Natal memang nggak bakal bisa lepas dari yang namanya
tradisi. Mulai dari pasang pohon Natal, Sinterklas, kado-kado Natal,
lampu-lampu dan hiasan Natal, kartu-kartu Natal, makan malam spesial,
pesta-pesta Natal di hotel-hotel atau di mal-mal terkenal, and so on.
Sejumlah negara bahkan memiliki tradisi Natal yang unik, dan nggak tertutup
kemungkinan beberapa suku di Indonesia pun demikian. Lama kelamaan, tanpa
disadari, seringkali kita jadi ngerayain Natal bukan karena kepengin mengingat
makna Natal sebagai kelahiran Yesus yang datang ke dunia untuk menyelamatkan
manusia. Sebaliknya kita justru lebih sering ngerayain Natal hanya karena itu
memang tradisinya orang Kristen, atau bahkan karena kita lebih kangen sama
pesta perayaannya saja.
Mengapa Natal?
Ngomongin soal
makna Natal, sebenarnya ini adalah bagaimana kita melihat begitu besar kasih
Allah yang mau datang ke dalam dunia ini untuk kita, umat manusia (Yohanes
3:16). Dalam keadaan-Nya yang hina, Dia tanggalkan segala kebesaranNya. Dia
datang sebagai sosok bayi kecil, dan juga lahir di satu kandang. Ini
menunjukkan bagaimana Dia sudah menyatakan kasih-Nya untuk menjangkau semua
orang dari berbagai kalangan, bahkan sampai tingkatan yang rendah sekalipun. Inilah
inti Natal yang sesungguhnya, bahwa Allah telah menunjukkan kasih-Nya yang luar
biasa bagi kita, manusia yang sesungguhnya nggak layak untuk mendapatkan
kasihNya yang begitu mulia.
Kalau pun memang
ada tradisi-tradisi khusus yang unik ataupun dengan pesta-pesta serta perayaan
yang meriah, itu juga baik dan nggak ada salahnya juga, kok. Tetapi akan lebih
baik kalau kita bisa merayakan Natal dengan berbagi dengan sesama. Karena
tujuan Allah adalah untuk keselamatan manusia, akan lebih baik bagi kita buat
manfaatin moment Natal untuk hal-hal yang lebih berguna, seperti kegiatan
sosial, supaya kita nggak terlalu mengumbar tradisi. Yang terpenting dalam
merayakan Natal sesungguhnya adalah bagaimana persiapan hati kita menyambut
kedatanganNya.
Memanfaatkan Natal
Ngerayain Natal itu
sebenarnya bisa dengan banyak cara. Tapi terutama sekali yang perlu kita
lakukan adalah mempersiapkan hati kita. Karena memang di situlah moment di mana
kita bisa merasakan Allah hadir melalui Yesus Kristus di dalam kehidupan kita. So,
persiapan Natal itu nggak cuma sibuk dengan hadiah-hadiah, baju baru, sepatu
baru, nyiapin acara-acara Natal, dan sebagainya. Semuanya itu juga nggak salah.
Tetapi ada yang lebih penting dari itu adalah bagaimana kita mempersiapkan hati
kita buat Kristus, seperti halnya orang-orang Majus yang juga mempersiapkan
diri sedemikian rupa untuk menyambut kelahiranNya (Matius 2:1-11).
Well guys... it’s okay ngerayain Natal ngikutin tradisi-tradisi yang maybe
sudah berjalan di keluarga atau lingkungan kamu. Tapi yang kudu diingat, jangan
sampai terlena dengan tradisi-tradisi yang ada, apalagi sampai melupakan makna
Natal yang sesungguhnya. Lebih dari semuanyaitu, yang terutama buat kita adalah
bagaimana kita mempersiapkan hati kita untuk menyambut kelahiran Kristus, dan
bagaimana kita bisa merasakan kehadiran Allah dalam hidup kita, serta
berkomitmen untuk bisa lebih lagi menyatakan kasih Allah kepada sesama kita.q(ika) (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Desember 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar