Jumat, 31 Desember 2004

LISA RUMBEWAS : “Harus disiplin dan nggak boleh berhenti berdoa”



MY BIO...
Full Name             : Raema Lisa Rumbewas
Nick Name            : Lisa
Born                       : Jayapura, 10 September 1980
Daddy                    : Levi Rumbewas
Mommy                 : Ida Korwa
Church                   : GPIB Paulus, Menteng, Jakarta Pusat
Achievement           :    Medali Emas PON XVI Palembang (2004)
                                  Medali Perak Olimpiade Athena (2004)
                                  Medali Perunggu SEA Games Vietnam (2003)
                                  Medali Perunggu Asia Games Korea (2002)
                                  Medali Perak SEA Games Malaysia (2001)
                                  Medali Perak Olimpiade Sydney (2000)
                                  Medali Emas PON XV Surabaya (2000)
                                  Medali Emas Pra-PON XV Jakarta (1999)


Weightlifting...

Pertama kali kenal angkat besi, ya, dari Mama. Soalnya, beliau, kan, mantan atlet angkat besi pertama. Kebetulan juga Papa mantan atlet binaraga. Ya, sudah, dari situlah aku mulai. Waktu itu Mama bilang, “Dari pada kamu hanya diam-diam saja di rumah nggak ada kerjaan, ikut saja angkat besi sama Mama.” Dari situ aku mulai ikut Mama latihan-latihan. Dari kecil aku sudah ikut latihan. Tepatnya sejak umur 9 tahun. Tapi aku sendiri senang dan menikmatinya. Ya... hitung-hitung aku jadi penggantinya Mama, lah, kalau beliau sudah tidak jadi atlet angkat besi lagi.

WeAKNESS...
Sejak kecil memang aku sudah menderita epilepsi. Tapi aku nggak menganggapnya sebagai sesuatu yang menghambat. Thank’s God... Dengan pertolongan dan kekuatan dari Tuhan Yesus, yang sudah mengatur hidupku dan setia melindungiku, aku nggak mengalami gangguan yang serius sampai sekarang.

her win...
Kadang ada rasa puas, kadang ada rasa tidak puas. Gimana ya? Kemarin juga waktu bertanding di Olimpiade Athena dalam suasana yang tidak enak. Itulah makanya menurutku hasilnya kurang maksimal. Hanya karena masalah pelatih saja, itu yang bikin aku merasa agak kurang maksimal. Tapi lepas dari semuanya itu, aku tetap berusaha melakukan yang terbaik.

her performance...
Yang jelas prestasi itu penting banget buatku. Yang namanya prestasi itu juga nggak cuma bisa diraih dari sekolah, ataupun dari kerja aja. Dari olahraga juga bisa. Yang jelas, aku senang juga karena bisa berprestasi, bisa berangkat ke luar negeri, bisa jalan-jalan, dan bisa lihat seluruh negara-negara. Terutama sekali aku bisa melayani Tuhan dengan prestasi yang aku raih.

key of sucCESS...
Tetap harus disiplin, dan nggak boleh berhenti berdoa juga. Kalau kita berhasil, semuanya itu, kan, bukan dari kita sendiri, tetapi dari Tuhan.

Next step...
Yang jelas aku masih akan tetap berkarir di olahraga angkat besi. Nanti kalau sudah tidak jadi atlet lagi, ya... mungkin jadi pelatih. Sekarang aku lagi persiapan buat ikutan Sea Games. Setelah itu, aku juga bakal terus  berlatih, supaya bisa meraih medali emas di Olimpiade 2008.

MY message...

Kalo teman-teman pembaca Rajawali pengen berprestasi seperti aku, ya, yang kita utamakan adalah harus disiplin. Pokoknya disiplin dalam hal apa saja, baik itu disiplin latihan, istirahat, makan, dan sebagainya. Jangan lupa berdoa juga. Semua itu yang harus diutamakan, supaya kita bisa berprestasi dan meraih sukses.q(grace)

(Telah dimuat di Majalah Rajawali)

BUNUH DIRI: JALUR CEPAT MASUK NERAKA


Ade Irma (19), mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta, tewas Rabu (16/4 2004) pukul 01.00 setelah menyemprotkan racun serangga ke mulutnya. Polisi menduga, Ade nekat bunuh diri karena hubungan asmaranya dengan kekasihnya tidak disetujui orangtuanya. (Kompas, 17 April 2003)

Hiyy… miris banget kan ngeliat berita di atas? Yang namanya fenomena bunuh diri ternyata kini nggak cuma didominasi sama orang-orang yang nggak punya (ekonomi lemah) ataupun orang-orang yang sudah dewasa. Kenyataannya sekarang, banyak anak-anak muda, bahkan juga anak-anak kecil yang ikut-ikutan mematikan nyawa sendiri. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kasus bunuh diri saat ini menduduki peringkat 12 sebagai penyebab kematian. Setiap tahun di seluruh dunia tak kurang dari 948.000 orang tewas karena bunuh diri. Para pakar juga memprediksi kalo kasus bunuh diri ini akan terus melonjak selama 20 tahun mendatang. Gimana dengan di Indonesia? Ternyata nggak kalah ngeri juga lho. Jumlah kasus bunuh diri di Indonesia selama semester pertama tahun 2004 sudah mencapai 92. Hampir menyamai jumlah seluruh korban tahun 2003 yang tercatat 112 kasus! (Kompas, 17 Juli 2004).
Masih ingat kan, 4 Juni 2004 lalu, Aman Muhamad Soleh (14), siswa kelas VI SDN Cikarang Utara, Bekasi, yang hampir mati gantung diri dan minum racun tikus, gara-gara malu nggak bisa bayar ujia akhir serta menebus ijazah sebesar Rp. 150.000,-? Pendek kata, bunuh diri bisa terjadi pada siapa saja, nggak perduli apa latar belakangnya. Bahkan orang yang berasal dari keluarga baik-baik, terlihat bahagia en nggak kekurangan suatu apapun, tiba-tiba aja nenggak baygon rasa strawberry. What so pity guys…
Ironisnya lagi, ternyata ada juga anak-anak Tuhan yang sungguh-sungguh, aktif di pelayanan, rajin persekutuan, rajin ke gereja, dan always terlihat fine-fine aja, tiba-tiba ditemukan tewas gantung diri usai mengajar sekolah minggu, gara-gara cintanya bertepuk sebelah tangan. Nah, makin jelas kan kalo bunuh diri tuh nggak cuma dilakuin sama orang-orang yang nggak kenal Tuhan. Orang yang kenal Tuhan dan yang (kelihatannya) sungguh-sungguh pun bisa memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya.

No hope, no way out
         Kenapa sih orang-orang ini kok ‘tergerak’ melakukan bunuh diri? Persoalan keluarga yang broken home, ekonomi keluarga yang minim banget, cintanya ditolak, kehilangan pekerjaan, nggak lulus ujian, selalu diejek teman, jadi korban perkosaan/ pelecehan seksual, merasa sendirian, kena pengaruh narkoba, dan seribu satu alasan lainnya. Mungkin buat kamu-kamu yang ngerasain masalah-masalah tersebut just a simple thing, but it doesn’t like that for them. Buat mereka, this is a big… big problem. Hal-hal semacam inilah justru bikin mereka putus asa, ngerasa nggak berharga lagi, nggak ada artinya, ngerasa nggak ada yang mau care sama mereka, ngerasa semua jalan sudah tertutup and there’s no way out.
         Ketika nemuin jalan buntu, mereka mengira bahwa nggak ada seorang pun yang sanggup menolong mereka. Bahkan meski sudah berdoa puasa sampai jungkir balik memohon pada Bapa di surga, tetapi tetap saja jawabannya nggak nongol-nongol juga. Datang ke counselor or kakak rohani ataupun pendeta, tetap saja hasilnya juga nol besar. Lama kelamaan jadi bosan, bingung, dan jenuh. Walhasil, di mata mereka solusinya cuma satu, mengakhiri hidup supaya masalahnya berakhir pula, dan mereka segera terbebas dari stress dan depresi akibat masalah-masalah yang dihadapi. Tapi, apa benar suicide itu jadi satu-satunya way out?

It’s not a solution
            Memang sih, keputusan bunuh diri kelihatannya simpel, dan sepertinya itulah the one and only way to solve your problems. Tapi sesungguhnya, it’s totally wrong, man! Bagaimanapun juga, bunuh diri bukanlah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah. Sebaliknya, bukannya menyelesaikan masalah, tapi justru malah nambah-nambahin masalah. Kok bisa?
        Coba deh pikir baik-baik. Kalo kamu mengambil keputusan untuk kill yourself, dan kebetulan rencana bunuh dirinya sukses besar, sepintas memang kayaknya masalahmu selesai. Tapi, kepikir nggak sih kalo orang-orang di sekelilingmu, seperti keluargamu, teman-temanmu, orang-orang yang kamu sayang, bakalan susah dengan biaya rumah sakit, pemakaman, urusan polisi, dan tetek bengek lainnya yang bikin mereka musti berepot ria. Belum lagi perasaan sedih, ngerasa bersalah, merasa kehilangan, etc, just because keputusan konyolmu untuk mengakhiri hidup, sementara mungkin selama ini secara nggak kamu sadari, kamu adalah harapan dan penghiburan buat mereka. Nah, jadi tambah susah kan mereka kalo kamu bunuh diri? Itu baru masalah yang pertama.
Masalah yang kedua, sudah pasti urusannya between you and our Father in heaven. Sudah nggak bisa dipungkiri lagi kalo kita musti mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita semasa hidup di hadapan Tuhan (Matius 12:35-37). Begitu juga kamu musti mempertanggungjawabkan keputusan bunuh diri yang kamu buat itu di hadapan Tuhan. Apalagi Tuhan jelas-jelas menentang yang namanya pembunuhan. Firman Tuhan, “Jangan membunuh.” (Keluaran 20:13). Ini nggak cuma berarti menghilangkan nyawa orang lain alias sesama kita, tapi juga include nggak boleh menghilangkan nyawa sendiri alias bunuh diri. Kamu terhitung sebagai pembunuh, meski itu pembunuh nyawa sendiri. Dan tahukah kamu apa akibatnya kalau melanggar hukum Allah yang satu ini? “...mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."(Wahyu 21:8). Yup... right! Hukumannya adalah neraka. Mengerikan bukan?

Trik-nya Iblis?
          That’s absolutely right. Bunuh diri memang tricky wicky-nya Mang Iib untuk menghentikan rencana Allah dalam kehidupan kita. Yah... itulah tujuan Iblis yang ingin  membelokkan kita dari jalan-Nya Tuhan (baca: Kisah Rasul 13:10, Yohanes 8:44). Iblis cuma mau satu hal, yaitu supaya kita menyerah pada situasi, menyerah dengan segala permasalahan hidup kita, hingga akhirnya mengambil keputusan untuk ‘menyelesaikan hidup’, dan memilih jalan pintas masuk neraka yaitu suicide.
        Boys and gals, jangan pernah sekali-kali untuk coba-coba ambil keputusan yang bodoh dan risky ini. Remember, kalo kamu nekat take this way, bunuh diri, itu sama artinya kamu sedang menggenapkan rencana Iblis. Padahal kita semua dipanggil menggenapkan rencana Allah(Roma 8:28-30, Roma 9:11). Kalo kamu udah ngaku sebagai anak Allah yang telah ditebus, diselamatkan, dan menerima panggilan-Nya, nggak semestinya kamu lebih memihak pada Mang Iib untuk menggenapi rencananya. Seharusnya, kamu menyayangkan nyawamu sendiri, supaya kamu bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan (Roma 12:1), supaya rencana Allah tergenapi.

