Minggu, 30 Juni 2002

VIRGINITY

Bacaan : II Korintus 6:16  - 7:1
“…marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah..”
(II Korintus 7:1)


Kalo pada doyan nonton serial Meteor Garden, di situ ada adegan si Dao Ming Shi yang diejekin temen-temen se-gank-nya gara-gara dia masih perjaka en tetep mempertahankan keperjakaannya. Banyak di antara kita yang mungkin kepengaruh ama mitos ataupun omongan-omongan orang, yang suka ngebilangin kalo cowok gak perjaka tuh gak apa-apa. “Udah biasa lah…” begitu katanya. Eit….tapi tunggu dulu….Siapa bilang kalo cuman cewek doang yang mesti jaga virginitasnya, sementara cowok enggak. Nggak perduli cowok ataupun cewek, kita semua harus menjaga virginitas kita, sampai tiba waktunya nanti saat kita menikah. Ada banyak anak-anak muda yang rupa-rupanya kejebak dengan mitos-mitos semacam ini. Tetapi Firman Allah dalam II Korintus 6:16 – 7:1 ini ngingetin kita, supaya hidup kita nggak dicemarin oleh rupa-rupa kecemaran, entah itu kecemaran rohani maupun kecemaran jasmani. Nah, kalo kita juga nggak mau ngejaga keperjakaan kita, sama artinya kalo kita ini udah kejeblos ama yang namanya kecemaran jasmani.
Kawan, kadang-kadang sulit bagi kita untuk berusaha melawan mitos-mitos ini. Apalagi kalo sudah ada yang bilang, “Buktiin dong kalo kamu emang bener-bener jantan…” Belum lagi desakan-desakan dari teman-teman kita yang terhitung teman baik kita alias teman se-gank. Wah….repot deh kalo udah begini….bisa-bisa kita dianggap nggak setia kawan dong. Tapi jangan kuatir. Kalo hubungan pribadi dan persekutuan kita dengan Allah sungguh-sungguh akrab, Allah pasti akan menolong kita mengatasi semuanya ini. Yang penting ada kesungguhan hati dari diri kita buat tetep nurutin perintah Allah, dan menjaga kekudusan hidup kita. So, nggak perlu takut lagi dibilang nggak jantan. Justru teman-teman kita yang udah ngak perjaka lagi sebelum terikat pernikahan resmi itulah yang nggak jantan. Mengapa? Karena sesungguhnya mereka ini tidak taat dengan perintah Allah untuk menjaga kekudusan hidup mereka, bahkan mereka juga sudah melanggar Firman Tuhan yang jelas-jelas melarang kita berbuat zinah. Sepanjang kita tetap terus bertahan untuk hidup seturut dengan Firman-Nya, kita pasti akan menerima buah hasil kesetian kita pada Allah. Allah lebih suka kita menaati Firman-Nya, ketimbang kita lebih memilih kesetiakawanan kita, namun justru kesetiakawanan itu malah menjatuhkan kita ke dalam jerat dosa.(esi)



(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

TARUHAN BOLA

Bacaan : Yesaya 55:2a
“Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti,
dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?”
(Yesaya 55:2a)

