Rabu, 30 Juni 2004

EKA DELI : “JESUS IS SO AMAZING...”





Yang namanya dunia musik dan tarik suara, hm... udah pasti akrab banget sama cewek satu ini. Maklum, sejak kecil memang doski sudah demen nyanyi en lahir dari keluarga pemusik. Makanya, nggak heran kalo cewek yang dulu pernah ngetop lewat lagu ‘Cinta Ini’, dengan mudahnya melenggang di industri musik. Tapi, sejak dipertemukan dan dipulihkan oleh Sang Juruselamat, ada perubahan yang luar biasa terjadi dalam diri kelahiran Surabaya, 21 Maret 1976 ini.
                                       

Dari kafe ke kafe

Pemilik nama lengkap Eka Deli Mardiana ini, lahir dari pasangan Matius Luther, seorang gitaris, dan Rieza Anggoman, penyanyi dan pemain musik yang juga saudara dari pemusik beken Harry Anggoman. Di usia 14 tahun, Eka mulai bermain musik secara profesional dan bergabung dengan Exotic Beat Band. Lepas dari grup tersebut, tahun 1993 Eka bergabung dengan kelompok AB Voices asuhan Chris Pattikawa, sebuah kelompok vokal yang lahir sebelum AB Three. Setelah meninggalkan AB Voices, Eka menjadi vokalis Exist Band yang dipimpin oleh ibunya sendiri. Sejak itu hidup Eka lebih banyak dihabiskan dari satu kafe ke kafe lain.
Karena hidup dari kafe ke kafe itulah, Eka sempat mengalami hidup yang kacau balau. Itu sebabnya dia nggak kepingin anak-anak muda mengalami pergaulan yang salah. “Saya pernah ada di dalam pergaulan yang salah, walaupun bukan free sex, tapi hidup yang kacau balau. Kuncinya itu cuma satu. Alkitab bilang, ‘pergaulan yang buruk akan merusak kebiasaan yang baik.’ Jadi kita harus cari teman-teman yang dari Tuhan, kita harus bergaul dengan orang-orang yang tepat. Kuncinya satu, pergaulan. Bergaullah dan carilah orang-orang yang takut akan Tuhan untuk dijadiin teman. Bukan berarti kita hindari teman-teman kita yang tidak dalam Tuhan, bukan seperti itu, tetapi kita cari komunitas, maksudnya komunitas dimana setelah kita kuat, kita nyebar dan kita jadi impact buat orang lain.”

Dari keluarga non kristen

Cewek yang mengenyam pendidikan program pasca sarjananya di bidang misiologi Sekolah Tinggi Teologia Injil Indonesia di Denpasar – Bali ini, ternyata awalnya berasal dari keluarga non kristen.  “Saya terima Tuhan umur waktu saya lima tahun. Sejak saat itu saya terus berdoa untuk orangtua saya. Mama saya sebenarnya sudah kristen waktu itu, tapi nggak pernah ke gereja. Papa saya muslim. Tapi saya terus berdoa, berperang sama  teman-teman di Bali waktu itu. Puji Tuhan, tanggal 17 Mei 2001, Papa saya terima Tuhan dan memberi dirinya untuk dibabtis. Sekarang beliau sudah mulai melayani, dan buahnya lebih lagi,” ceritanya antusias.
Sejak kenal Tuhan Yesus, pemilik album ‘Rindu’, ‘Hasratku’, dan ‘Kau Berharga’ ini pun lantas memutuskan untuk menyerahkan hidupnya buat Tuhan dan melayani Dia. “Saya mulai melayani waktu berusia kira-kira tujuh belas tahun di gerejanya Om Ade Manuhutu. Itu pertama kali. Tadinya saya kan non kristen ya. Setelah saya kristen, saya dibimbing dan mulai pelayanan disitu, sampai akhirnya Tuhan izinkan saya untuk sekolah ambil S2 di Bali. Nah, di Bali saya ditangani oleh Bapak Timotius Arifin. Dari situ mulai meluas dan orang mulai tahu, karena tiap minggu kan datang hamba-hamba Tuhan dari luar negeri, dari luar kota. Sejak itu mulai link saya mulai luas, dan mulai dari situ orang mulai sering panggil saya untuk melayani,” beber juara III Festival Golden Stag di Brasov Rumania tahun 1995.

Dari percaya firman Tuhan

Perkenalannya akan Kristus, bikin juara II Cipta Pesona Bintang tahun 1991 ini sangat percaya akan kebenaran firman Allah. Dari kepercayaannya akan perkataan firman Tuhan inilah, doski akhirnya sembuh total dari penyakit leukimia, lever, dan kelainan jantung yang pernah dideritanya beberapa tahun silam. “Saya perkatakan firman Tuhan dan saya mengucap syukur. Saya bilang, ‘Tuhan, aku percaya Tuhan darahMu sudah tertumpah atasku, dan aku sudah disembuhkan, dan saat ini Tuhan, tercipta jantung baru dalam nama Yesus, lever baru, setiap sel-sel darah yang baru dalam nama Yesus,” tuturnya. Mujizat pun terjadi, dan usai pemeriksaan terakhir, Eka dinyatakan sembuh total.
 Melihat keberadaan dirinya sekarang, Eka mengaku merasakan perbedaan yang luar biasa. “Dulu saya nggak kenal Tuhan Yesus. Maksudnya sudah terima Tuhan, tapi saya cuma tahu Yesus, tetapi saya tidak mengenal. Ya bedanya kalau dulu saya tidak mengenal Tuhan, ya hidup saya kacau  balau dan segala macam. Begitu saya terima Tuhan, saya diubahkan. Perasaan saya ya... kagum sama Tuhan. Maksudnya, kalau saya bisa hidup sampai sekarang ini, saya bisa katakan itu semata-mata karena kasih karunia Tuhan.  Harusnya saya sudah mati karena leukimia, karena banyak hal, tapi Tuhan  itu terlalu luar biasa. Makanya itu saya bilang, saya amaze, saya kagum sekali luar biasa sama Tuhan tiap kali melihat hidup saya,” beber anak tunggal lulusan S1 Teknologi Komputer Universitas Gunadarma.

Dari sebuah prestasi

          Juara I Asia Bagus di Singapura tahun 1993 ini punya prinsip jangan pernah merasa cukup dengan prestasi yang sudah diraih. “Kalau orang sudah merasa cukup, ya dia tidak akan pernah bisa berkembang. Tapi kalau saya ya kembali lagi, saya mengalir aja. Karena saya tahu banget Tuhan kan bilang gini, ‘Sebab kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang sudah disiapkan Tuhan sebelumnya. Dan Ia mau supaya kita hidup di dalamNya. Jadi sudah ada jalan yang memang sudah Tuhan siapkan buat kita, kita tinggal jalan. Jadi kebanyakan manusia itu pingin bikin itu sendiri, mereka usaha sekeras-kerasnya untuk membuat diri mereka berhasil, diri mereka dikenal. Tapi kalau sesuatu yang bukan dari Tuhan itu cepat berlalu. Jadi, saya percaya memang sudah ada jalanNya yang ditentukan buat kita,” tutupnya. (esi)


(Telah dimuat di Majalah Rajawali)