“Aku
nggak memang nggak pantas jadi juara kelas. Aku nggak punya cukup uang untuk
ikutan les apapun yang bisa membantuku mendongkrak nilai di sekolah. Jauh
banget kalo dibandingin sama Eva yang kaya, pintar, dan popular di sekolah.
Mestinya memang Eva yang lebih pantas menjadi juara kelas daripada aku,” tukas
Rina menyalahkan dirinya sendiri. Yah, hari itu Rina baru saja kena makian dari
Eva. Eva yang biasanya selalu menjadi juara kelas, tahun ini harus merelakan
kursi juara kebanggaannya itu pada Rina, si cewek pendiam anak tukang kebun
sekolah.
Nggak
cuma Rina yang seringkali suka menyalahkan diri sendiri. Banyak di antara kita
yang punya ‘hobi’ menyalahkan diri sendiri untuk sesuatu hal yang sebenarnya
bukan kesalahan kita. Kerap kali kita suka menyalahkan diri karena kita nggak
cantik atau nggak ganteng, so that’s why
pacar kita akhirnya jadi selingkuh sama yang jauh lebih cakep. Malu sama
teman-teman karena punya hobi kutak-katik vespa kuno yang sama sekali nggak ada
keren-kerennya, makanya kita jadi selalu berusaha menyembunyikannya dari
teman-teman se gang. Bahkan ada yang
sampai nekat bunuh diri gara-gara diejek dan dianggap sebagai siswa paling
nggak oke di sekolah.
Self Bullying
Sobat
muda, sadar atau tidak, ketika melakukan hal-hal seperti itu, kita sedang mem-bully diri sendiri. Kalau biasanya kita
sering mendengar ada orang yang kerap membully
atau dibully, nah, kali ini justru kita sendiri yang membully
diri sendiri. Biasanya ini terjadi tanpa disadari, yaitu saat kita
sedang merasa down, kecewa, sedih
atau sesekali merasa kurang pede. Sebenarnya
perasaan down seperti ini wajar
terjadi. Yang jadi masalah justru ketika kita menanggapinya secara berlebihan
tanpa bisa dikendalikan lagi. Ketika ini terus menerus kita lakukan hingga
menjadi sebuah kebiasaan, pada akhirnya justru membuat sobat muda nggak bisa
menghargai diri sendiri. Inilah musuh terbesar dalam hidup, yaitu diri sendiri.
Jika sobat muda selalu melakukan tindakan-tindakan
destruktif, tanpa lagi ingat bahwa kita ini adalah pribadi unik dan sangat
berharga. Kalau sudah begini, sobat muda nggak bakalan pernah bisa melihat
bahwa sesungguhnya kita ini punya potensi dan keunggulan yang seharusnya kita
kembangkan. Yang ada malahan kita hanya mengubur dalam-dalam semua potensi yang
ada dalam diri, hanya gara-gara sering membully
diri sendiri. Nggak cuma itu saja efeknya. Kebiasaan membully diri sendiri juga akan
membuat kita menjadi sosok yang selalu berpikiran negatif dan nggak bisa
menghargai apapun. Nah, akibatnya sudah pasti sobat muda nggak bakalan pernah
bisa maju. Selama kita terus menerus seperti itu, hanya membuat diri kita
semakin terpuruk saja, tanpa pernah bisa bangkit dan menjadi pemenang.
You’re Very Special
Guys, nggak ada gunanya kita menyakiti diri sendiri dengan tindakan self bullying. Semuanya itu justru hanya akan merugikan kita
saja. Ingat, lho, Allah menciptakan kita dengan sangat special, karena kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian
26:27). Antara manusia yang satu dengan yang lainnya pasti berbeda.
Masing-masing punya keunikan tersendiri dan Allah pun memberikan talenta serta
potensi diri yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. So, that’s why kalau kita berusaha membully diri sendiri, sama artinya kita
juga sedang menghina Allah yang sudah menciptakan kita.
Di mata
Allah, kita semua sangat berharga. (Yesaya 43:4). Makanya, jangan pernah lagi
merasa diri kita nggak berharga, nggak berguna, nggak berdaya, buruk rupa,
bodoh, dan lain sebagainya. Ingatlah bahwa kita dilahirkan ke dunia ini bukan
kebetulan. Allah selalu punya rencana yang terbaik untuk hidup kita. Itu
sebabnya, ketika kita merasa down,
nggak usah menanggapinya berlebihan sampai membully diri sendiri. Anggaplah semuanya itu sebagai bagian dari
rencana Allah yang tengah memproses diri kita untuk rencanaNya yang indah.
Mulai sekarang, ayo belajar untuk mencintai diri kita sendiri. Sebab ketika
kita mencintai diri kita, kita tahu bagaimana harus menghargai hidup pemberian
Allah ini, dan bagaimana kita dapat membuat hidup ini menjadi berharga seturut
dengan kehendakNya.q(ika) (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Agustus 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar