian. Sementara si Dion berhasil meraih nilai 10, tanpa harus bersusah payah belajar dan hanya bermodal nyontek aja. Akhirnya Tono memutuskan untuk menyontek saja di ulangan berikutnya. Tetapi sewaktu ia berniat menyontek, saat itulah Tono melihat Pak Guru menyuruh Dion meninggalkan kelas karena ketahuan menyontek.
Kawan, kadang-kadang kita merasa bahwa Allah itu tidak adil. Kita sudah belajar mati-matian tetapi hasilnya kurang memuaskan, sementara kita melihat teman kita yang lain bisa berhasil dengan mudah karena kecurangan yang dilakukannya. Kita harus ingat, bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan kecurangan, tak akan pernah menghasilkan sesuatu yang baik. Ingat ketika Yakub berlaku curang terhadap Esau saat ia mengingini hak kesulungan Esau. Pada akhirnya Yakub harus menuai hasil kecurangan yang ia lakukan itu, ia harus melarikan diri dari keluarga, sanak serta saudara-saudaranya, dan ia harus berdiam di negeri yang asing. Demikian pula dengan kita. Kalo kita mulai melakukan praktek curangisme dalam segala hal di hidup kita, entah itu saat kita ulangan, saat kita diberi kepercayaan menjadi bendahara kelas, ataupun dalam berbagai hal yang lainnya, siap-siap aja kalo tak lama kemudian kita didepak dan menerima buah hasil kecurangan kita itu.

Allah menginginkan agar kita hidup dalam kejujuran dan ketulusan, karena di mata Allah, setiap pengkhianatan dan kecurangan tidak berkenan bagi-Nya, dan hal itu tentu saja dapat merusak kepercayaan yang Allah berikan kepada kita. Bukan tidak mungkin karena kecurangan yang kita lakukan, kemudian Allah mencabut berkat dan talenta yang Dia berikan buat kita. Mulai hari ini, ayo kita belajar untuk nggak berbuat curang dalam segala hal, supaya kita nggak kehilangan berkat dan talenta dari Tuhan. Nggak perlu iri dengan orang lain yang bisa sukses karena kecurangan yang dilakukannya. Tetaplah hidup jujur seturut dengan Firman Allah, karena Ia telah menjanjikan berkat tersendiri bagi orang-orang yang setia dan menjaga tingkah laku yang jujur dihadapan Allah.(ika)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

Kamis, 12 September 2002

KOK BEGINI?









Bacaan : II Tesalonika 3:1-15
“… jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia maka..”
(II Tesalonika 3:10)


“Von, jangan lupa belajar. Besok khan ulangan umum. Nanti nggak naik lho…” tegur mamanya, melihat Vonny yang masih asyik main play station. Tapi rupanya Vonny mengabaikan pesan mamanya. Ia terus aja berkutat dengan play station-nya sampai pagi. Waktu pembagian rapor kenaikan kelas, Vonny ternyata enggak naik kelas. Vonny pun protes pada ibunya, “Kok gini sih, Ma? Padahal Vonny khan rajin masuk dan nggak pernah bolos dan juga rajin berdoa.” Mamanya hanya menjawab, “Iya memang Vonny selalu masuk sekolah dan rajin berdoa, tetapi Vonny malas belajar dan tidak pernah mengerjakan PR.”
Sobat muda, nggak jarang kita bersikap kayak si Vonny ini. Maunya naik kelas, maunya dapet ranking di kelas, maunya jadi yang terbaik, maunya dapet yang terbaik, tapi nyatanya kita males berusaha. Kita rajin berdoa tapi nggak mau berusaha, sama juga bohong. Akhirnya ketika kita mendapat hasil yang nggak memuaskan, kita jadi bingung, kesel, kecewa, semuanya campur aduk. Lalu kita protes ke Tuhan, “Tuhan, aku khan udah berdoa minta dikasih nilai bagus, kenapa sekarang nilaiku jelek?” Ya jelas aja Tuhan cuma senyum-senyum dengerinm protes kita. 
Yang Dia inginkan kita nggak cuman berdoa mengandalkan Tuhan aja, tetapi Ia mau supaya kita juga berusaha keras semaksimal mungkin, baru Ia akan memberikan hasil yang memuaskan bagi kita. Kalau kita nggak pernah mau berusaha dan tetap jadi pemalas, bagaimana mungkin kita akan mendapat hasil yang terbaik? Nggak mungkin khan kita seenaknya saja nyuruh-nyuruh Tuhan supaya Ia mau mengabulkan keinginan dan doa kita, sementara kita sendiri duduk-duduk santai? So, jangan pernah nyesel dan protes kalo akhirnya Tuhan nggak ngabulin doa kita, gara-gara kita sendiri nggak mau berusaha. 
Hari ini kalo ada diantara kawan muda yang udah mulai bersikap kayak Vonny, cepat-cepat bertobat dan minta ampun pada Yesus. Ingat, Bapa kita di sorga bukanlah robot yang bisa disuruh-suruh semau kita. Tetapi jika kita mau tunduk, setia dan taat kepada-Nya, maka Ia pun akan mengabulkan segala doa kita.(esi)


(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

JANGAN LENGAH



Bacaan : Lukas 21:8
“Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”
(Amsal 16:25)


Waktu Bobby naik gunung, ia sempat tersesat ketika dalam perjalanan pulang. Ditengah-tengah kebingungannya itu, tiba-tiba ia melihat jalan setapak yang lurus, dan nampaknya itu adalah jalan yang benar untuk pulang. Ketika Bobby tiba diujung jalan, ternyata yang ditemuinya bukanlah jalan pulang, melainkan jurang yang sangat dalam. Untung saja Bobby cepat-cepat sadar dan berbalik arah untuk mencari jalan pulang yang benar.
Kadang-kadang ketika kita mengambil suatu keputusan, entah itu dalam study, pacaran, pekerjaan, pelayanan, juga dalam banyak hal lainnya, kita merasa jalan yang kita ambil adalah jalan yang benar dan jalan yang terbaik. Ketika kita melihat bahwa semuanya seolah akan berjalan mulus-mulus saja tanpa suatu halangan apapun, tetapi ternyata di tengah-tengah perjalanan keputusan yang kita ambil adalah sebuah keputusan yang salah karena bermuara pada kehancuran. Jauh sebelumnya, di masa Tuhan Yesus masih tinggal bersama-sama dengan murid-murid-Nya, Ia sudah mengingatkan agar kita jangan sampai lengah. Kita harus tetap waspada terhadap akal bulus Mang Iib, karena setiap saat ia bisa saja menyamar dalam bentuk apapun, bahkan berpura-pura ngasih jalan yang benar kepada kita dan nggak jarang juga ia nyamar jadi wakil Allah, tapi kenyataannya dia justru menjerumuskan kita ke dalam jurang dosa. Itu sebabnya Tuhan Yesus selalu mengingatkan kita untuk tetap hidup di dalam Tuhan dan selalu hidup dalam segala kewaspadaan, agar kita enggak terjatuh ke dalam perangkap dosa yang disiapkan oleh Mang Iib.
Sebab itu sobat muda, kunci utama agar kita dapat tetap hidup dalam kewaspadaan adalah bahwa setiap hal dan setiap keputusan yang akan kita ambil, konsultasikanlah semuanya itu dengan Allah. Tanyakan pada Allah, benarkah semuanya itu adalah kehendak-Nya, supaya kita jangan sampai salah langkah dalam mengambil keputusan. Jangan sampai pula kehendak kita ataupun kehendak Mang Iib yang terjadi dan mendominasi setiap keputusan dan langkah hidup yang kita ambil, tetapi biarlah kehendak Allah saja yang boleh berkuasa dan terjadi dalam hidup kita.(esi)


(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

SMACKDOOWWNNN!!!



Bacaan : Efesus 6:10-20
“…supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan…” (Roma 16:17)


Demen nonton acara-acara tanding gulat Smackdown dan acara-acara serupa lainnya yang berjudul WCW, WWF, UFC, PFC, ternyata mempengaruhi  tingkah laku Jack. Begitu setianya menonton acara smackdown ini, sampai membuat Jack belakangan ini jadi gampang marah. Ada masalah kecil sedikit saja, Jack langsung main tangan alias maunya main pukul orang saja.
Banyak diantara yang secara nggak sadar ternyata telah terpengaruh dengan tontonan-tontonan yang sering kita lihat setiap harinya. Mungkin kita suka nganggep, “Ah, kalo cuman nonton doang khan nggak apa-apa. Yang penting kitanya nggak kepengaruh.” Saat kita bilang bahwa itu nggak ngaruh di hidup kita, mesti hati-hati. Kenapa? Karena seringkali pengaruh itu ada tanpa kita sadari. Lewat perkataan maupun tingkah laku kita sehari-hari yang kian hari kian pedas, keras dan menyakitkan hati orang-orang di sekeliling kita. Kalo udah demikian, bisa-bisa berabe deh. Secara nggak sadar, kita udah terperangkap dalam jebakan Mang Iib yang dengan akal bulusnya mengelabui kita lewat tontonan berbau kekerasan ini, untuk merubah kita menjadi sosok yang haus akan kekerasan. Kita nggak lagi dan bahkan mungkin udah melupakan ajaran cinta kasih yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Maunya kita cuma memperturutkan segala keinginan dan hawa nafsu saja.
Sobat muda, Allah nggak pengen kita kejebak lagi ama rayuan Mang Iib yang emang pakarnya rayuan gombal ini. Ia selalu ingin agar kita tetap hidup dalam segala kewaspadaan, dan menjaga hidup kita agar jangan sampai kita terpengaruh dengan segala macam bentuk kekerasan yang ditawarkan Mang Iib lewat acara-acara televisi yang sangat kita gemari. Kalau sampai detik ini kita ngerasa udah terpengaruh, jadi makin beringas, makin kasar, makin egois, dan semakin nggak mau denger Tuhan, ayo kita mulai mengoreksi diri sendiri. Jangan sampai kita yang udah lahir baru dan hidup di dalam Tuhan, lantas kehidupan kita dikotori lagi oleh hal-hal yang sama sekali nggak berkenan di hadapan-Nya, apalagi kalau sampai sifat kita juga berubah makin buruk. So, jangan sampai kita di smackdown Mang Iib. Sebelum Mang Iib bergerak, kita smackdown dulu dia. OK!!!(esi)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

Rabu, 31 Juli 2002

MY BEST FRIEND

Bacaan : I Samuel 20:1-17
“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran..”
(Amsal 17:17)


Hidup sendiri, nggak punya sahabat…waduh…betapa menyakitkannya. Alangkah senangnya punya sahabat yang bisa ngertiin kita en selalu ada di sisi kita setiap saat kita memerlukannya. Tapi gimana ya kalo ternyata sahabat kita itu ternyata malah menyesatkan kita? Kayak Febby yang udah sekian tahun lamanya sohiban ama si Verra. Waktu Febby putus cinta, Verra menawarinya narkoba yang dibilang dapat menghilangkan segala sakit hatinya. Lama-lama Febby jadi ketagihan narkoba, sampai-sampai ia berani ngebohongin ortunya dan ngabisin semua uang jajan dan uang sekolahnya demi narkoba. Bahkan karena bujukan Verra juga, Febby jadi berani mencuri uang ortunya buat beli narkoba. Belakangan waktu Febby makin banyak masalah dan diusir ortunya, Verra justru meninggalkannya sendiri tanpa mau menolongnya.
Rekan muda, banyak diantara kita yang kadang-kadang dalam hubungan persahabatannya, ternyata justru nggak saling membangun. Seperti persahabatan Febby dan Verra, ternyata Verra hanya memberi pengaruh buruk pada Febby, bahkan cenderung memoroti dan menyeret Febby ke dalam dosa, dan bukannya menolong Febby mengatasi kesulitannya. Berbeda dengan persahabatan Daud dan Yonatan. Hubungan persahabatan keduanya justru saling membangun. Mereka nggak cuman saling mengasihi satu dengan yang lain. Mereka  juga saling melayani satu sama lain, dan juga saling menginginkan yang terbaik buat sahabatnya. Nggak cuman saat senang doang mereka berdua saling berbagi. Tapi saat susah pun, mereka juga mau saling menolong, seperti saat Daud dikejar-kejar ama bokapnya Yonatan. Bukannya ngebantuin bokapnya nangkep Daud, tapi justru Yonatan bantuin Daud untuk lolos dari usaha pembunuhan yang dilakukan sang bokap. Demikian juga dengan kita. Kalo kita menjalin suatu hubungan persahabatan, semestinya kita dapat bersahabat seperti Daud dan Yonatan yang nggak cuman sekedar bersahabat aja, tetapi mereka juga berkomitmen dengan penuh tanggung jawab dengan persahabatan mereka, saling membangun supaya lewat persahabatan mereka itu, kehidupan mereka kian berkualitas di hadapan Allah. Lalu, gimana dengan persahabatan kita dengan sahabat kita selama ini? Mari kita belajar menjalin suatu persahabatan yang benar, seperti halnya Daud dan Yonatan, supaya hidup kita pun juga makin dibangun dalam Tuhan lewat persahabatan tersebut.(esi)


(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

Selasa, 30 Juli 2002

TAK BISA KE LAIN HATI

Bacaan : Daniel 3:1-30
“Hati-hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang dengan beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya.”
(Ulangan 11:16)


          Kalau kita punya pacar yang sangat dicintai, kita selalu berusaha untuk selalu setia dengan sang kekasih. Pokoknya kalo udah cinta mati ama satu orang, nggak bakalan deh nglirik-nglirik ke yang lain. Biarpun tanaman di rumah tetangga lebih subur dan menggiurkan, tapi pacar kita lah yang paling oke. Apapun yang terjadi, kita pasti akan berusaha agar hati kita tetap terjaga hanya untuk kekasih yang kita cintai, bukan untuk orang lain.
Seperti halnya kalo kita setia dengan kekasih kita, demikian juga kita harus setia dengan Allah kita. Waktu Sadrakh, Mesakh dan Abednego disuruh menyembah patung emas yang didirikan oleh Raja Nebukadnezar,  mereka bertiga menolaknya. Ketiga cowok jagoan ini ogah disuruh pindah ke lain hati. Mengapa? Karena hati mereka sudah tertambat pada Allah Yang Maha Kudus, Allah yang disembah oleh Abraham, Yakub, Yusuf, dan seluruh bangsa Israel, Allah yang sudah menyatakan segala kebesaran dan kemuliaanNya di dalam hidup mereka. Sekalipun mereka akhirnya terpaksa harus nyebur  ke dalam tungku api yang panasnya minta ampun, tetapi mereka tetap bersikukuh untuk tetap menyembah Allah yang hidup. Mereka tidak mau menyimpang dan beribadah kepada allah lain. Sebaliknya, mereka bertiga sungguh-sungguh menjaga kemurnian hati mereka hanya untuk Tuhan.
Sobat muda, semestinya kita dapat belajar dari Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Meskipun ada berbagai macam godaan maupun ada beribu ancaman yang muncul supaya hati kita berpaling dari Allah, kita harus tetap dapat menjaga hati kita supaya tetap tertuju pada Allah. Jangan pernah coba-coba memalingkan hati kita pada Allah, apalagi sampai tergoda untuk ikut bujukan Mang Iib. Wah…bisa bahaya itu. Pokoknya, jangan sampai deh kita kejeblos dalam perangkap Mang Iib dan hati kita terpaut pada rayuan mautnya. Salah-salah, Pondok Neraka Maut sudah menanti kita.
So, mulai sekarang ayo kita sama-sama menjaga kemurnian hati kita kepada Tuhan, supaya kita nggak gampang tergoda rayuan Mang Iib yang selalu mencoba membuat hati kita berpaling dari Allah. Masalahnya sekarang, sanggupkah kita untuk dapat berkata tidak, pada segala sesuatu yang dapat membuat hati kita berpaling dari Yesus?(esi)


(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

SERUPA GAMBAR ALLAH

Bacaan : Kejadian 1:26-27
“Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,…”
(Kejadian 1:26)

Setengah mati Toby berusaha  ngerubah abis penampilannya supaya mirip si Dao Ming She, tokoh utama serial Meteor Garden yang ngetop abis di TV. Saking kepengennya mirip si A She, dia rela mempermak abis potongan rambutnya jadi kayak rambut nanas, begitu juga dengan model baju dan sepatu yang dikenakannya. Belakangan Toby yang emang keluarganya cukup berada ini, merengek-rengek pada mamanya, minta wajahnya dioperasi plastik supaya mirip si Dao Ming Shi…..Wah…...
Sejak awal mula manusia dijadikan oleh Allah, Ia sudah menset sedemikian rupa, supaya manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26). Karena manusia adalah ciptaan-Nya yang paling sempurna dan yang paling dikasihi-Nya, maka Allah berusaha agar manusia dibentuk dan diciptakan semirip mungkin dengan diri-Nya. Tapi, yang jadi masalah ternyata si manusia ini seringkali nggak mau tahu alias nggak pernah puas dengan kondisi fisik yang dimilikinya. Banyak manusia, termasuk kita-kita juga, yang nggak nyadarin kalo Allah nyiptain kita sebagai satu sosok yang unik yang nggak bakal bisa ditiru ama siapapun juga. Kayak si Toby juga. Akibatnya, karena nggak pernah puas, nggak pe de ama diri sendiri, en selalu kepengen kayak orang lain. Kita jadi selalu berusaha meniru penampilan orang lain, berubah supaya menjadi orang lain, dan akhirnya kita nggak menjadi diri kita sendiri.
Sobat muda, kalo Tuhan udah menciptakan kita sedemikian rupa dengan segala keunikan kita, mestinya kita mengucap syukur. Suatu hal yang luar biasa lho karena kita ini diciptakan sesuai dengan gambar Allah. Nggak usah pake acara ngerubah diri & penampilan kita, apalagi pake operasi plastik segala, Allah sudah nyiptain kita yang mirip dengan Dia. Nggak usah lah kita ngerasa nggak pe de, apalagi ampe ngerubah diri dan berusaha menjadi orang lain. Belajarlah untuk menjadi diri sendiri, bersyukur dan berbangga untuk keadaan diri yang kita miliki, karena Allah lebih senang kalau kita menjadi diri sendiri. Lagi pula, seseorang akan lebih dihargai, apabila ia tampil apa adanya sebagai dirinya sendiri, daripada tampil  sebagai duplikator alias menjadi orang lain. Bukankah hidup akan lebih nyaman dan menyenangkan dengan muncul sebagai diri sendiri, ketimbang muncul sebagai orang lain dan hidup dibawah bayang-bayang orang yang kita jiplak? So…Be Your Self  !(esi)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

SATU YANG TAK BISA LEPAS

Bacaan : Markus 16:1-20
“…Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
(Matius 28:20)

Apa yang terjadi kalo tiba-tiba kehilangan orang yang kita cintai, tempat kita bergantung selama ini? Wah…pasti kita akan merasa susah, sedih, nelangsa…pokoknya macem-macem en campur aduk deh rasanya. Begitu juga yang dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus sewaktu Ia mati dan kemudian bangkit untuk kembali lagi ke rumah Bapa di Sorga. Mereka semua larut dalam kesedihan yang amat mendalam. Sama seperti kita kalo lagi patah hati gara-gara ditinggal kekasih, demikian juga dengan murid-muridNya yang juga patah hati ditinggalkan kekasih sejati mereka, yaitu Tuhan Yesus. Sewaktu Yesus di salib, mati dan dikuburkan, banyak murid-muridNya yang melarikan diri dan mengurung diri. Mereka semua bersedih hati dan sangat terpukul. Apalagi sewaktu Tuhan Yesus naik ke sorga. Makin sedihlah murid-muridNya karena gak ada lagi Guru yang selama ini membimbing mereka.
Tetapi ada satu hal yang gak boleh kita lupain. Apapun yang terjadi, Yesus sebenarnya nggak bakal pernah ninggalin murid-muridNya. Ia pun juga nggak bakal pernah meninggalkan kita sedetikpun. Meskipun Ia sudah kembali ke dalam tahta Kerajaan Sorga, tetapi Ia sudah berjanji untuk tidak akan meninggalkan kita. Ia juga berjanji akan senantiasa menyertai murid-muridNya dan juga menyertai kita semua, sampai  tiba saatNya nanti Ia akan kembali ke dunia untuk yang kedua kalinya.
Kita harus selalu ingat bahwa kita nggak bakal bisa lepas dari Yesus. Dengan senantiasa mengingat janjiNya, kita akan dapat menjalani hidup ini dengan mantap, karena Ia akan selalu beserta dengan kita. So, nggak usah terlalu sedih atau takut, apalagi merasa kecewa ataupun merasa kuatir kalau kita ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi. Ingat! Kita punya sobat setia yang nggak bakal meninggalkan kita dan akan selalu bersama dengan kita. Dialah Tuhan Yesus Kristus. Kalay kita senantiasa di dalam Dia dan nggak pernah sedetikpun melepaskan Dia dalam hidup kita, nggak bakalan deh kita merasakan kesedihan yang berkepanjangan, karena kita punya sobat en penghibur yang sejati.(esi)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

IDOLAKU SAYANG


Bacaan : Yohanes 13:1-17
“sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
(Yohanes 13:15)


Gara-gara serial Meteor Garden yang ngetop abis, banyak cowok-cowok yang mengikuti dandanan rambut nanas-nya Dao Ming Shi si tokoh utamanya. Demikian juga cewek-ceweknya yang banyak ngejiplak abis gaya-gaya si San Chai. Sampai-sampai di sebuah sekolah di negeri Tirai Bambu, guru-gurunya sempat memberi hadiah foto plus tanda tangan kelompok F4, bagi murid-muridnya yang bisa mendapatkan juara satu. Belakangan Si guru pun jadi bingung dan kerepotan sendiri, gara-gara muridnya semua nilainya sama bagusnya dan semuanya layak jadi juara satu.
Memiliki idola memang tidak ada salahnya. Tetapi sebagai anak Tuhan, kita harus pintar-pintar memilih sosok yang bisa kita jadikan idola. Kalo orang yang kita idolakan memiliki pola hidup dan perilaku yang seturut dengan Firman Allah, nggak ada salahnya buat kita untuk mengikuti jejaknya. Namun kalo ternyata sosok yang kita jadiin idola ternyata tingkah lakunya nggak sesuai dengan Firman Tuhan, mesti hati-hati nih…jangan sampai kita kejebak dan akhirnya ngikutin kehidupan sang idola yang ternyata nggak sesuai dan nggak seturut dengan Firman Tuhan. Akibatnya, kita jadi jatuh juga ke dalam dosa. Contohnya saja, kalo kita ngak jeli sama si tokoh Dao Ming Shi ini, bisa-bisa kita jadi meniru tingkahnya yang suka main pukul orang seenaknya saja, apalagi kalau orang itu nggak disukai.
Sobat muda, hari ini mari kita belajar untuk mulai berhati-hati dan bersikap lebih jeli terhadap tokoh-tokoh yang kita idolakan, supaya kita nggak kejebak dengan tipuan Mang Iib, yang memasang jeratnya lewat tokoh-tokoh idola kita. Jangan sampai kita mengikuti polah dan tingkah sang idola kita yang ternyata malah bikin kita jatuh ke dalam dosa. Lagi pula, bukankah sebenarnya kita sudah punya satu tokoh idola yang nggak bakalan basi alias ketinggalan jaman, yang selalu diidolain oleh semua orang dari sejak jaman dahulu kala hingga saat ini, bahkan sampai di masa yang akan datang akan terus jadi idola setiap orang. Dialah Yesus, pribadi yang patut diidolakan dan harus kita teladani sikap hidupnya. So, kenapa mesti pilih-pilih yang lain? Kalo udah ada Yesus, nggak perlu lagi deh yang lainnya. OK!(esi)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

Minggu, 30 Juni 2002

VIRGINITY

Bacaan : II Korintus 6:16  - 7:1
“…marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah..”
(II Korintus 7:1)


Kalo pada doyan nonton serial Meteor Garden, di situ ada adegan si Dao Ming Shi yang diejekin temen-temen se-gank-nya gara-gara dia masih perjaka en tetep mempertahankan keperjakaannya. Banyak di antara kita yang mungkin kepengaruh ama mitos ataupun omongan-omongan orang, yang suka ngebilangin kalo cowok gak perjaka tuh gak apa-apa. “Udah biasa lah…” begitu katanya. Eit….tapi tunggu dulu….Siapa bilang kalo cuman cewek doang yang mesti jaga virginitasnya, sementara cowok enggak. Nggak perduli cowok ataupun cewek, kita semua harus menjaga virginitas kita, sampai tiba waktunya nanti saat kita menikah. Ada banyak anak-anak muda yang rupa-rupanya kejebak dengan mitos-mitos semacam ini. Tetapi Firman Allah dalam II Korintus 6:16 – 7:1 ini ngingetin kita, supaya hidup kita nggak dicemarin oleh rupa-rupa kecemaran, entah itu kecemaran rohani maupun kecemaran jasmani. Nah, kalo kita juga nggak mau ngejaga keperjakaan kita, sama artinya kalo kita ini udah kejeblos ama yang namanya kecemaran jasmani.
Kawan, kadang-kadang sulit bagi kita untuk berusaha melawan mitos-mitos ini. Apalagi kalo sudah ada yang bilang, “Buktiin dong kalo kamu emang bener-bener jantan…” Belum lagi desakan-desakan dari teman-teman kita yang terhitung teman baik kita alias teman se-gank. Wah….repot deh kalo udah begini….bisa-bisa kita dianggap nggak setia kawan dong. Tapi jangan kuatir. Kalo hubungan pribadi dan persekutuan kita dengan Allah sungguh-sungguh akrab, Allah pasti akan menolong kita mengatasi semuanya ini. Yang penting ada kesungguhan hati dari diri kita buat tetep nurutin perintah Allah, dan menjaga kekudusan hidup kita. So, nggak perlu takut lagi dibilang nggak jantan. Justru teman-teman kita yang udah ngak perjaka lagi sebelum terikat pernikahan resmi itulah yang nggak jantan. Mengapa? Karena sesungguhnya mereka ini tidak taat dengan perintah Allah untuk menjaga kekudusan hidup mereka, bahkan mereka juga sudah melanggar Firman Tuhan yang jelas-jelas melarang kita berbuat zinah. Sepanjang kita tetap terus bertahan untuk hidup seturut dengan Firman-Nya, kita pasti akan menerima buah hasil kesetian kita pada Allah. Allah lebih suka kita menaati Firman-Nya, ketimbang kita lebih memilih kesetiakawanan kita, namun justru kesetiakawanan itu malah menjatuhkan kita ke dalam jerat dosa.(esi)



(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

TARUHAN BOLA

Bacaan : Yesaya 55:2a
“Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti,
dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?”
(Yesaya 55:2a)

Heboh ajang World Cup 2002, ternyata juga membuat Steve yang hobby banget sama yang namanya sepak bola ini,  heboh juga. Gak cuma asyik nongkrongin setiap pertandingan sepak bola yang di tayangin di televisi tiap hari, ia juga heboh bela-beli pernak-pernik yang berhubungan dengan ajang World Cup. Eh….belakangan sewaktu Sonny dan teman-teman sekelasnya yang lain nawarin untuk taruhan nebak skor pertandingan, Steve pun juga ikut-ikutan. Awalnya Steve ogah untuk taruhan karena takut dosa. Tapi karena terus menerus dibujuk Sonny, apalagi waktu Sonny bilang kalo taruhannya gak pake duit, Steve pun oke-oke aja, karena ia pikir taruhannya gak pake uang, jadi gak berdosa. Lama kelamaan ketika suasana pertandingan sepak bolanya makin seru, Sonny mulai membujuk Steve untuk bertaruh dengan uang. Sekali lagi Steve menolak. Tapi ketika ia melihat Sonny dan kawan-kawannya yang lain nampak begitu asyik dan seru mempertaruhkan uang mereka, Steve pun tergoda untuk ikut bertaruh, hingga akhirnya ia harus merelakan uang sekolah yang mestinya harus dibayar besok, untuk ikut dalam taruhan bola tersebut.
Gara-gara hobby, kita jadi terlena dan terhanyut, bahkan terseret untuk ngelakuin hal-hal yang nggak berkenan di hadapan Tuhan. Apalagi gara-gara hobby nonton bola, kita jadi keseret dengan yang namanya perjudian. Wuah…ini bahaya sekali man!!! Apapun bentuknya, yang namanya judi khan udah nggak bener di hadapan Tuhan. Namun bukan berarti kita nggak boleh punya hobby lho…Yang perlu kita waspadai sebenarnya adalah gimana cara kita ngendaliin diri, supaya hobby yang kita punyai nantinya nggak ngedorong kita jatuh ke dalam dosa. Lebih bagus lagi, kalau hobby yang kita miliki justru ngedorong kita untuk berprestasi, kayak si Angelique Wijaya yang jadi juara gara-gara hobby main tennis. Apapun hobby yang kita miliki, semuanya itu adalah anugerah Tuhan yang seharusnya kita manfaatkan dan kita kembangkan untuk kemuliaan nama Tuhan. So, tunggu apalagi…manfaatkan kembangkan hobby yang kamu punya untuk kemuliaan Tuhan. Jangan sia-siakan hobby yang kamu punya untuk hal-hal yang akhirnya cuman bisa bikin hidup kita justru jadi sesat dan jauh dari Tuhan.(esi)


(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

TAK SEKEDAR BERSYUKUR

Bacaan : I Korintus 14:16-17
“Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik,
tetapi orang lain tidak dibangun olehnya.”
(I Timotius 4:12)


“Pertama-tama, saya ingin mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan talenta luar biasa kepada saya, sehingga akhirnya saya dapat memenangkan penghargaan bergengsi ini…” Itulah yang dikatakan seorang artis muda yang cukup terkenal, yang baru saja memenangkan sebuah penghargaan. Tak berapa lama setelah kemenangannya itu, muncul pemberitaan bahwa ternyata ketenaran dan prestasi si artis ini telah membuat sikapnya mulai berubah, dan tidak menunjukkan sikap dan teladan sebagai anak Tuhan.
Kawan, ada berapa banyak diantara kita yang ketika meraih suatu kesuksesan dan keberhasilan, kemudian berkata, “Saya mengucap syukur atas berkat Tuhan” tetapi ternyata kata ucapan syukur yang ia lontarkan hanya sekedar lip service belaka. Bahkan tak jarang sikap dan perilaku kita sama sekali nggak menunjukkan kalo kita ngucap syukur pada Tuhan.Malahan sikap kita juga nggak nunjukin kalo kita ini anak Tuhan. Waduh…malu-maluin Tuhan deh. Yang kita lakukan ini sama aja udah mencoreng nama Tuhan. Sama seperti yang dilakukan si artis tadi, apa yang kita lakukan ini justru nggak jadi berkat dan nggak jadi teladan buat orang lain. Padahal sebagai orang Kristen, kita justru dituntut untuk jadi teladan.
Om Paulus ngingetin kita, bahwa sebagus apapun kita mengucap syukur, tapi kalo ucapan syukur yang kita naikkan hanya sekedar lip service doang, ya sama aja bo’ong. Justru kesaksian ucapan syukur kita nggak akan dipercaya dan orang lain yang mendengarnya juga tidak akan dibangun. Salah-salah, orang lain yang belum kenal Kristus, bisa makin nggak percaya Kristus karena perilaku kita sebagai orang Kristen yang demikian.
Oleh sebab itu, setiap kali kita mengucap syukur atas segala sesuatu, lakukanlah semuanya itu dengan rendah hati dan dengan segenap hati dan jiwa kita. Satu hal lagi yang terpenting, mengucap syukur tak hanya sekedar bersyukur aja, tetapi bagaimana kita mewujudkan ucapan syukur kita ini di dalam setiap sikap, tingkah laku dan pola hidup kita, agar ucapan syukur kita ini juga menjadi berkat bagi orang lain, dan oleh karenanya nama Allah boleh semakin dipermuliakan.(esi)



 (Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

PILIH YANG MANA?

Bacaan : Lukas 10:38-42
“…Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
(Lukas 10:42)

“Aduh Kak…pilih yang mana ya? Si Anton aku suka, tapi anaknya pendiem en pasif banget. Si Bimo aku nggak suka, tapi anaknya perhatiannn banget sama aku…gimana ya kak? Apa si Anton diputusin aja ya?” tanya si Dewi yang tengah kebingungan, kepada kakaknya. Sobat, tak sedikit dari kita yang rupa-rupanya kebingungan waktu nyari tulang rusuknya. Seperti yang dialami si Dewi  yang bingung menentukan mana cowok yang cocok buat dijadiin Pasangan Hidup alias PH-nya. Banyak anak-anak muda, termasuk pula anak muda yang di dalam Tuhan, yang memiliki ukuran-ukuran sendiri dalam mencari pasangan hidupnya, dimana ukuran-ukuran yang mereka buat itu ternyata nggak sesuai dengan ukurannya Allah. Bahkan tak jarang kalau kemudian mereka mengambil keputusan yang terburu-buru dan salah, hanya karena ukuran mereka yang tidak seperti ukuran Allah dan juga karena emosi saja dalam memilih pasangan hidup. Nggak jarang juga karena terlalu takut nantinya nggak punya PH, akhirnya jadi memilih PH secara sembarangan dan asal-asalan saja.
Sebagai anak-anak Tuhan, apalagi jika hubungan kita dengan Allah sudah sangat intim, kita tentunya tidak perlu khawatir, bahkan sampai kebingungan dalam menentukan pasangan hidup. Mengapa demikian? Karena kita ingat akan janji Allah. Bukankah Allah sudah mempersiapkan seseorang yang terbaik untuk kita sebagai pasangan hidup kita? Jadi, kalau saat ini masih banyak diantara kita yang    kebingungan untuk menentukan pilihan, satu hal yang pasti dan yang harus kita lakukan. Larilah kepada Allah. Ya….hanya dengan bersandar kepada Allah, dan memohon pimpinan dan petunjuk dari-Nya, serta menyelaraskan ukuran-ukuran yang kita buat dalam menentukan PH ini agar sesuai dengan ukurannya Allah, maka tidak akan sulit bagi kita untuk mengambil keputusan yang tepat, dalam menentukan pasangan hidup yang terbaik, yang tentunya seturut dengan kehendak Allah. Satu hal lagi, kalau hubungan kita dekat dengan Allah, kita pasti akan peka dengan pilihan terbaik yang dari Allah. So, nggak perlu bingung-bingung en pusing-pusing lagi untuk memilih. Kalau kita setia dan taat pada Allah, Ia pasti akan menunjukkan someone yang terbaik sebagai  pasangan hidup kita. Kalau Maria saja tahu mana pilihan terbaik untuk dirinya, demikian juga dengan kita pasti akan tahu mana yang terbaik untuk diri kita sesuai dengan kehendak Allah.(esi)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

Oops…I Did It Again

Bacaan : Efesus 1:7-8
“Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan,
 yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,"
(Efesus 1:7)

Sudah berulangkali Dion dinasehati Mamanya supaya tidak ikut tawuran lagi. Terakhir kali mamanya menasehati, Dion mengaku kapok dan bertobat, serta berjanji nggak akan ikut tawuran lagi. Eh…nggak tahunya, Dion ikut tawuran antar pelajar lagi dan kali ini ia terpaksa harus mendekam dalam penjara karena ada salah satu anak yang dia pukul sampai luka parah.
Sobat muda, seperti Dion, kita juga seringkali dan bahkan berulangkali minta ampun pada Tuhan a-tas segala kesalahan kita, tapi setelah itu kita berbuat dosa lagi. Pokoknya tiap kali berbuat dosa, minta am-pun sama Tuhan, terus berdosa lagi. Sepertinya kita ini kemudian jadi memanfaatkan Allah. Kita selalu  merasa bahwa Allah pasti akan mengampuni dosa kita. Inilah yang kemudian membuat kita jadi menganggap remeh dan menganggap enteng pengampunan dari Allah tersebut. Inilah yang kemudian membuat kita dengan enaknya lantas berbuat dosa lagi. “Toh nanti Allah pasti akan mengampuni kalau kita mengakui semua kesalahan kita,” begitu kira-kira yang ada di benak kita. Padahal seharusnya kita nggak boleh bersikap demikian. Pengampunan dari Tuhan nggak bisa dianggap enteng. Pengampunan dari Allah itu harganya mahal sekali lho. Untung Allah kita begitu baik. Coba kalau Ia nggak baik. Ia nggak bakal mau turun ke dunia nebus dosa kita dan menyelamatkan kita.
Mestinya kita harus waspada, kalo kita coba main-main dengan pengampunan Allah ini, bukan tidak mungkin kalau someday nanti, Allah bilang stop….nggak ada pengampunan lagi. Kalau Allah sudah sampai bilang seperti itu, habislah kita. Nggak akan ada lagi kesempatan lagi buat kita untuk memperbaiki kesalahan kita. Nah, sebelum semuanya terlambat, mari kita sama-sama bertobat. Jangan pernah lagi menganggap enteng pengampunan Allah. Sebaliknya, kita harus menghargai pengorbanan Allah di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita.  Mulai hari ini kalau ada diantara kita yang masih suka bermain-main dengan pengampunan Allah ini, mari kita sama-sama bertobat dan jangan lagi menganggap enteng pengampunan dosa dari Allah. Karena bagaimanapun juga dosa kita dapat diampuni oleh Allah, itu semua adalah kasih karunia dan kemurahan yang Tuhan berikan bagi kita.(esi)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

MENJAGA KEKUDUSAN

Bacaan : I Petrus 1:13-19
“tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu
sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,.”
(I Petrus 1:15)


“Tit…tit…” tiba-tiba handphone Denny berbunyi. Ada sms masuk. Di layar ponselnya tertera tulisan, “Gimana? Jadi nggak entar malem? Check in hotel X ya…ditunggu lho...Gak usah khawatir deh…dijamin service pasti memuaskan…OK…See you later…” Denny terkaget-kaget melihatnya. Tak hanya sekali dua kali saja ia mendapat sms nyasar seperti itu. Waktu Denny menunjukkan sms itu ke Hendri, sohib karibnya, Hendri malah menjawab,”Udah…ladenin aja…gak pa-pa khan sekali-kali elo nyobain. Biar besok-besok gak bego-bego banget lah…biar pengalaman…” Pertama-tama Denny berusaha mengacuhkan perkataan Hendri. Tapi makin lama, perkatan sohibnya kian menggoda dan hatinya mulai terusik dan tertarik untuk ngikutin saran itu. Akhirnya, karena gak tahan lagi, Denny pun memberanikan diri menurutin saran Hendri, dan menerima tawaran kencan via sms yang sering diterimanya.
Sobat muda, banyak diantara kita yang seringkali mengalami hal yang sama seperti yang dialami Denny. Apalagi di era yang kian modern, yang segalanya serba transparan dan tanpa batas, apapun bisa mungkin terjadi. Kapanpun dan dimanapun, godaan-godaan itu akan terus menerus berkeliaran di sekeliling kita. Tetapi bacaan  hari ini mencoba untuk ngingetin kita kalau Allah menghendaki, agar hidup kita yang sudah ditubus dengan darah Yesus yang sangat mahal itu, dijaga supaya tetap kudus dan berkenan di hadapan Allah. Ingatlah bahwa tubuh kita ini adalah Bait Allah. So, Dia gak kepengen BaitNya menjadi rusak dan kotor. Allah sungguh-sungguh menginginkan agar tubuh kita suci dan kudus lahir dan batin, supaya kita menjadi serupa dengan Allah.
Kalau sampai sekarang ada diantara kita yang mungkin sempat tergoda dan hidup kita mulai serong en nggak kudus lagi, ayo kita sama-sama bertobat. Masih ada kesempatan kok buat kita untuk bertobat dan minta ampun pada Allah, asalkan kita mau sungguh-sungguh mengakui semua kesalahan kita dan berubah. Satu hal yang harus kita ingat, kalo kita sudah bertobat, jangan lagi kita kembali pada kehidupan kita yang lama, tetapi marilah kita menjaga kekudusan hidup kita, supaya nggak jatuh lagi ke dalam dosa yang sama. Kalo kita senantiasa bertekun di dalam Tuhan dan selalu berada di dalam Dia, kita pasti akan dapat menjaga hidup kita supaya tetap kudus.OK?(esi)



(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

INI KUNCINYA!

Bacaan : I Timotius 4:1-16
“…Jadilah teladan…dalam kesucianmu.”
(I Timotius 4:12)


Berbagai macam kenikmatan dunia yang makin hari makin banyak ditawarkan oleh dunia ini, kadang-kadang membuat kita terlena dan nggak jarang kita justru terseret oleh arus dunia. Modernitas, kebebasan hidup, ketidakpuasan  manusia, dan banyak hal yang pada akhirnya kemudian memunculkan apa yang disebut free sex, penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan sebagainya. Semuanya itu banyak kita jumpai dan kita hadapi dalam kehidupan kita sebagai anak-anak muda. Namun hari ini Allah ingin kita belajar dari Bang Timotius, anak muda yang senantiasa menjaga hidupnya supaya seturut dengan FirTu, meski ia hidup dikelilingi tawaran dunia yang bisa saja setiap saat membuat ia jatuh ke dalam dosa.
Om Paulus, rasulnya Tuhan Yesus disini nggak cuman nasehatin Bang Timotius aja, tetapi juga nasehatin kita semua supaya kita tetap berjaga-jaga dan menjaga agar hidup kita tetap kudus, supaya kita nggak terseret arus dunia yang menyesatkan dan menjadi teladan buat orang-orang disekeliling kita. Nah, sekarang gimana dong caranya supaya kita tetep bisa menjaga kekudusan hidup kita? Om Paulus bilang, kita harus tetap bertekun dalam membaca Kitab-Kitab Suci (I Timotius 4:13). Kalau kita senantiasa rajin bersekutu dengan Allah, baik itu secara pribadi lewat saat teduh, maupun bersekutu bersama-sama dengan saudara-saudara seiman kita, Dia pasti memberi kekuatan buat kita supaya bisa ngatasin segala godaan yang sering nyamperin hidup kita.
Seperti kesaksian Leony Vitria Hartanti, mantan personel Trio Kwek-Kwek. Ia menyadari sekali kalau dunia artis yang begitu glamour sering membuat dirinya tergoda. Tetapi Leony bersyukur sekali karena sejak kecil orangtuanya selalu menanamkan supaya ia nggak pernah absen berdoa ‘en baca Firtu. Itu sebabnya, setiap kali Leony melakukan segala sesuatu, ia nggak pernah lupa berdoa dan juga setiap hari berusaha untuk selalu melakukan saat teduh pribadi. Itulah kunci agar ia nggak terseret glamournya dunia hiburan. Nah, kalo si Leony aja yang artis supersibuk dan hidupnya banyak diwarnai macem-macem godaan aja masih selalu nyempetin diri untuk saat teduh, gimana dengan kita? Apakah kita juga ngelakuin hal yang sama, ditengah-tengah segala kesibukan dan aktivitas kita, untuk menangkal segala pengaruh dunia? So, jangan lupa untuk tetap bertekun di dalam Dia.(esi)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