Heboh ajang World Cup 2002, ternyata juga membuat Steve yang hobby banget sama yang namanya sepak bola ini,  heboh juga. Gak cuma asyik nongkrongin setiap pertandingan sepak bola yang di tayangin di televisi tiap hari, ia juga heboh bela-beli pernak-pernik yang berhubungan dengan ajang World Cup. Eh….belakangan sewaktu Sonny dan teman-teman sekelasnya yang lain nawarin untuk taruhan nebak skor pertandingan, Steve pun juga ikut-ikutan. Awalnya Steve ogah untuk taruhan karena takut dosa. Tapi karena terus menerus dibujuk Sonny, apalagi waktu Sonny bilang kalo taruhannya gak pake duit, Steve pun oke-oke aja, karena ia pikir taruhannya gak pake uang, jadi gak berdosa. Lama kelamaan ketika suasana pertandingan sepak bolanya makin seru, Sonny mulai membujuk Steve untuk bertaruh dengan uang. Sekali lagi Steve menolak. Tapi ketika ia melihat Sonny dan kawan-kawannya yang lain nampak begitu asyik dan seru mempertaruhkan uang mereka, Steve pun tergoda untuk ikut bertaruh, hingga akhirnya ia harus merelakan uang sekolah yang mestinya harus dibayar besok, untuk ikut dalam taruhan bola tersebut.
Gara-gara hobby, kita jadi terlena dan terhanyut, bahkan terseret untuk ngelakuin hal-hal yang nggak berkenan di hadapan Tuhan. Apalagi gara-gara hobby nonton bola, kita jadi keseret dengan yang namanya perjudian. Wuah…ini bahaya sekali man!!! Apapun bentuknya, yang namanya judi khan udah nggak bener di hadapan Tuhan. Namun bukan berarti kita nggak boleh punya hobby lho…Yang perlu kita waspadai sebenarnya adalah gimana cara kita ngendaliin diri, supaya hobby yang kita punyai nantinya nggak ngedorong kita jatuh ke dalam dosa. Lebih bagus lagi, kalau hobby yang kita miliki justru ngedorong kita untuk berprestasi, kayak si Angelique Wijaya yang jadi juara gara-gara hobby main tennis. Apapun hobby yang kita miliki, semuanya itu adalah anugerah Tuhan yang seharusnya kita manfaatkan dan kita kembangkan untuk kemuliaan nama Tuhan. So, tunggu apalagi…manfaatkan kembangkan hobby yang kamu punya untuk kemuliaan Tuhan. Jangan sia-siakan hobby yang kamu punya untuk hal-hal yang akhirnya cuman bisa bikin hidup kita justru jadi sesat dan jauh dari Tuhan.(esi)


(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

TAK SEKEDAR BERSYUKUR

Bacaan : I Korintus 14:16-17
“Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik,
tetapi orang lain tidak dibangun olehnya.”
(I Timotius 4:12)


“Pertama-tama, saya ingin mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan talenta luar biasa kepada saya, sehingga akhirnya saya dapat memenangkan penghargaan bergengsi ini…” Itulah yang dikatakan seorang artis muda yang cukup terkenal, yang baru saja memenangkan sebuah penghargaan. Tak berapa lama setelah kemenangannya itu, muncul pemberitaan bahwa ternyata ketenaran dan prestasi si artis ini telah membuat sikapnya mulai berubah, dan tidak menunjukkan sikap dan teladan sebagai anak Tuhan.
Kawan, ada berapa banyak diantara kita yang ketika meraih suatu kesuksesan dan keberhasilan, kemudian berkata, “Saya mengucap syukur atas berkat Tuhan” tetapi ternyata kata ucapan syukur yang ia lontarkan hanya sekedar lip service belaka. Bahkan tak jarang sikap dan perilaku kita sama sekali nggak menunjukkan kalo kita ngucap syukur pada Tuhan.Malahan sikap kita juga nggak nunjukin kalo kita ini anak Tuhan. Waduh…malu-maluin Tuhan deh. Yang kita lakukan ini sama aja udah mencoreng nama Tuhan. Sama seperti yang dilakukan si artis tadi, apa yang kita lakukan ini justru nggak jadi berkat dan nggak jadi teladan buat orang lain. Padahal sebagai orang Kristen, kita justru dituntut untuk jadi teladan.
Om Paulus ngingetin kita, bahwa sebagus apapun kita mengucap syukur, tapi kalo ucapan syukur yang kita naikkan hanya sekedar lip service doang, ya sama aja bo’ong. Justru kesaksian ucapan syukur kita nggak akan dipercaya dan orang lain yang mendengarnya juga tidak akan dibangun. Salah-salah, orang lain yang belum kenal Kristus, bisa makin nggak percaya Kristus karena perilaku kita sebagai orang Kristen yang demikian.
Oleh sebab itu, setiap kali kita mengucap syukur atas segala sesuatu, lakukanlah semuanya itu dengan rendah hati dan dengan segenap hati dan jiwa kita. Satu hal lagi yang terpenting, mengucap syukur tak hanya sekedar bersyukur aja, tetapi bagaimana kita mewujudkan ucapan syukur kita ini di dalam setiap sikap, tingkah laku dan pola hidup kita, agar ucapan syukur kita ini juga menjadi berkat bagi orang lain, dan oleh karenanya nama Allah boleh semakin dipermuliakan.(esi)



 (Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

PILIH YANG MANA?