There’s always a way...
Ini yang harus selalu terpatri di dalam hati dan pikiran kamu. Selalu ada jalan keluar untuk semua masalah yang kita hadapi, selama kita mau terus bersandar kepada Allah. Nggak ada istilah no way out di dalam Tuhan. Selama kita semua berada di dalam Tuhan, pasti ada jalan keluar. Jangan sekali-kali menghindari Tuhan, apalagi sampai bosan datang pada Tuhan, dan mulai memilih melakukan hal-hal bodoh, just like suicide, cuma untuk melenyapkan segala persoalan hidup yang kamu punya. Masih ingat sama mas Daniel kan? Apa yang dilakukan setiap kali dia punya masalah? That’s right. Daniel selalu datang kepada Tuhan (lihat: Daniel 6:11-12, 9:3, 9:20). Nah, kebiasaan inilah yang kudu ditiru.
Masalahnya, seringkali setiap kali ada masalah, kamu bukannya datang pada Tuhan supaya dapat way out untuk ngadepin masalahmu, tapi kamu justru malah cenderung lari dari masalah. Seringkali kamu berusaha menghilangkan masalah dengan caramu sendiri, yang kamu anggap sukses untuk ngilangin masalah, just like ngerokok, narkoba, minum-minuman keras, and so on, sampai akhirnya kalo sudah nggak kuat terus milih jalan pintas yaitu bunuh diri.
Guys, ingat, Allah nggak suka kita lari dari masalah. Ia mau kita mampu menghadapi setiap masalah yang datang, supaya kita jadi tough. Lagi pula, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”(1 Korintus 10:13).
Tuh...kan... apapun masalah yang kamu hadapi, tangan Tuhan tak kurang panjang untuk menyelamatkan kita dari segala macam persoalan (Yesaya 59:1). Ia juga nggak pernah terlalu cepat, tapi juga nggak pernah terlambat untuk menolong kita. Yang Allah mau dari kita cuma satu, terus mencari Dia, cari tahu kehendak-Nya, dan nantikan pertolongan-Nya dengan tekun dan sabar, karena Ia akan memberi pertolongan tepat pada waktu-Nya, dan membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya.q(ica)

Kalo hari ini kamu or orang yang kamu kenal, mulai putus asa dan berniat bunuh diri:


  1. Segera datang kepada Tuhan dan minta pertolongan dari-Nya (Mazmur 115:11), karena hanya Dia-lah satu-satunya sumber pertolongan kita yang akurat dan terpercaya.
  2. Belajar untuk sharing dengan keluarga, tentang masalah yang sedang kamu hadapi. Gimana juga, keluarga adalah orang-orang yang terdekat denganmu, yang bisa melakukan covering, tempay kamu berlindung, karena mereka lah orang-orang yang lebih mengenalmu dengan baik.
  3. Kalau kamu ngerasa keluargamu sulit untuk diandalkan, cari teman-teman yang sungguh-sungguh di dalam Tuhan. Jangan coba-coba cari orang-orang yang nggak benar! Better for you untuk menemui pendeta, ataupun kakak-kakak rohani yang bisa membimbing dan menasehati kamu untuk tetap berada di dalam Kristus.
  4. Jauhi segala macam kondisi yang memungkinkan kamu melakukan percobaan bunuh diri. For example:
    • Jangan malah suka menyendiri ataupun mengunci diri di dalam kamar;
    • Hindari pertemuan dan pertemanan dengan orang-orang yang ‘senasib’.
    • Jangan pernah mencoba untuk bersentuhan dengan narkoba, karena berdasarkan peningkatan statistiknya, di Indonesia, penyalahgunaan psikotropika ini ternyata memicu timbulnya tindakan bunuh diri.
    • Waspadai dan hindari segala sesuatu yang berpotensi menjadi media bunuh diri. Pokoknya jauh-jauh deh sama yang namanya racun serangga, racun tikus atau racun-racun lainnya; tali tambang or rafia en sejenisnya; bacaan-bacaan, tayangan-tayangan, bahkan juga situs-situs yang banyak membirakan informasi tentang upaya bunuh diri; benda-benda maupun senjata tajam, dan sebagainya.


(Telah dimuat di Majalah Rajawali)

SEKOLAH BARU, SIAPA TAKUT?

Wuah… tahun ajaran baru, baju baru, sepatu baru, tas baru, sekolah baru, en… teman baru. But… gimana ya suasana sekolah baru kita nanti? Menakutkan, biasa-biasa saja, fun, or… apa ya? Guys, sometimes hari pertama masuk sekolah memang bikin deg-degan. Kadang kita suka takut ngadepin dunia baru yang bakal kita masukin. Gimana ya kalau teman-temannya rese, nggak asyik, en nyebelin? Gimana ya kalau suasana sekolahnya nggak enak? Gimana ya kalau guru-gurunya galak-galak semua? Pokoknya sejuta keraguan kerap kali muncul di benak kita. So, gimana dong ngadepin lingkungan baru yang bakal kita masuki?

Be Your Self

Menjadi diri sendiri. That’s the most important things yang musti dilakuin. Kadang-kadang ketika kita suka nggak pede en gampang terpengaruh, ketika masuk lingkungan baru dan melihat teman-teman kita yang heboh banget, dandan habis, and selalu jadi pusat perhatian. Nggak jarang kita terus kepingin kayak mereka, mengubah diri kita supaya menjadi seperti mereka, dan diterima dalam lingkungan mereka. Padahal apa yang kita lakuin itu nggak sesuai sama kepribadian kita, en belum tentu apa yang mereka lakuin itu benar. But, kita tetap saja memaksa diri menjadi seperti mereka, agar bisa diterima.
Masuk lingkungan baru nggak musti kita be like them supaya bisa diterima. Kalau kita berusaha keras jadi seperti mereka, salah-salah kita bisa terjerumus ke hal-hal yang nggak benar.­­ Remember apa yang dibilang Om Paulus di Roma 12:2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” It’s better for us untuk tetap menjadi diri sendiri. Toh orang akan lebih menyukai jika kita menjadi diri sendiri, ketimbang berusaha keras untuk jadi orang lain, just because supaya kita bisa di terima dalam lingkungan mereka.  

Pede Aja Lagi…                                                      
Sometimes yang bikin kita takut pas masuk di lingkungan baru, gara-gara kita nggak pede. Guys, sebenarnya nggak ada yang musti ditakutin. Maybe kita jadi nggak pede karena ngelihat lingkungan baru yang kayaknya wah banget buat kita. But remember, kalau kita yakin dengan kemampuan diri kita sendiri, menjadi diri sendiri, otomatis rasa pede itu akan muncul dengan sendirinya.
Masih ingat kan, Mas Timotius juga pernah ngalamin hal yang sama ketika ia diutus untuk menggembalakan jemaat di  Efesus. Awalnya dia juga nggak pede karena ngerasa masih muda banget. Tapi kemudian Om Paulus terus ngingetin dia. Let’s see nasehat Om Paulus, “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” (1 Timotius 4:12).
Well, actually nggak ada lagi yang perlu dikuatirin lagi untuk ngadepin first day di sekolah baru kita. Sepanjang kita  jadi diri sendiri en tetap pede, everything will be alright. Kalau masih ngerasa takut, just pray to Jesus. Seperti yang dibilang 1 Petrus 5:7, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” So, nggak usah kuatir lagi yah… We have Jesus yang always kasih kekuatan buat kita semua. OK?q(gs)

(Telah dimuat di Majalah Rajawali)

JAIM…OKE NGGAK SIH?

“Tapi buka dulu topengmu…buka dulu topengmu…” Lirik lagu yang dibawakan oleh group musik Peter Pan ini nyeritain tentang seorang cewek  yang jaim abis, sampai-sampai cowok yang pengen kenal deket sama dia memintanya untuk membuka ‘topengnya’ dan menjadi diri sendiri.
Mungkin sebagian dari kita juga ada yang suka jaim alias jaga image untuk berbagai macam tujuan. Ada yang jaim demi menjaga reputasi, demi menjaga harga diri, supaya diterima di sebuah lingkungan, biar nggak kelihatan bodoh, supaya rahasia pribadinya nggak terbongkar en many more alasan lainnya. Just like yang dibilang di Amsal 13:7, “Ada orang yang berlagak kaya, tetapi tidak mempunyai apa-apa, ada pula yang berpura-pura miskin, tetapi hartanya banyak.”
Sometimes kita sendiri juga bingung antara mo jaim or tetap menjadi pribadi yang apa adanya. Mungkin kita berusaha jaga wibawa untuk maksud dan tujuannya yang baik. But, kenyataannya banyak di antara kita yang berusaha untuk jaim, eh…malah kita jadi sosok ‘bertopeng’ (bukan pahlawan bertopeng-nya Sinchan lho ya…), yang hidupnya penuh dengan kebohongan en nggak jadi diri sendiri. 

