Udah mau deket-deket valentine,
nih... Nggak heran kalo banyak para jomblo mania pada ribut nyari gebetan buat
digandeng pas acara valentine nanti. Saking kepenginnya punya pacar,
sampai-sampai udah nggak mikir lagi. Pokoknya asal nyabet cowok or cewek
yang ada aja, nggak pakai mikir apakah itu pasangan yang dikehendaki Tuhan atau
tidak.
Nah, the problem is...
kalau ternyata pas kita udah niat-niatnya, nih mau nembak sang gebetan, atau
mungkin kita sudah ngerasa cocok dengan sang pujaan hati yang selama ini jadi
pacar kita, tapi tiba-tiba ternyata Tuhan berkehendak lain en Dia bilang,
“Nggak!” Waduh... sudah pasti dunia seolah runtuh menimpa kita. Kecewa? So
pasti. Kayaknya, kok, Tuhan itu nggak adil banget en nggak suka kalau lihat
kita senang. Tapi masa, iya sih, Tuhan, kok, sungguh teganya-teganya kayak
gitu? (idih... kayak lagu dangdut aja...)
Ada yang salah nggak, sih?
Yang namanya sedih, kecewa,
ngerasa terluka, itu wajar saja. Tapi jangan terlalu larut dengan semuanya itu.
The first thing yang kudu kita lakukan adalah introspeksi diri. Nggak
cuman soal mencari pasangan hidup, tapi juga dalam hal apapun juga. Misalnya
ketika kita berusaha meraih cita-cita, pekerjaan ataupun pendidikan yang kita
impikan. Ketika Tuhan berkata ‘tidak’ atas sesuatu hal yang kita inginkan, kita
musti take a look at ourselves. Apakah ketika kita berusaha mencapai
harapan itu, kita sudah melakukannya dengan benar? Betul nggak, sih, apa yang
kita inginkan ini sesuai dengan kehendak Tuhan?
Kadang-kadang kita suka nggak
sadar, demi menjadi juara kelas ataupun merebut hati sang pujaan hati sobat
muda jadi menghalalkan segala cara. Atau mungkin juga kita sudah melakukannya
dengan cara yang benar, tapi kita lupa untuk melibatkan Tuhan di dalamnya.
Sobat muda lupa nggak pakai acara doa dulu, nanya dulu sama Tuhan. Akibatnya
kita jadi nggak peka sama suara Tuhan, nggak peka sama kehendak Tuhan. Walhasil
begitu Tuhan bilang nggak, langsung, deh, kita jadi collaps. Makanya,
ketika hal itu terjadi, jangan buru-buru kecewa, kesal, apalagi sampai nyalahin
Tuhan. Periksa diri dulu. Bukan nggak mungkin, malah bisa jadi semuanya itu
memang terjadi karena kesalahan yang kita buat sendiri (Lihat kisah Yunus 1-2).
T’rus, gimana, dcong?
Yang pasti kita kudu bertobat en minta ampun sama
Tuhan. Promise Him buat nggak ngulanginnya lagi. Jangan cuman sekedar
janji, ya. Tapi kudu benar-benat dilakuin. Then, belajar untuk mulai
dengar-dengaran sama Tuhan. Belajar untuk meletakkan segala cita-cita, harapan,
impian, juga keinginan kita kepada Tuhan, supaya semuanya berjalan seturut
kehendakNya. Tapi ingat, lho, jangan pernah berusaha ‘memaksa’ Tuhan dengan
cara sengaja berusaha nyama-nyamain keinginan kita dengan kehendak Tuhan. It’s
a bad idea, guys! Pokoknya, belajar berserah en selalu berusaha mencari
tahu apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Satu hal lagi, when God say
‘No!’, jangan pernah berusaha untuk membantah apalagi ngelawan plus nggak
nurut. Kalau sobat muda malah nekad en nggak mau nurut apa kata FirTu, remember
bahwa itu justru akan makin mempersulit diri kita sendiri (see Roma 2:8).
Better for us untuk tetap stay in God’s Words. Yakin deh,
rencana Tuhan buat hidup kita nggak akan pernah buruk. Dia pasti akan selalu
ngasih bukan hanya yang baik tetapi yang terbaik buat hidup kita dalam segala
perkara. Makanya, mulai dari sekarang belajar untuk terus dengar-dengaran
dengan Allah, maka semua yang terbaik akan ditambahkanNya bagi kita (Roma
2:6-7).Okay?q (gd) (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Februari 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar