Selasa, 28 Februari 2006

KALO TUHAN BILANG: ‘NGGAK!’


Udah mau deket-deket valentine, nih... Nggak heran kalo banyak para jomblo mania pada ribut nyari gebetan buat digandeng pas acara valentine nanti. Saking kepenginnya punya pacar, sampai-sampai udah nggak mikir lagi. Pokoknya asal nyabet cowok or cewek yang ada aja, nggak pakai mikir apakah itu pasangan yang dikehendaki Tuhan atau tidak.
Nah, the problem is... kalau ternyata pas kita udah niat-niatnya, nih mau nembak sang gebetan, atau mungkin kita sudah ngerasa cocok dengan sang pujaan hati yang selama ini jadi pacar kita, tapi tiba-tiba ternyata Tuhan berkehendak lain en Dia bilang, “Nggak!” Waduh... sudah pasti dunia seolah runtuh menimpa kita. Kecewa? So pasti. Kayaknya, kok, Tuhan itu nggak adil banget en nggak suka kalau lihat kita senang. Tapi masa, iya sih, Tuhan, kok, sungguh teganya-teganya kayak gitu? (idih... kayak lagu dangdut aja...)

Ada yang salah nggak, sih?
Yang namanya sedih, kecewa, ngerasa terluka, itu wajar saja. Tapi jangan terlalu larut dengan semuanya itu. The first thing yang kudu kita lakukan adalah introspeksi diri. Nggak cuman soal mencari pasangan hidup, tapi juga dalam hal apapun juga. Misalnya ketika kita berusaha meraih cita-cita, pekerjaan ataupun pendidikan yang kita impikan. Ketika Tuhan berkata ‘tidak’ atas sesuatu hal yang kita inginkan, kita musti take a look at ourselves. Apakah ketika kita berusaha mencapai harapan itu, kita sudah melakukannya dengan benar? Betul nggak, sih, apa yang kita inginkan ini sesuai dengan kehendak Tuhan?
Kadang-kadang kita suka nggak sadar, demi menjadi juara kelas ataupun merebut hati sang pujaan hati sobat muda jadi menghalalkan segala cara. Atau mungkin juga kita sudah melakukannya dengan cara yang benar, tapi kita lupa untuk melibatkan Tuhan di dalamnya. Sobat muda lupa nggak pakai acara doa dulu, nanya dulu sama Tuhan. Akibatnya kita jadi nggak peka sama suara Tuhan, nggak peka sama kehendak Tuhan. Walhasil begitu Tuhan bilang nggak, langsung, deh, kita jadi collaps. Makanya, ketika hal itu terjadi, jangan buru-buru kecewa, kesal, apalagi sampai nyalahin Tuhan. Periksa diri dulu. Bukan nggak mungkin, malah bisa jadi semuanya itu memang terjadi karena kesalahan yang kita buat sendiri (Lihat kisah Yunus 1-2).

T’rus, gimana, dcong?
Yang  pasti kita kudu bertobat en minta ampun sama Tuhan. Promise Him buat nggak ngulanginnya lagi. Jangan cuman sekedar janji, ya. Tapi kudu benar-benat dilakuin. Then, belajar untuk mulai dengar-dengaran sama Tuhan. Belajar untuk meletakkan segala cita-cita, harapan, impian, juga keinginan kita kepada Tuhan, supaya semuanya berjalan seturut kehendakNya. Tapi ingat, lho, jangan pernah berusaha ‘memaksa’ Tuhan dengan cara sengaja berusaha nyama-nyamain keinginan kita dengan kehendak Tuhan. It’s a bad idea, guys! Pokoknya, belajar berserah en selalu berusaha mencari tahu apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Satu hal lagi, when God say ‘No!’, jangan pernah berusaha untuk membantah apalagi ngelawan plus nggak nurut. Kalau sobat muda malah nekad en nggak mau nurut apa kata FirTu, remember bahwa itu justru akan makin mempersulit diri kita sendiri (see Roma 2:8). Better for us untuk tetap stay in God’s Words. Yakin deh, rencana Tuhan buat hidup kita nggak akan pernah buruk. Dia pasti akan selalu ngasih bukan hanya yang baik tetapi yang terbaik buat hidup kita dalam segala perkara. Makanya, mulai dari sekarang belajar untuk terus dengar-dengaran dengan Allah, maka semua yang terbaik akan ditambahkanNya bagi kita (Roma 2:6-7).Okay?q (gd)              (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Februari 2006)