Jaim=menipu diri sendiri?
For example kisahnya Dodi. Sebagai ketua youth, Dodi punya niatan baik ngadain bakti sosial ke pemukiman kumuh bareng anak-anak youth lainnya.  Pas kunjungan usai, berhubung cacing-cacing di perut sudah nggak bisa diajak kompromi, semua anak yang ikutan baksos pada ngajakin makan. Karena satu-satunya tempat makan terdekat di situ cuma warteg sederhana, mereka semua sepakat untuk mengisi perut di sana. Dodi yang gengsi dengan posisi yang dia punya, berusaha jaim en bilang ke teman-temannya kalau dia nggak lapar dan nggak ikut makan, meski sebenarnya Dodi sudah lapar sekali.
Guys…mungkin selama ini kita berusaha jaim untuk maksud yang baik, namun pada akhirnya kita malah terjebak jadi muna alias jadi orang yang munafik. Tapi bukan berarti jaim itu lantas dibilang negatif en nggak boleh dilakuin lho. Jaga image sih boleh-boleh saja…tapi… kita harus lihat-lihat suasananya. Memang nggak gampang untuk membaca suasana en nggak mudah juga buat kita untuk melihat, apakah kita sudah kelewatan menjaga image atau belum. Salah-salah kita mau kelihatan baik, malah jadi berkesan sombong.
Jaga wibawa nggak musti kita lantas jadi sosok yang munafik, hobi berpura-pura, en nggak mau tampil apa adanya, tapi bagaimana kita berusaha untuk membawa diri dengan baik tanpa harus kehilangan jati diri. Jangan sampai deh kita mau jaim, tapi jadi muna kayak orang-orang Farisi. Ingat khan gimana orang-orang Farisi yang jaim banget?  Mereka hobi banget berdoa di tempat-tempat umum biar dibilang suci. Bukannya pujian or pahala yang mereka dapat, tapi malah menerima celaan bahkan kutukan dari Tuhan Yesus (lihat Matius 23:1-36). Nah…nggak mau khan jadi kayak orang Farisi?

Jaim yang benar?
So, gimana dong sekarang? Mau jaim, tapi nggak pake acara berpura-pura en munafik. Kita  perlu bersihin pikiran dari doktrin yang bilang kalau jaim tuh musti muna. Berbicara terbuka pada diri sendiri ternyata  bisa membantu lho. Tanyakan pada diri kita sendiri, apa sih yang kita takuti sampai kita harus sedemikian rupa menjaga image? Kalau alasan kita tentang hal yang prinsip dan masih masuk akal or masih dalam kadar normal, maybe it doesn’t matter. Tapi kalau sudah mulai berlebih, kita perlu merenung lagi perlu nggak ya kita begitu?
Roma 12:9 bilang, “Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.” FirTu ini sebenarnya nggak cuma mau bilang supaya kita jangan pura-pura dalam mengasihi orang lain. Tapi lebih jauh lagi ayat ini mengingatkan kepada kita untuk nggak hidup dalam kepura-puraan dan kemunafikan, termasuk jaim yang kebangetan.
Well, nggak masalah kalau kita mau jaim. Tapi sekali lagi yang kudu diingat, kita musti jaga wibawa dengan baik en nggak neko-neko. Yang wajar-wajar saja, dan nggak usah pakai acara pura-pura en jadi munafik. Be yourself! Itu yang paling utama.Ok?q(ika)

(Telah dimuat di Majalah Rajawali)

PRIORITAS HIDUP: BIKIN HIDUP JADI LEBIH HIDUP


H A R I    I N I
 
Adalah awal dari hari yang baru.
Allah telah mengaruniakannya bagiku,
untuk kupergunakan
sebagaimana yang dikehendaki-Nya.
 
Aku dapat menyia-nyiakannya,
atau mempergunakannya
untuk melayani-Nya
dan sesamaku.
 
Tapi apa yang aku lakukan pada hari ini,
adalah sangat penting.
Sebab aku harus menukarnya
dengan satu hari dalam hidupku
 
Bila hari esok tiba,
hari ini akan pergi selamanya.
Aku harap aku tak menyesal
dengan apa yang telah kukerjakan pada hari ini!
 
(Penulis: unknown, Sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel)
 

Happy New Year Guys... Wuahh... nggak terasa kita sudah memasuki tahun yang baru yah... Hmm... rasanya kayak baru kemarin aja kita ngerayain tahun baru 2004, eh... sekarang kita sudah ngerayain tahun baru 2005. Sepanjang tahun 2004 yang lalu, apa saja sih yang sudah kamu lakukan? Ada nggak sih hal-hal yang sebenarnya kamu rancang pengen kamu capai di tahun 2004 lalu, tapi ternyata nggak kesampaian? Misalnya, tahun 2004 kemarin kamu pengen nyelesain skripsi en diwisuda. Nggak tahunya rencanamu itu gatot alias gagal total. Selidik punya selidik, nggak tahunya kegagalanmu itu akibat aktivitasmu di luar kampus yang kelewat banyak, so bikin kamu nggak fokus buat nyelesain skripsimu. Kenapa sih sampai bisa nggak fokus sama skripsimu? Itu semua karena kamu nggak punya prioritas dalam hidupmu, sehingga hidupmu jadi nggak efektif, en banyak waktu yang terbuang percuma. Jangankan prioritas, tujuan hidup aja mungkin kamu masih nggak ngeh. Atau mungkin kamu punya tujuan hidup, tapi nggak punya target yang jelas dan tepat, alias masih nggak jelas. Walhasil jadinya juga ngawur-ngawuran, and kamu nggak punya sesuatu hal yang diprioritaskan untuk dicapai.

