Yang namanya
dunia musik dan tarik suara, hm... udah pasti akrab banget sama cewek satu ini.
Maklum, sejak kecil memang doski sudah demen nyanyi en lahir dari keluarga
pemusik. Makanya, nggak heran kalo cewek yang dulu pernah ngetop lewat lagu
‘Cinta Ini’, dengan mudahnya melenggang di industri musik. Tapi, sejak
dipertemukan dan dipulihkan oleh Sang Juruselamat, ada perubahan yang luar
biasa terjadi dalam diri kelahiran Surabaya, 21 Maret 1976 ini.
Dari kafe ke kafe
Pemilik nama lengkap Eka Deli Mardiana ini, lahir
dari pasangan Matius Luther, seorang gitaris, dan Rieza Anggoman, penyanyi dan
pemain musik yang juga saudara dari pemusik beken Harry Anggoman. Di usia 14
tahun, Eka mulai bermain musik secara profesional dan bergabung dengan Exotic
Beat Band. Lepas dari grup tersebut, tahun 1993 Eka bergabung dengan kelompok
AB Voices asuhan Chris Pattikawa, sebuah kelompok vokal yang lahir sebelum AB
Three. Setelah meninggalkan AB Voices, Eka menjadi vokalis Exist Band yang
dipimpin oleh ibunya sendiri. Sejak itu hidup Eka lebih banyak dihabiskan dari
satu kafe ke kafe lain.
Karena hidup
dari kafe ke kafe itulah, Eka sempat mengalami hidup yang kacau balau. Itu
sebabnya dia nggak kepingin anak-anak muda mengalami pergaulan yang salah. “Saya
pernah ada di dalam pergaulan yang salah, walaupun bukan free sex, tapi
hidup yang kacau balau. Kuncinya itu cuma satu. Alkitab bilang, ‘pergaulan yang
buruk akan merusak kebiasaan yang baik.’ Jadi kita harus cari teman-teman yang
dari Tuhan, kita harus bergaul dengan orang-orang yang tepat. Kuncinya satu,
pergaulan. Bergaullah dan carilah orang-orang yang takut akan Tuhan untuk
dijadiin teman. Bukan berarti kita hindari teman-teman kita yang tidak dalam
Tuhan, bukan seperti itu, tetapi kita cari komunitas, maksudnya komunitas
dimana setelah kita kuat, kita nyebar dan kita jadi impact buat orang
lain.”
Dari keluarga non kristen
Cewek yang
mengenyam pendidikan program pasca sarjananya di bidang
misiologi Sekolah Tinggi Teologia Injil Indonesia di Denpasar – Bali ini, ternyata awalnya berasal dari keluarga
non kristen. “Saya terima Tuhan umur
waktu saya lima tahun. Sejak saat itu saya terus berdoa untuk orangtua saya.
Mama saya sebenarnya sudah kristen waktu itu, tapi nggak pernah ke gereja. Papa
saya muslim. Tapi saya terus berdoa, berperang sama teman-teman di Bali waktu itu. Puji Tuhan,
tanggal 17 Mei 2001, Papa saya terima Tuhan dan memberi dirinya untuk dibabtis.
Sekarang beliau sudah mulai melayani, dan buahnya lebih lagi,” ceritanya
antusias.
Sejak kenal
Tuhan Yesus, pemilik album ‘Rindu’, ‘Hasratku’, dan
‘Kau Berharga’ ini pun lantas memutuskan untuk menyerahkan hidupnya buat Tuhan
dan melayani Dia. “Saya mulai
melayani waktu berusia kira-kira tujuh belas tahun di gerejanya Om Ade
Manuhutu. Itu pertama kali. Tadinya saya kan non kristen ya. Setelah saya
kristen, saya dibimbing dan mulai pelayanan disitu, sampai akhirnya Tuhan
izinkan saya untuk sekolah ambil S2 di Bali. Nah, di Bali saya ditangani oleh
Bapak Timotius Arifin. Dari situ mulai meluas dan orang mulai tahu, karena tiap
minggu kan datang hamba-hamba Tuhan dari luar negeri, dari luar kota. Sejak itu
mulai link saya mulai luas, dan mulai dari situ orang mulai sering
panggil saya untuk melayani,” beber juara III Festival Golden Stag di Brasov
Rumania tahun 1995.
Dari percaya firman Tuhan
Perkenalannya akan Kristus, bikin juara II Cipta Pesona
Bintang tahun 1991 ini sangat percaya akan kebenaran firman Allah. Dari
kepercayaannya akan perkataan firman Tuhan inilah, doski akhirnya sembuh total
dari penyakit leukimia, lever, dan kelainan jantung yang pernah dideritanya
beberapa tahun silam. “Saya perkatakan firman Tuhan dan saya mengucap syukur.
Saya bilang, ‘Tuhan, aku percaya Tuhan darahMu sudah tertumpah atasku, dan aku
sudah disembuhkan, dan saat ini Tuhan, tercipta jantung baru dalam nama Yesus,
lever baru, setiap sel-sel darah yang baru dalam nama Yesus,” tuturnya. Mujizat
pun terjadi, dan usai pemeriksaan terakhir, Eka dinyatakan sembuh total.
Melihat keberadaan
dirinya sekarang, Eka mengaku merasakan perbedaan yang luar biasa. “Dulu saya
nggak kenal Tuhan Yesus. Maksudnya sudah terima Tuhan, tapi saya cuma tahu
Yesus, tetapi saya tidak mengenal. Ya bedanya kalau dulu saya tidak mengenal
Tuhan, ya hidup saya kacau balau dan
segala macam. Begitu saya terima Tuhan, saya diubahkan. Perasaan saya ya...
kagum sama Tuhan. Maksudnya, kalau saya bisa hidup sampai sekarang ini, saya
bisa katakan itu semata-mata karena kasih karunia Tuhan. Harusnya saya sudah mati karena leukimia,
karena banyak hal, tapi Tuhan itu
terlalu luar biasa. Makanya itu saya bilang, saya amaze, saya kagum
sekali luar biasa sama Tuhan tiap kali melihat hidup saya,” beber anak tunggal
lulusan S1 Teknologi Komputer Universitas Gunadarma.
Dari sebuah prestasi
Juara I Asia Bagus di Singapura tahun 1993
ini punya prinsip jangan pernah merasa cukup dengan prestasi yang sudah diraih.
“Kalau orang sudah merasa cukup, ya dia tidak akan pernah bisa berkembang. Tapi
kalau saya ya kembali lagi, saya mengalir aja. Karena saya tahu banget Tuhan
kan bilang gini, ‘Sebab kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus
untuk melakukan pekerjaan baik yang sudah disiapkan Tuhan sebelumnya. Dan Ia
mau supaya kita hidup di dalamNya. Jadi sudah ada jalan yang memang sudah Tuhan
siapkan buat kita, kita tinggal jalan. Jadi kebanyakan manusia itu pingin bikin
itu sendiri, mereka usaha sekeras-kerasnya untuk membuat diri mereka berhasil,
diri mereka dikenal. Tapi kalau sesuatu yang bukan dari Tuhan itu cepat
berlalu. Jadi, saya percaya memang sudah ada jalanNya yang ditentukan buat
kita,” tutupnya. (esi)
(Telah dimuat di Majalah Rajawali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar