Minggu, 28 Februari 2010

PRASANGKA BURUK


Vera akhirnya menyesal sendiri. Sepanjang hari ia mencurigai pria bertato yang selalu mengawasinya sejak ia berangkat sampai pulang sekolah. Nyaris saja ia menuduh pria itu adalah orang yang bakal menculiknya. Tak tahunya pria itu adalah polisi yang tengah menyamar dan justru dialah yang menyelamatkan Vera dari upaya penculikan dan perdagangan anak yang dilakukan oleh sekelompok penculik anak yang sudah lama mengincarnya.
Hmm… prasangka buruk… hayo… ngaku, deh, siapa yang nggak pernah berprasangka buruk terhadap orang lain? Mungkin boleh dibilang 99,9% di antara kita pasti pernah punya prasangka buruk terhadap orang lain. Lalu mengapa, ya, kita bisa berprasangka buruk terhadap orang lain? Salah, nggak, sih, kalau kita punya prasangka buruk pada seseorang yang menurut kita memang pantas dicurigai?

Mengapa kita mudah berprasangka?
Hampir semua orang pernah mempunyai dugaan-dugaan tertentu terhadap orang tindakan, tingkah laku, bahkan juga perkataan dan pikiran seseorang. Entah itu prasangka yang baik, maupun prasangka yang buruk. Prasangka sendiri bermula dari cara kita memandang atau menilai orang lain sesuai cara pandang kita sendiri. Saat menilai orang tersebut, kita tentunya menggunakan nilai-nilai yang ada dalam diri kita sendiri. Yang menjadi masalah adalah ketika kita mulai menempelkan prasangka buruk pada orang tersebut. Padahal, orang tersebut belum tentu seburuk yang kita sangka.
Karena ukuran-ukuran yang kita miliki inilah yang membuat kita dengan mudahnya berprasangka terhadap dengan seseorang. Bahkan karena prasangka pula, kita jadi punya sikap yang memihak dan nggak bisa obyektif ketika memutuskan sesuatu hal. Inilah yang membuat kita seringkali kemudian menjadi bersikap tidak adil terhadap sesuatu.
Bukan hanya karena ukuran-ukuran yang kita miliki saja yang membuat kita mudah berprasangka buruk pada seseorang. Kita juga sering berprasangka buruk pada seseorang karena ikut-ikutan dengan pandangan orang lain. Karena hal ini pula, kita mengambil tindakan yang kurang tepat yang bisa merugikan orang lain maupun diri sendiri.

So, gimana, dong...?
Namanya berprasangka, seringkali menjadi sesuatu yang sulit kita hindari karena kerap otomatis langsung kita lakukan setiap kali kita bereaksi terhadap seseorang atau sesuatu. Akan tetapi di satu sisi, kita juga tahu bahwa yang namanya berprasangka, apalagi berprasangka buruk adalah sesuatu hal yang nggak baik. Itu sebabnya kita harus lebih berhati-hati dengan hati dan pikiran kita, supaya tetap murni dan nggak gampang berprasangka buruk.
Jangan mudah terbawa dalam pandangan buruk terhadap seseorang hanya karena kita mendengar perkataan orang lain yang kurang menyukai keberadaan seseorang. Lebih baik kita menghindarinya, dan mulai belajar untuk selalu positive thinking. Perhatikan diri sendiri, waspadai pandangan kita terhadap orang lain. Jangan hanya berdasarkan praduga atau prasangka sebelum tahu kebenaran yang sebenarnya. Jangan mau juga kita terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Ingat yang  firman Tuhan bilang, ”Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu.” (1 Timotius 5:22). Well guys, masih mau berprasangka buruk lagi? Nggak lagi-lagi, lah ya...q(ika)        (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Februari 2010)

FACEBOOK... OH... FACEBOOK


Berawal dari facebook baruku.. Kau datang dengan cara tiba tiba…” lantunan Armand Maulana, vokalis band Gigi, terdengar merdu mengawali lagu My Facebook. Yup! Belakangan ini facebook memang lagi ngetrend abis. Nggak cuma di kalangan anak muda, yang sudah nggak lagi muda pun juga nggak mau ketinggalan. Boleh dibilang, rasanya, kok, nggak afdol kalau belum punya akun di situs jejaring social yang paling digandrungi selain twitter ini. Gara-gara facebook, kita jadi punya banyak teman baru, dan bahkan juga berhubungan kembali dengan teman-teman lama yang mungkin sudah nggak ketahuan lagi rimbanya. Jelas ini membuat kita senang, karena tentu saja ruang lingkup bergaul kita pun jadi bertambah luas.
Namun beberapa minggu belakangan ini ada sejumlah peristiwa yang tentu saja membuat kita terhenyak. Gara-gara kenalan barunya di facebook, Nova (14 tahun), nekad meninggalkan rumahnya dan pergi bersama Ari (18 tahun), sang kenalan yang belakangan jadi pacarnya. Bukan hanya pergi tanpa pamit, Nova juga rela menyerahkan virginitasnya pada Ari. Bukan cuma Nova,  AS (14 tahun), rela kabur dari rumah dengan membawa uang Rp 5 juta milik ortunya, demi hidup bersama dan menyerahkan keperawanannya pada AGM (22 tahun), pacar yang baru dikenalnya via facebook. Selain Nova dan AS, masih ada lagi Abelina (14 tahun) yang nekad meninggalkan Surabaya menuju Jakarta tanpa sepengetahuan ortunya, demi bertemu Januar alias Jeje, kenalan barunya di facebook, hanya gara-gara tertarik dengan ketampanan Jeje.

Aduh…. Kok, bisa, ya?
Rasanya miris banget, ya, kalau kita melihat kasus-kasus ini. Bayangin aja… baru umur 14 tahun, masih duduk di kelas dua SMP, tapi ada yang sudah harus kehilangan hal yang paling berharga dalam hidupnya untuk sesuatu yang sebenarnya nggak worth it. Mungkin sebagian di antara sobat muda juga berpikir, kok, bisa mereka bertindak seperti itu. Ada banyak hal yang membuat mereka akhirnya terjebak dan jatuh ke dalam hal semacam ini. Pertama, karena nggak punya hubungan yang dekat dengan Tuhan. Sobat muda, kalau kita punya hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan, hal-hal seperti yang dialami Nova, AS, Abelina, akan lebih mudah dihindari. Seperti yang dilakukan oleh Timotius. Iman yang kuat akan Kristus menunjukkan kedekatannya dengan Allah, sehingga ia tidak mudah jatuh ke dalam hal-hal yang nggak berguna (2 Timotius 1:5).
Kedua, karena nggak punya hubungan yang kuat dan komunikasi yang akrab dengan orangtua. Bagaimanapun juga, yang namanya orangtua dan keluarga adalah orang-orang yang paling dekat dengan kita. Merekalah yang seharusnya menjadi tempat curhat pertama kita (selain sama Tuhan, ya, tentunya...). Kalau kita punya hubungan serta komunikasi yang baik dengan orangtua, tentunya kita juga jadi nggak gampang terjebak dalam pergaulan yang nggak sehat, karena mereka tentunya akan membantu kita untuk menjadi filter buat kita. Selain itu, pastinya mereka akan selalu siap sedia setiap saat kita butuh pertolongan mereka.
Ketiga, karena pergaulan yang nggak sehat. Namanya bergaul dan berteman, tentunya sah-sah saja kita bergaul dengan siapa saja. Bukan bermaksud pilah-pilih teman, sih, tapi bagaimana kita harus bisa melihat mana pergaulan yang baik buat kita dan mana yang nggak. Namanya juga anak muda, seringkali kita lebih muda terpengaruh untuk masuk ke dalam pergaulan yang buruk daripada pergaulan yang baik. Itu sebabnya kita tetap harus berhati-hati dalam bergaul, supaya jangan sampai kita terjerumus dalam pergaulan yang salah.

It’s okay to make some friend, but…
Well... menjalin pertemanan baru di facebook memang nggak ada salahnya, kok. Tapi sudah selayaknya kita juga belajar untuk mengenal lebih jauh lagi seperti apa teman-teman baru kita, supaya kita nggak terjerumus dalam pergaulan yang salah. Yang jelas, jangan terlalu percaya begitu saja pada teman-teman yang baru kita kenal. Lebih baik kenali dan selami dulu lebih jauh, seperti apa mereka sebenarnya, supaya kita pun benar-benar yakin apakah teman-teman baru kita ini benar-benar membawa kita ke dalam pergaulan yang positif atau justru sebaliknya.
Remember guys, firman Tuhan dari jauh-jauh hari pun sudah selalu mengingatkan kita. Om Paulus dalam 1 Korintus 15:33 pernah bilang, ”Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Nah, itu sebabnya kalau sobat muda nggak mau terjebak dalam pergaulan yang salah, mulai sekarang harus lebih berhati-hati. Apalagi sekarang, kita yang memang lagi demen-demennya main dengan situs-situs jejaring sosial, amat sangat rentan dengan kejahatan dunia maya yang belakangan juga banyak menyusup lewat facebook, twitter, friendster, de el el. So, be carefull with your friendship...okay?q(ika)    (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Februari 2010)