It’s really important 4u

“Tahun ini gue mau ngapain ya?” Bingung? Yap! Soalnya banyak di antara kamu yang rupanya masih bingung, atau bahkan mungkin malah nggak kepikir sama sekali, apa yang menjadi prioritas hidupmu. Memangnya penting punya prioritas hidup? Tentu! Punya prioritas hidup tuh penting banget. Apalagi kamu-kamu yang masih teenage, of course it’s really important for you.
“Prioritas hidup tuh jelas penting banget, karena itu bisa jadi motivator buat kita. Dengan adanya prioritas, kita mampu mengerjakan segala sesuatu tanpa ngeluh, tanpa ngerasa terpaksa, soalnya kita tahu ada purpose yang pengen kita capai,” tegas Wawan Yap, salah satu anggota UX Singers. Buat cowok kelahiran 1 Desember 1976 ini, prioritas hidup berarti hal-hal yang paling diutamakan dalam hidup, dan yang menjadi tujuan buat seseorang. “Jadi, prioritas hidup itu juga harus ada tujuan tetapnya, dan dengan itulah kita bisa mengerjakan yang terbaik untuk mencapainya,” tambah Wawan lagi.
That’s right, guys! Dengan adanya prioritas hidup, kamu jadi punya arah dalam hidup. Coba bayangin aja deh. Seandainya saja kamu nggak punya prioritas yang ingin kamu capai dalam hidupmu, itu berarti kamu juga nggak punya target yang harus dicapai, dan itu berarti kamu nggak akan pernah mencapai sesuatu dalam hidup ini. Hidup jadi nggak ada artinya karena nggak pernah mencapai or bahkan melakukan sesuatu yang berarti di dalam hidupmu. Nah... nggak mau kan ngabisin hidup dengan percuma tanpa punya prioritas hidup yang pasti ingin kamu capai?

Apa untungnya?

Jelas untungnya banyak. Selain bisa bikin hidupmu terarah, adanya prioritas hidup ini jelas memacu motivasi kamu. Misalnya nih, tahun ini kamu kepingin meraih prestasi belajar yang lebih baik lagi di kelas. Karena udah punya target yang jelas, so tahun ini kamu jelas lebih memperioritaskan urusan belajar supaya tujuan kamu bisa tercapai. Otomatis, motivasi belajarmu juga makin terpacu karena kamu ingat bahwa prioritasmu adalah belajar untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi.
Nggak cuma itu aja, kalau kita punya prioritas dalam hidup, yang jelas itu bikin kamu ogah ngelakuin hal-hal yang nggak ada gunanya. Kalo kamu udah pasang target kepingin dapat prestasi yang lebih baik lagi, secara otomatis yang ada di kepalamu cuma terus belajar giat supaya bisa meraih prestasi yang lebih baik. Nah, kalo sudah begitu, yang namanya diajak dugem, nongkrong yang nggak jelas, apalagi sampai ngedrugs, udah pasti bakalan ditolak mentah-mentah. Kamu sudah pasti nggak mau urusan belajarmu terganggu dong, just because hal-hal yang bisa-bisa bikin targetmu nggak tercapai.
Ingat nggak? Om Paulus aja juga bilang, kalo punya prioritas dalam hidup itu memang bikin kita fokus en nggak kepikiran yang lain-lain, selain mikirin apa yang jadi prioritas hidup kita. Di 1 Korintus 9:25 dibilang, “Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.” Pendek kata, hidupmu nggak bakalan sia-sia kalo kamu punya prioritas yang jelas di dalam hidup kamu. Kamu nggak akan merasa hidupmu nggak berarti, karena kamu sudah punya prioritas utama dalam hidupmu. Karena prioritas hidup juga, kamu bisa membuat hidupmu jadi berguna, jadi efektif, dan meraih kesuksesan.
Makanya, Wawan sangat-sangat setuju kalo young man like us tuh kudu punya yang namanya prioritas hidup. “Jelas sangat penting dong kalo anak muda punya prioritas. Kalo nggak punya prioritas, jadinya seperti kehilangan kompas, nggak ada tujuannya, so nggak tahu harus mo ngapain, kan? Akhirnya, ya kita jadi ngawur, jadi nggak bisa bedain mana hal-hal yang baik, hal-hal yang  berguna, dari hal-hal yang tidak berguna. Tapi kalo punya prioritas hidup, kita bisa lebih lagi kita melakukan hal-hal yang lebih baik lagi, hidup lebih terarah karena kita punya tujuan yang jelas. Kita bisa tahu persis, apa sih yang menjadi utama dalam hidup ini, yang harus kita lakukan buat bisa mencapai tujuan hidup yang sudah ditetapkan,” imbuh cowok yang memprioritaskan hidupnya untuk melayani serta menyenangkan hati Tuhan, dan mejadi berkat bagi semua orang lewat apapun yang dikerjakannya.

