Rabu, 31 Agustus 2011

I LOVE ME

“Aku nggak memang nggak pantas jadi juara kelas. Aku nggak punya cukup uang untuk ikutan les apapun yang bisa membantuku mendongkrak nilai di sekolah. Jauh banget kalo dibandingin sama Eva yang kaya, pintar, dan popular di sekolah. Mestinya memang Eva yang lebih pantas menjadi juara kelas daripada aku,” tukas Rina menyalahkan dirinya sendiri. Yah, hari itu Rina baru saja kena makian dari Eva. Eva yang biasanya selalu menjadi juara kelas, tahun ini harus merelakan kursi juara kebanggaannya itu pada Rina, si cewek pendiam anak tukang kebun sekolah.
Nggak cuma Rina yang seringkali suka menyalahkan diri sendiri. Banyak di antara kita yang punya ‘hobi’ menyalahkan diri sendiri untuk sesuatu hal yang sebenarnya bukan kesalahan kita. Kerap kali kita suka menyalahkan diri karena kita nggak cantik atau nggak ganteng, so that’s why pacar kita akhirnya jadi selingkuh sama yang jauh lebih cakep. Malu sama teman-teman karena punya hobi kutak-katik vespa kuno yang sama sekali nggak ada keren-kerennya, makanya kita jadi selalu berusaha menyembunyikannya dari teman-teman se gang. Bahkan ada yang sampai nekat bunuh diri gara-gara diejek dan dianggap sebagai siswa paling nggak oke di sekolah.

Self Bullying
Sobat muda, sadar atau tidak, ketika melakukan hal-hal seperti itu, kita sedang mem-bully diri sendiri. Kalau biasanya kita sering mendengar ada orang yang kerap membully  atau dibully, nah, kali ini justru kita sendiri yang membully   diri sendiri. Biasanya ini terjadi tanpa disadari, yaitu saat kita sedang merasa down, kecewa, sedih atau sesekali merasa kurang pede. Sebenarnya perasaan down seperti ini wajar terjadi. Yang jadi masalah justru ketika kita menanggapinya secara berlebihan tanpa bisa dikendalikan lagi. Ketika ini terus menerus kita lakukan hingga menjadi sebuah kebiasaan, pada akhirnya justru membuat sobat muda nggak bisa menghargai diri sendiri. Inilah musuh terbesar dalam hidup, yaitu diri sendiri.
Jika sobat muda selalu melakukan tindakan-tindakan destruktif, tanpa lagi ingat bahwa kita ini adalah pribadi unik dan sangat berharga. Kalau sudah begini, sobat muda nggak bakalan pernah bisa melihat bahwa sesungguhnya kita ini punya potensi dan keunggulan yang seharusnya kita kembangkan. Yang ada malahan kita hanya mengubur dalam-dalam semua potensi yang ada dalam diri, hanya gara-gara sering membully diri sendiri. Nggak cuma itu saja efeknya. Kebiasaan membully  diri sendiri juga akan membuat kita menjadi sosok yang selalu berpikiran negatif dan nggak bisa menghargai apapun. Nah, akibatnya sudah pasti sobat muda nggak bakalan pernah bisa maju. Selama kita terus menerus seperti itu, hanya membuat diri kita semakin terpuruk saja, tanpa pernah bisa bangkit dan menjadi pemenang.

You’re Very Special
Guys, nggak ada gunanya kita menyakiti diri sendiri dengan tindakan self bullying.  Semuanya itu justru hanya akan merugikan kita saja. Ingat, lho, Allah menciptakan kita dengan sangat special, karena kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah  (Kejadian 26:27). Antara manusia yang satu dengan yang lainnya pasti berbeda. Masing-masing punya keunikan tersendiri dan Allah pun memberikan talenta serta potensi diri yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. So, that’s why kalau kita berusaha membully diri sendiri, sama artinya kita juga sedang menghina Allah yang sudah menciptakan kita.
Di mata Allah, kita semua sangat berharga. (Yesaya 43:4). Makanya, jangan pernah lagi merasa diri kita nggak berharga, nggak berguna, nggak berdaya, buruk rupa, bodoh, dan lain sebagainya. Ingatlah bahwa kita dilahirkan ke dunia ini bukan kebetulan. Allah selalu punya rencana yang terbaik untuk hidup kita. Itu sebabnya, ketika kita merasa down, nggak usah menanggapinya berlebihan sampai membully diri sendiri. Anggaplah semuanya itu sebagai bagian dari rencana Allah yang tengah memproses diri kita untuk rencanaNya yang indah. Mulai sekarang, ayo belajar untuk mencintai diri kita sendiri. Sebab ketika kita mencintai diri kita, kita tahu bagaimana harus menghargai hidup pemberian Allah ini, dan bagaimana kita dapat membuat hidup ini menjadi berharga seturut dengan kehendakNya.q(ika)   (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Agustus 2011)