DITOLAK

Bacaan : Hakim-Hakim 11:1-11
“Ketahuilah, Allah tidak menolak orang yang saleh,…”
(Ayub 8:20)

Sudah bertahun-tahun lamanya Jones mengalami kepahitan yang luar biasa dalam hidupnya. Kelahirannya yang tak diharapkan, membuat sang ibu membencinya. Ia berulang kali ditolak cintanya. Ia  juga ditolak oleh lingkungan dan teman-temannya karena penampilannya yang dekil. Setiap lamaran kerja yang  ia ajukan juga selalu ditolak. Tapi kondisi yang dialaminya itu tak pernah membuat dia merasa sakit hati dan rendah diri. Sebaliknya, keadaan itu membuat Jones semakin dekat pada Yesus. Itu sebabnya, Jones dapat tumbuh menjadi anak yang pede, dan bisa mengampuni orang-orang yang menolak keberadaannya.
Sama halnya dengan yang dialamin oleh Mas Yefta. Ia ditolak oleh kaum keluarganya, bahkan diusir dari kampung halamannya. Cuma gara-gara ia anak perempuan sundal, Mas Yefta harus mengalami perlakuan yang sangat menyakitkan. Tetapi karena kedekatannya dengan Allah, Mas Yefta mampu mengatasi kepahitan dan rasa sakit hati yang dialaminya. Malahan ia mau menolong dan membela orang-orang yang sudah menolaknya, ketika mereka diserang olah orang-orang Amon. Nggak cuma Mas Yefta aja yang pernah mengalami gimana rasanya ditolak, tetapi Tuhan kita Yesus Kristus pun juga pernah ditolak dan diusir oleh orang-orang di kampung halamannya, sewaktu Ia datang menyampaikan kabar keselamatan (Lukas 4:16-30). Meski begitu, Yesus juga masih tetap mengasihi mereka.
Kawan, mungkin ada banyak diantara kita yang saat ini mengalami banyak kepahitan hidup dan sering ngerasa tertolak. Tetapi kondisi ini jangan sampai membuat kita mundur dari Allah. Sebaliknya, kita justru harus makin dekat denganNya. Kita harus belajar mengampuni dan melupakan segala kepahitan itu dan meminta Tuhan Yesus untuk memulihkan hati kita, supaya kita juga tetap dapat mengasihi orang-orang yang sudah menolak kita. Tak ada alasan buat kita untuk membenci orang-orang yang sudah menolak kita, karena semuanya itu justru akan membuat hati kita semakin terluka dan makin menyakiti kita. Makanya, kita harus terus tetap dekat dengan Allah kita, karena Dia tak akan pernah menolak kita dan selalu mendengar doa kita. Kalau Mas Yefta  aja bisa ngampunin keluarga dan sukunya, kenapa juga kita nggak bisa mengampuni orang yang sudah menolak kita? So, kalau kita deket sama Yesus, pasti deh kita bisa mengampuni. Kamu pasti bisa!!!(esi)



(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

BELAJAR MENGERTI

Bacaan : Pengkhotbah 3:1-15
“Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”
(Efesus 5:17)


“Aduh…’gimana sih mama ini. Tasya khan sudah bilang kalau baju pestanya harus jadi hari ini, ya harus jadi sekarang dong,” keluh Tasya yang marah-marah, gara-gara mamanya belum selesai menjahit baju pesta yang akan dikenakannya di pesta ulang tahun sahabatnya. Sobat muda, seringkali kita juga suka bertindak seperti Tasya. Nggak cuma sekedar berdoa minta ini dan itu pada Tuhan, tetapi kita juga suka memaksa supaya Tuhan mengabulkan doa yang kita naikkan, sesuai dengan keinginan kita dan waktu yang kita tentukan. Bahkan kita juga kerap mogok, ogah berdoa lagi, males dateng ke gereja atau ke persekutuan, kalau ternyata Allah nggak menjawab doa kita, atau mungkin Ia menjawab doa kita, tetapi jawaban doanya ternyata nggak sesuai dengan apa yang kita mau. 
Kita kerap kali lupa bahwa Allah lebih tahu kebutuhan kita. Bahwa Ia adalah Allah Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Tahu, yang memiliki waktu-Nya tersendiri, kapan saat yang tepat bagi Dia untuk mengabulkan doa kita. Namun kenyataannya kita suka seenaknya sendiri. Mentang-mentang ia adalah Allah kita dan kita ini adalah anak Allah, kita lantas suka merasa bisa minta apa saja sesuka hati kita dan bertindak semau-mau kita. O…o…nggak bisa begitu dong. Kita harus ingat bahwa Bapa kita di sorga punya otoritas-Nya sendiri, yang nggak bakal bisa diganggu gugat oleh siapapun, termasuk oleh kita. Tuhan Yesus saja yang Anak Allah, waktu minta seandainya BapaNya ngijinin, Ia pengen supaya cawan yang harus Ia minum bisa lalu dari padaNya (Matius 26:39), nggak memaksa BapaNya untuk mengabulkan doaNya. Yesus sadar bahwa BapaNya yang di sorga punya otoritas tersendiri, dan Ia harus tunduk pada kehendak BapaNya.
Hari ini, marilah kita belajar untuk mengerti dan memahami apa yang menjadi kehendak Allah di dalam hidup kita. Jangan cuma bisanya menuntut dan merongrong Allah dengan segala keinginan kita. Mulailah untuk menyadari bahwa Allah ingin kita dapat belajar untuk bersabar dan tidak semaunya sendiri, karena Ia kepengen kita cuman bisa  minta doang sama Bapa, tetapi juga kita juga bisa memberi diri kita seutuhnya untuk Allah Bapa kita di sorga, agar kita bisa dipakai dan dibentuk seturut dengan kehendakNya.(esi)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