Bikin prioritas? But... how?

Yang terutama ya kamu kudu punya patokan dulu sebelum bikin prioritas. Satu-satunya yang jadi patokan kita adalah firman Tuhan. Next, mulai tentukan apa yang menjadi tujuan hidupmu. Apa sih yang hendak kamu capai? Segala sesuatu yang jadi tujuan hidup kita harus berlandaskan firman Tuhan. Coba deh mulai ask your self, apa sih yang menjadi tujuan hidupmu? Dengan mengetahui tujuan kamu, akan lebih mudah buat kamu bikin target bagi diri sendiri en mencoba untuk memenuhinya.
Berikutnya, mulai deh bikin target. Dengan membuat target, kamu pun akan lebih mudah membuat langkah-langkah untuk mencapai target tersebut. Mencapai target yang kamu buat akan mempermudah kamu untuk mencapai tujuan yang sudah kamu tetapkan. Target yang kamu rencanain bisa berdasarkan waktu, misalnya, 2 tahun mendatang, 5 tahun mendatang, and so on. Bikin target nggak perlu yang muluk-muluk. Buat target yang sewajarnya aja. Jangan bikin target yang terlalu sulit untuk dicapai, atau bahkan membuat target yang terlalu mengada-ada untuk dicapai. Cobalah untuk membuat target yang ringan-ringan dulu. Misalnya, pasang target tahun ini harus selesain skripsi dan diwisuda.
Nah selanjutnya, baru bikin prioritas. Dari tujuan en target yang ingin kamu capai, apa yang jadi prioritas kamu. Misalnya aja nih, kamu bisa bikin list apa saja yang harus kamu lakukan tiap harinya, atau tiap minggunya, untuk menyukseskan target yang pengen dicapai. Ngomongin soal perencanaan target ini, firman Tuhan juga bilang, “Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang,...” (Amsal 24:6a). Tanpa bikin rencana yang matang buat bikin target yang seperti apa dalam hidup ini, sulit buatmu untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam hidup. Kamu bisa buat daftar Things to Do Today, untuk mempermudah merencanakan, apa saja yang harus kamu lakukan supaya dapat meraih target yang sudah kamu buat.
Next, usahakan untuk menyelesaikan apa yang sudah kamu rencanakan tepat waktu. Seperti pepatah bilang, “Don't put things until tomorrow." Apa yang bisa kamu kerjakan atau kamu rencanain untuk dikerjakan, so selesaikanlah dengan baik dan jangan pernah ditunda-tunda. Menunda-nunda cuma bikin segala prioritas yang sudah kamu buat jadi berantakan, dan akhirnya kamu gagal mencapai target yang sudah ditetapkan.
Well... sobat muda, kalau kamu-kamu pengen hidupmu jadi lebih hidup en nggak sekedar hidup aja, mulai sekarang belajar untuk menetapkan prioritas dalam hidupmu. Jangan mau dirayu Mang Iib, yang sengaja ngebujuk kamu supaya menjalani hidup yang tanpa prioritas dan tak tentu arah. Ingat! Allah mau hidup kamu tuh jadi berguna en nggak sia-sia.(ica)             (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Desember 2004)