Bacaan : Lukas 10:38-42
“…Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
(Lukas 10:42)

“Aduh Kak…pilih yang mana ya? Si Anton aku suka, tapi anaknya pendiem en pasif banget. Si Bimo aku nggak suka, tapi anaknya perhatiannn banget sama aku…gimana ya kak? Apa si Anton diputusin aja ya?” tanya si Dewi yang tengah kebingungan, kepada kakaknya. Sobat, tak sedikit dari kita yang rupa-rupanya kebingungan waktu nyari tulang rusuknya. Seperti yang dialami si Dewi  yang bingung menentukan mana cowok yang cocok buat dijadiin Pasangan Hidup alias PH-nya. Banyak anak-anak muda, termasuk pula anak muda yang di dalam Tuhan, yang memiliki ukuran-ukuran sendiri dalam mencari pasangan hidupnya, dimana ukuran-ukuran yang mereka buat itu ternyata nggak sesuai dengan ukurannya Allah. Bahkan tak jarang kalau kemudian mereka mengambil keputusan yang terburu-buru dan salah, hanya karena ukuran mereka yang tidak seperti ukuran Allah dan juga karena emosi saja dalam memilih pasangan hidup. Nggak jarang juga karena terlalu takut nantinya nggak punya PH, akhirnya jadi memilih PH secara sembarangan dan asal-asalan saja.
Sebagai anak-anak Tuhan, apalagi jika hubungan kita dengan Allah sudah sangat intim, kita tentunya tidak perlu khawatir, bahkan sampai kebingungan dalam menentukan pasangan hidup. Mengapa demikian? Karena kita ingat akan janji Allah. Bukankah Allah sudah mempersiapkan seseorang yang terbaik untuk kita sebagai pasangan hidup kita? Jadi, kalau saat ini masih banyak diantara kita yang    kebingungan untuk menentukan pilihan, satu hal yang pasti dan yang harus kita lakukan. Larilah kepada Allah. Ya….hanya dengan bersandar kepada Allah, dan memohon pimpinan dan petunjuk dari-Nya, serta menyelaraskan ukuran-ukuran yang kita buat dalam menentukan PH ini agar sesuai dengan ukurannya Allah, maka tidak akan sulit bagi kita untuk mengambil keputusan yang tepat, dalam menentukan pasangan hidup yang terbaik, yang tentunya seturut dengan kehendak Allah. Satu hal lagi, kalau hubungan kita dekat dengan Allah, kita pasti akan peka dengan pilihan terbaik yang dari Allah. So, nggak perlu bingung-bingung en pusing-pusing lagi untuk memilih. Kalau kita setia dan taat pada Allah, Ia pasti akan menunjukkan someone yang terbaik sebagai  pasangan hidup kita. Kalau Maria saja tahu mana pilihan terbaik untuk dirinya, demikian juga dengan kita pasti akan tahu mana yang terbaik untuk diri kita sesuai dengan kehendak Allah.(esi)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

Oops…I Did It Again

Bacaan : Efesus 1:7-8
“Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan,
 yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,"
(Efesus 1:7)

Sudah berulangkali Dion dinasehati Mamanya supaya tidak ikut tawuran lagi. Terakhir kali mamanya menasehati, Dion mengaku kapok dan bertobat, serta berjanji nggak akan ikut tawuran lagi. Eh…nggak tahunya, Dion ikut tawuran antar pelajar lagi dan kali ini ia terpaksa harus mendekam dalam penjara karena ada salah satu anak yang dia pukul sampai luka parah.
Sobat muda, seperti Dion, kita juga seringkali dan bahkan berulangkali minta ampun pada Tuhan a-tas segala kesalahan kita, tapi setelah itu kita berbuat dosa lagi. Pokoknya tiap kali berbuat dosa, minta am-pun sama Tuhan, terus berdosa lagi. Sepertinya kita ini kemudian jadi memanfaatkan Allah. Kita selalu  merasa bahwa Allah pasti akan mengampuni dosa kita. Inilah yang kemudian membuat kita jadi menganggap remeh dan menganggap enteng pengampunan dari Allah tersebut. Inilah yang kemudian membuat kita dengan enaknya lantas berbuat dosa lagi. “Toh nanti Allah pasti akan mengampuni kalau kita mengakui semua kesalahan kita,” begitu kira-kira yang ada di benak kita. Padahal seharusnya kita nggak boleh bersikap demikian. Pengampunan dari Tuhan nggak bisa dianggap enteng. Pengampunan dari Allah itu harganya mahal sekali lho. Untung Allah kita begitu baik. Coba kalau Ia nggak baik. Ia nggak bakal mau turun ke dunia nebus dosa kita dan menyelamatkan kita.
Mestinya kita harus waspada, kalo kita coba main-main dengan pengampunan Allah ini, bukan tidak mungkin kalau someday nanti, Allah bilang stop….nggak ada pengampunan lagi. Kalau Allah sudah sampai bilang seperti itu, habislah kita. Nggak akan ada lagi kesempatan lagi buat kita untuk memperbaiki kesalahan kita. Nah, sebelum semuanya terlambat, mari kita sama-sama bertobat. Jangan pernah lagi menganggap enteng pengampunan Allah. Sebaliknya, kita harus menghargai pengorbanan Allah di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita.  Mulai hari ini kalau ada diantara kita yang masih suka bermain-main dengan pengampunan Allah ini, mari kita sama-sama bertobat dan jangan lagi menganggap enteng pengampunan dosa dari Allah. Karena bagaimanapun juga dosa kita dapat diampuni oleh Allah, itu semua adalah kasih karunia dan kemurahan yang Tuhan berikan bagi kita.(esi)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

MENJAGA KEKUDUSAN

Bacaan : I Petrus 1:13-19
“tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu
sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,.”
(I Petrus 1:15)


“Tit…tit…” tiba-tiba handphone Denny berbunyi. Ada sms masuk. Di layar ponselnya tertera tulisan, “Gimana? Jadi nggak entar malem? Check in hotel X ya…ditunggu lho...Gak usah khawatir deh…dijamin service pasti memuaskan…OK…See you later…” Denny terkaget-kaget melihatnya. Tak hanya sekali dua kali saja ia mendapat sms nyasar seperti itu. Waktu Denny menunjukkan sms itu ke Hendri, sohib karibnya, Hendri malah menjawab,”Udah…ladenin aja…gak pa-pa khan sekali-kali elo nyobain. Biar besok-besok gak bego-bego banget lah…biar pengalaman…” Pertama-tama Denny berusaha mengacuhkan perkataan Hendri. Tapi makin lama, perkatan sohibnya kian menggoda dan hatinya mulai terusik dan tertarik untuk ngikutin saran itu. Akhirnya, karena gak tahan lagi, Denny pun memberanikan diri menurutin saran Hendri, dan menerima tawaran kencan via sms yang sering diterimanya.
Sobat muda, banyak diantara kita yang seringkali mengalami hal yang sama seperti yang dialami Denny. Apalagi di era yang kian modern, yang segalanya serba transparan dan tanpa batas, apapun bisa mungkin terjadi. Kapanpun dan dimanapun, godaan-godaan itu akan terus menerus berkeliaran di sekeliling kita. Tetapi bacaan  hari ini mencoba untuk ngingetin kita kalau Allah menghendaki, agar hidup kita yang sudah ditubus dengan darah Yesus yang sangat mahal itu, dijaga supaya tetap kudus dan berkenan di hadapan Allah. Ingatlah bahwa tubuh kita ini adalah Bait Allah. So, Dia gak kepengen BaitNya menjadi rusak dan kotor. Allah sungguh-sungguh menginginkan agar tubuh kita suci dan kudus lahir dan batin, supaya kita menjadi serupa dengan Allah.
Kalau sampai sekarang ada diantara kita yang mungkin sempat tergoda dan hidup kita mulai serong en nggak kudus lagi, ayo kita sama-sama bertobat. Masih ada kesempatan kok buat kita untuk bertobat dan minta ampun pada Allah, asalkan kita mau sungguh-sungguh mengakui semua kesalahan kita dan berubah. Satu hal yang harus kita ingat, kalo kita sudah bertobat, jangan lagi kita kembali pada kehidupan kita yang lama, tetapi marilah kita menjaga kekudusan hidup kita, supaya nggak jatuh lagi ke dalam dosa yang sama. Kalo kita senantiasa bertekun di dalam Tuhan dan selalu berada di dalam Dia, kita pasti akan dapat menjaga hidup kita supaya tetap kudus.OK?(esi)



(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

INI KUNCINYA!