Kamis, 31 Januari 2002

ANGELIQUE WIDJAJA: SOMBONG? NO WAY LAH…

“Saya pelanggan Rajawali juga lho …” seru sebuah suara di ujung telepon, ketika Rajawali membuat janji untuk berbincang-bincang dengan gadis yang kini tengah menjadi buah bibir di kalangan anak muda Indonesia. Nggak salah lagi, close up kita kali ini emang sengaja nyorot Angie, petenis muda berbakat, yang tiap kali akan bertanding ke luar negeri, ia nggak lupa untuk selalu memesan RH Rajawali beberapa eksemplar untuk dibagi-bagikan ke teman-temannya.
Kaya raya dan terkenal di usia muda, kayaknya lantas identik dengan kesombongan. Tapi ini nggak berlaku buat mojang priangan yang bernama lengkap Angelique Widjaja. Siapa sich yang nggak kenal cewek yang baru aja merebut medali emas untuk tennis beregu di ajang Asian Games beberapa waktu yang lalu? Hampir semua orang mengagumi prestasinya yang luar biasa di dunia tennis pro, di usianya yang masih belia.
Cewek manis yang baru aja dinobatkan oleh sebuah majalah remaja sebagai seleb muda terkaya di Indonesia ini, merasa bahwa apa yang ia dapatkan selama ini tak lebih adalah anugerah Allah semata. “Apa yang sudah saya raih adalah hasil usaha dan kerja keras saya berlatih tennis selama ini, dan saya sangat menyadari bahwa sekeras apapun saya berusaha, sekuat apapun saya berjuang, keberhasilan itu tetap datangnya dari Tuhan. Memang kita juga harus berjuang dan  bekerja keras, karena segala sesuatu kalau kita mau berhasil khan harus ada pengorbanan juga. Tetapi yang pasti yang pertama harus kita lakukan adalah berserah kepada Tuhan, karena keberhasilan itu datangnya bukan dari kita,” tutur petenis peringkat 91 dunia ini..
Ditemui disela-sela kesibukannya berlatih tennis di Hotel Hilton Jakarta, Angie mengakui bahwa kesombongan akan senantiasa mengintip di sela-sela kesuksesan dan ketenaran yang tengah dinikmatinya. Ia merasa sangat bersyukur memiliki keluarga yang begitu dekat dengan Tuhan, sehingga mereka selalu mengarahkan Angie, tiap kali ia mulai berbuat salah atau mulai jadi sombong. “Saya sangat bersyukur karena keluarga saya memang termasuk keluarga yang rohani. Saya punya kakak lima orang, dan mereka lumayan banyak memberikan arahan ke saya. Ya maksudnya supaya saya jangan sampai sombong. Saya sendiri juga berusaha untuk nggak sombong,” papar cewek bertinggi 173 cm ini.
Lahir di Bandung, 12 Desember 1984, sejak usia 4 tahun, putri bungsu pasangan Rico Widjaja - Hanita Erwin ini sudah akrab dengan dunia tennis lantaran kelima kakaknya gemar bermain tennis. Usia 5 tahun ia mulai berlatih serius dengan masuk ke sekolah tennis Fiks Bandung, dan ditangani oleh pelatih Meiske Handayani Wiguna dan Deddy Tedjamukti. Menginjak usia tujuh tahun, untuk pertama kalinya Angie mulai ikut turnamen dan langsung meraih gelar juara petama kali di Turnamen Tenis Eldorado, Bandung, pada tahun 1992. Sejak saat itulah, rangkain perjalanan karier tennisnya sedikit demi sedikit mulai menanjak. Puncak prestasinya terukir manakala ia menjuarai The Junior Wimbledon Championships, di Wimbledon tahun 2001. Dan pada bulan Agustus 2002 yang lalu secara mengejutkan ia berhasil mengalahkan Anna Kournikova, bintang tennis asal Rusia yang tengah naik daun dan pernah masuk dalam jajaran top ten petenis dunia.
Dibalik cerita sukses kemenangannya atas Anna Kournikova, nyatanya bagi Angie peristiwa itu adalah sebuah mujizat yang sangat ajaib dari Allah. “Sebenarnya waktu itu saya juga ngerasa ajaib bisa ngalahin Anna Kournikova. Soalnya khan dia lagi bagus-bagusnya. Apalagi di pertandingan-pertandingan sebelum US Open itu dia lagi udah mulai comeback, dan hasilnya udah mulai lumayan. Saya sich bermain tanpa beban aja. Ya saya berdoa, saya berserah. Ya, jadi banyak mujizat lah  bisa ngalahin Anna. Apalagi kalau nggak salah dia pernah jadi top ten pemain dunia,” terang Angie.
Ada harga yang harus dibayar memang, ketika Angie berhasil meraih impiannya menjadi petenis profesional. Yang jelas, ia harus kehilangan masa remajanya yang tak bisa dinikmatinya layaknya remaja biasa lainnya. Hari-harinya diwarnai dengan latihan-latihan keras yang melelahkan. “Jujur, kadang-kadang itu membuat saya merasa iri dengan remaja lainnya. Tetapi akhirnya saya juga mikir, ‘gimana teman-teman seusia saya main seperti layaknya remaja biasa, tapi mereka nggak bisa berprestasi seperti saya. Ya mungkin saya pengen jadi mereka dan mereka pengen jadi saya juga.” akunya.
Resiko merasa bosan pun ternyata juga dihadapi Angie. “Setiap orang juga pasti pernah ngerasa bosan, begitu juga dengan saya. Kalo saya biasanya sich ngambil libur dulu ya. Jadi misalnya kalo kemaren itu habis tour dua bulan lebih, trus saya nggak ngeliat lapangan tennis, nggak ngapa-ngapain, ya istirahat seminggu. Setelah itu baru mulai lagi.” tambah cewek yang punya kebiasaan selalu berdoa dan mendengarkan lagu-lagu rohani, dua jam sebelum ia tampil arena pertandingan.
Apapun itu, yang jelas keberhasilan yang sudah digapainya ternyata tak membuatnya jauh dan lupa pada Tuhan. Sebaliknya, ia makin rajin dan makin berusaha untuk selalu dekat dengan Allah. Gadis yang menjadi jemaat di Gereja El Shadai Bandung ini rupanya setiap harinya tak pernah absen untuk bersaat teduh dengan menggunakan Renungan Harian Pemuda Remaja Rajawali. “Secapek apapun saya berusaha untuk tetap bersaat teduh,” katanya. Aktivitas pelayanannya pun tak ditinggalkannya. Justru dengan kemenang-kemenangan yang ia raih lewat berbagai pertandingan, makin mendorong dirinya untuk bersaksi dihadapan orang banyak, bahwa Allah telah berkarya dalam hidupnya. “Memang sejak dulu saya menganggap tennis sebagai pelayanan. Jadi saya banyak cerita ke teman-teman gimana Tuhan banyak bekerja pada saya. Pengennya sich membawa atlet-atlet tennis, nggak cuma atlet tennis doang sich sebenarnya, tapi semua atlet. Pengen jadi teladan buat mereka. Kalau misalnya lagi di Bandung,  saya juga suka kasih kesaksian di gereja. Nggak terbatas di gerejanya Angie sendiri, tapi juga di gereja-gereja lain. Pokoknya semua gereja lah.” imbuhnya.
Keterpurukan yang dialami generasi muda saat ini, membuat Angie prihatin. “Waktu di sekolah, ada perbedaan lingkungan pergaulan yang begitu mencolok antara lingkungan di arena latihan dengan di sekolah. Kacau banget gitu kayaknya kalau di sekolah. Saya juga banyak  ngasih tahu sich ke temen-temen, tapi kadang-kadang mereka juga ada yang dengerin, kadang-kadang ada yang cuek doang. Saya sendiri prihatin ngelihat mereka yang terjerumus dan kacau,” ujarnya mengungkap keprihatinanya. Ia berharap, akan lebih banyak lagi anak-anak muda yang berprestasi ketimbang terjerumus dalam narkoba. Dan lewat kesaksian hidupnya, Angie berharap akan ada banyak generasi muda yang mengikuti jejaknya, untuk berprestasi dan menggunakan prestasi yang dimiliki untuk kemuliaan nama Tuhan.(esi)

(Telah dimuat di Majalah Rajawali)