Rabu, 30 Oktober 2002

Clubbing, Gaya Hidup Anak Muda Masa Kini?



         “Gue suka punya cewek hobbynya clubbing. Soalnya anaknya pasti funky en gaul. Apalagi dengan profesi gue sebagai DJ, gue pengennya punya cewek yang bisa ngerti profesi gue. Kayak cewek gue sekarang ini, gue dapetnya gara-gara dia hobby clubbing. Khan enak waktu gue kerja ditemenin cewek gue juga. Tapi biar begitu, clubbing nggak identik dengan hura-hura, drugs en alkohol aja lho. Yang penting khan fun en gaulnya,”tutur Winky Wiryawan, DJ sekaligus bintang utama dalam film Jaelangkung yang menghebohkan itu.
Di kota-kota besar, terlebih di kota metropolitan, istilah clubbing udah nggak asing lagi di telinga kita. Apalagi buat mereka-mereka yang hobby banget nongkrongin night club, cafĂ©, pub, dan  tempat-tempat sejenisnya. Mau tidak mau, suka tidak suka, clubbing pasti akan identik dengan yang namanya suasana gelap en remang-remang, rokok, alkohol alias minuman keras, drugs plus pernak-perniknya. Gimana enggak? Jelas aja kehidupan malam yang hingar-bingar dan mungkin membuat kita jadi fun, gaul, banyak teman, tetapi sesungguhnya rawan dengan hal-hal yang dapat membuat kita terjerumus dan jatuh ke dalam dosa. Yang jelas biasanya mereka-mereka yang menamakan dirinya clubbers alias penggemar clubbing ini, seringkali dianggap tukang mabok, tukang ngedrugs, dan buntut-buntutnya yang paling mengerikan adalah dianggap tukang melacur karena mereka nggak jauh-jauh dari apa yang namanya kehidupan free sex.
Sobat muda, kadang kita sendiri suka enggak sadar, manakala kita bergaul dengan teman- teman kita, kita baca majalah-majalah en  menikmati tayangan-tayangan acara teve yang menyuguhkan clubbing sebagai gaya hidup anak gaul saat ini, mau nggak mau udah mempengaruhi pikiran kita untuk setidaknya kepengen nyobain, pengen ngerasain kayak apa sich clubbing yang jadi gaya hidup dan lagi trend sekarang.
Sebagai anak-anak Tuhan, kalo kita enggak mau mulai waspada, bisa-bisa kita terbawa arus. Mungkin awalnya cuma karena kepengen dan mau nyobain aja. Tapi kalo kita lengah, lama-lama kita jadi terus menerus kepengen dan akhirnya malah ketagihan. Ini yang tidak disukai Allah dan Ia pun juga tidak ingin itu terjadi dalam diri kita.
Firman Allah mengatakan dalam I Petrus 1:14-16, bahwa Allah ingin kita menjadi anak-anak-Nya yang taat dan hidup dalam kekudusan serta tidak menuruti hawa nafsu, sebab Allah kita adalah Allah yang Kudus. Ia tidak ingin pula hidup kita dicemari dengan rupa-rupa kecemaran, yang nantinya dapat  membuat pengorbanan Allah di kayu salib menjadi mubazir karena kita sudah menya-nyiakan penebusan-Nya.
Trus, kalo gak ikut-ikutan berclubbing ria, kita jadi nggak gaul dong? Oh … salah besar kalo kita menganggap nggak ngikut clubbing nggak jadi anak gaul. Justru kalo ngikut clubbing malah nggak jadi anak gaul. Kok bisa? Kalo kita lagi ngumpul sama temen-temen persekutuan yang heboh ngrumpiin Firman Tuhan, trus kita sendiri bego sendiri nggak ngerti apa-apa karena keseringan clubbing ketimbang bergaul sama Firman Allah. Kita akhirnya jadi nggak gaul en ketinggalan juga.
So, ketimbang buang-buang waktu en buang-buang duit untuk sesuatu yang akhirnya ilang nggak berbekas, nggak bermanfaat plus nggak ketahuan juntrungannya, kenapa nggak kita membuang jauh-jauh keinginan kita untuk ikut-ikutan berclubbing. Seperti yang diungkapkan pemazmur Daud dalam Mazmur 84:11, “Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.” Bahwa Raja Daud menyadari adalah lebih baik untuk dekat dengan Allah ketimbang bergabung dengan orang-orang yang dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa. Jadi, nggak salah kalo ngikutin anjurannya Om Daud ini. Lebih baik kita menghabiskan waktu bersama Allah kita, daripada menghabiskan waktu berclubbing ria yang enggak jelas arah tujuannya dan membuang-buang waktu dengan percuma. OK?(esi)


(Telah dimuat di Majalah Rajawali)