Bacaan : I Timotius 4:1-16
“…Jadilah teladan…dalam kesucianmu.”
(I Timotius 4:12)


Berbagai macam kenikmatan dunia yang makin hari makin banyak ditawarkan oleh dunia ini, kadang-kadang membuat kita terlena dan nggak jarang kita justru terseret oleh arus dunia. Modernitas, kebebasan hidup, ketidakpuasan  manusia, dan banyak hal yang pada akhirnya kemudian memunculkan apa yang disebut free sex, penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan sebagainya. Semuanya itu banyak kita jumpai dan kita hadapi dalam kehidupan kita sebagai anak-anak muda. Namun hari ini Allah ingin kita belajar dari Bang Timotius, anak muda yang senantiasa menjaga hidupnya supaya seturut dengan FirTu, meski ia hidup dikelilingi tawaran dunia yang bisa saja setiap saat membuat ia jatuh ke dalam dosa.
Om Paulus, rasulnya Tuhan Yesus disini nggak cuman nasehatin Bang Timotius aja, tetapi juga nasehatin kita semua supaya kita tetap berjaga-jaga dan menjaga agar hidup kita tetap kudus, supaya kita nggak terseret arus dunia yang menyesatkan dan menjadi teladan buat orang-orang disekeliling kita. Nah, sekarang gimana dong caranya supaya kita tetep bisa menjaga kekudusan hidup kita? Om Paulus bilang, kita harus tetap bertekun dalam membaca Kitab-Kitab Suci (I Timotius 4:13). Kalau kita senantiasa rajin bersekutu dengan Allah, baik itu secara pribadi lewat saat teduh, maupun bersekutu bersama-sama dengan saudara-saudara seiman kita, Dia pasti memberi kekuatan buat kita supaya bisa ngatasin segala godaan yang sering nyamperin hidup kita.
Seperti kesaksian Leony Vitria Hartanti, mantan personel Trio Kwek-Kwek. Ia menyadari sekali kalau dunia artis yang begitu glamour sering membuat dirinya tergoda. Tetapi Leony bersyukur sekali karena sejak kecil orangtuanya selalu menanamkan supaya ia nggak pernah absen berdoa ‘en baca Firtu. Itu sebabnya, setiap kali Leony melakukan segala sesuatu, ia nggak pernah lupa berdoa dan juga setiap hari berusaha untuk selalu melakukan saat teduh pribadi. Itulah kunci agar ia nggak terseret glamournya dunia hiburan. Nah, kalo si Leony aja yang artis supersibuk dan hidupnya banyak diwarnai macem-macem godaan aja masih selalu nyempetin diri untuk saat teduh, gimana dengan kita? Apakah kita juga ngelakuin hal yang sama, ditengah-tengah segala kesibukan dan aktivitas kita, untuk menangkal segala pengaruh dunia? So, jangan lupa untuk tetap bertekun di dalam Dia.(esi)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

DITOLAK

Bacaan : Hakim-Hakim 11:1-11
“Ketahuilah, Allah tidak menolak orang yang saleh,…”
(Ayub 8:20)

Sudah bertahun-tahun lamanya Jones mengalami kepahitan yang luar biasa dalam hidupnya. Kelahirannya yang tak diharapkan, membuat sang ibu membencinya. Ia berulang kali ditolak cintanya. Ia  juga ditolak oleh lingkungan dan teman-temannya karena penampilannya yang dekil. Setiap lamaran kerja yang  ia ajukan juga selalu ditolak. Tapi kondisi yang dialaminya itu tak pernah membuat dia merasa sakit hati dan rendah diri. Sebaliknya, keadaan itu membuat Jones semakin dekat pada Yesus. Itu sebabnya, Jones dapat tumbuh menjadi anak yang pede, dan bisa mengampuni orang-orang yang menolak keberadaannya.
Sama halnya dengan yang dialamin oleh Mas Yefta. Ia ditolak oleh kaum keluarganya, bahkan diusir dari kampung halamannya. Cuma gara-gara ia anak perempuan sundal, Mas Yefta harus mengalami perlakuan yang sangat menyakitkan. Tetapi karena kedekatannya dengan Allah, Mas Yefta mampu mengatasi kepahitan dan rasa sakit hati yang dialaminya. Malahan ia mau menolong dan membela orang-orang yang sudah menolaknya, ketika mereka diserang olah orang-orang Amon. Nggak cuma Mas Yefta aja yang pernah mengalami gimana rasanya ditolak, tetapi Tuhan kita Yesus Kristus pun juga pernah ditolak dan diusir oleh orang-orang di kampung halamannya, sewaktu Ia datang menyampaikan kabar keselamatan (Lukas 4:16-30). Meski begitu, Yesus juga masih tetap mengasihi mereka.
Kawan, mungkin ada banyak diantara kita yang saat ini mengalami banyak kepahitan hidup dan sering ngerasa tertolak. Tetapi kondisi ini jangan sampai membuat kita mundur dari Allah. Sebaliknya, kita justru harus makin dekat denganNya. Kita harus belajar mengampuni dan melupakan segala kepahitan itu dan meminta Tuhan Yesus untuk memulihkan hati kita, supaya kita juga tetap dapat mengasihi orang-orang yang sudah menolak kita. Tak ada alasan buat kita untuk membenci orang-orang yang sudah menolak kita, karena semuanya itu justru akan membuat hati kita semakin terluka dan makin menyakiti kita. Makanya, kita harus terus tetap dekat dengan Allah kita, karena Dia tak akan pernah menolak kita dan selalu mendengar doa kita. Kalau Mas Yefta  aja bisa ngampunin keluarga dan sukunya, kenapa juga kita nggak bisa mengampuni orang yang sudah menolak kita? So, kalau kita deket sama Yesus, pasti deh kita bisa mengampuni. Kamu pasti bisa!!!(esi)



(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)

BELAJAR MENGERTI

Bacaan : Pengkhotbah 3:1-15
“Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.”
(Efesus 5:17)


“Aduh…’gimana sih mama ini. Tasya khan sudah bilang kalau baju pestanya harus jadi hari ini, ya harus jadi sekarang dong,” keluh Tasya yang marah-marah, gara-gara mamanya belum selesai menjahit baju pesta yang akan dikenakannya di pesta ulang tahun sahabatnya. Sobat muda, seringkali kita juga suka bertindak seperti Tasya. Nggak cuma sekedar berdoa minta ini dan itu pada Tuhan, tetapi kita juga suka memaksa supaya Tuhan mengabulkan doa yang kita naikkan, sesuai dengan keinginan kita dan waktu yang kita tentukan. Bahkan kita juga kerap mogok, ogah berdoa lagi, males dateng ke gereja atau ke persekutuan, kalau ternyata Allah nggak menjawab doa kita, atau mungkin Ia menjawab doa kita, tetapi jawaban doanya ternyata nggak sesuai dengan apa yang kita mau. 
Kita kerap kali lupa bahwa Allah lebih tahu kebutuhan kita. Bahwa Ia adalah Allah Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Tahu, yang memiliki waktu-Nya tersendiri, kapan saat yang tepat bagi Dia untuk mengabulkan doa kita. Namun kenyataannya kita suka seenaknya sendiri. Mentang-mentang ia adalah Allah kita dan kita ini adalah anak Allah, kita lantas suka merasa bisa minta apa saja sesuka hati kita dan bertindak semau-mau kita. O…o…nggak bisa begitu dong. Kita harus ingat bahwa Bapa kita di sorga punya otoritas-Nya sendiri, yang nggak bakal bisa diganggu gugat oleh siapapun, termasuk oleh kita. Tuhan Yesus saja yang Anak Allah, waktu minta seandainya BapaNya ngijinin, Ia pengen supaya cawan yang harus Ia minum bisa lalu dari padaNya (Matius 26:39), nggak memaksa BapaNya untuk mengabulkan doaNya. Yesus sadar bahwa BapaNya yang di sorga punya otoritas tersendiri, dan Ia harus tunduk pada kehendak BapaNya.
Hari ini, marilah kita belajar untuk mengerti dan memahami apa yang menjadi kehendak Allah di dalam hidup kita. Jangan cuma bisanya menuntut dan merongrong Allah dengan segala keinginan kita. Mulailah untuk menyadari bahwa Allah ingin kita dapat belajar untuk bersabar dan tidak semaunya sendiri, karena Ia kepengen kita cuman bisa  minta doang sama Bapa, tetapi juga kita juga bisa memberi diri kita seutuhnya untuk Allah Bapa kita di sorga, agar kita bisa dipakai dan dibentuk seturut dengan kehendakNya.(esi)

(Telah dimuat di Renungan Harian Rajawali)