Clubbing, Gaya Hidup Anak Muda Masa Kini?
“Gue suka
punya cewek hobbynya clubbing. Soalnya anaknya pasti funky en gaul. Apalagi
dengan profesi gue sebagai DJ, gue pengennya punya cewek yang bisa ngerti
profesi gue. Kayak cewek gue sekarang ini, gue dapetnya gara-gara dia hobby
clubbing. Khan enak waktu gue kerja ditemenin cewek gue juga. Tapi biar begitu,
clubbing nggak identik dengan hura-hura, drugs en alkohol aja lho. Yang penting
khan fun en gaulnya,”tutur Winky Wiryawan, DJ sekaligus bintang utama dalam
film Jaelangkung yang menghebohkan itu.
Di kota-kota
besar, terlebih di kota metropolitan, istilah clubbing udah nggak asing lagi di
telinga kita. Apalagi buat mereka-mereka yang hobby banget nongkrongin night
club, café, pub, dan tempat-tempat
sejenisnya. Mau tidak mau, suka tidak suka, clubbing pasti akan identik dengan
yang namanya suasana gelap en remang-remang, rokok, alkohol alias minuman
keras, drugs plus pernak-perniknya. Gimana enggak? Jelas aja kehidupan malam
yang hingar-bingar dan mungkin membuat kita jadi fun, gaul, banyak teman,
tetapi sesungguhnya rawan dengan hal-hal yang dapat membuat kita terjerumus dan
jatuh ke dalam dosa. Yang jelas biasanya mereka-mereka yang menamakan dirinya
clubbers alias penggemar clubbing ini, seringkali dianggap tukang mabok, tukang
ngedrugs, dan buntut-buntutnya yang paling mengerikan adalah dianggap tukang
melacur karena mereka nggak jauh-jauh dari apa yang namanya kehidupan free sex.
Sobat muda,
kadang kita sendiri suka enggak sadar, manakala kita bergaul dengan teman-
teman kita, kita baca majalah-majalah en
menikmati tayangan-tayangan acara teve yang menyuguhkan clubbing sebagai
gaya hidup anak gaul saat ini, mau nggak mau udah mempengaruhi pikiran kita
untuk setidaknya kepengen nyobain, pengen ngerasain kayak apa sich clubbing
yang jadi gaya hidup dan lagi trend sekarang.
Sebagai
anak-anak Tuhan, kalo kita enggak mau mulai waspada, bisa-bisa kita terbawa
arus. Mungkin awalnya cuma karena kepengen dan mau nyobain aja. Tapi kalo kita
lengah, lama-lama kita jadi terus menerus kepengen dan akhirnya malah
ketagihan. Ini yang tidak disukai Allah dan Ia pun juga tidak ingin itu terjadi
dalam diri kita.
Firman Allah
mengatakan dalam I Petrus 1:14-16, bahwa Allah ingin kita menjadi anak-anak-Nya
yang taat dan hidup dalam kekudusan serta tidak menuruti hawa nafsu, sebab
Allah kita adalah Allah yang Kudus. Ia tidak ingin pula hidup kita dicemari
dengan rupa-rupa kecemaran, yang nantinya dapat
membuat pengorbanan Allah di kayu salib menjadi mubazir karena kita
sudah menya-nyiakan penebusan-Nya.
Trus, kalo gak
ikut-ikutan berclubbing ria, kita jadi nggak gaul dong? Oh … salah besar kalo
kita menganggap nggak ngikut clubbing nggak jadi anak gaul. Justru kalo ngikut
clubbing malah nggak jadi anak gaul. Kok bisa? Kalo kita lagi ngumpul sama
temen-temen persekutuan yang heboh ngrumpiin Firman Tuhan, trus kita sendiri
bego sendiri nggak ngerti apa-apa karena keseringan clubbing ketimbang bergaul
sama Firman Allah. Kita akhirnya jadi nggak gaul en ketinggalan juga.
So, ketimbang
buang-buang waktu en buang-buang duit untuk sesuatu yang akhirnya ilang nggak
berbekas, nggak bermanfaat plus nggak ketahuan juntrungannya, kenapa nggak kita
membuang jauh-jauh keinginan kita untuk ikut-ikutan berclubbing. Seperti yang
diungkapkan pemazmur Daud dalam Mazmur 84:11, “Sebab lebih baik satu hari di
pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang
pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.” Bahwa Raja Daud
menyadari adalah lebih baik untuk dekat dengan Allah ketimbang bergabung dengan
orang-orang yang dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa. Jadi, nggak salah kalo
ngikutin anjurannya Om Daud ini. Lebih baik kita menghabiskan waktu bersama
Allah kita, daripada menghabiskan waktu berclubbing ria yang enggak jelas arah
tujuannya dan membuang-buang waktu dengan percuma. OK?(esi)
(Telah dimuat di Majalah Rajawali)
Komentar
Posting Komentar