Sabtu, 31 Desember 2011

I JUST WANT TO SAY I LOVE (LIKE…?) YOU…


“Sumpah! Gue beneran cinta mati sama lo. Lo mau, kan, jadi pacar gue?” Nggak pakai nunggu lama , Siska langsung menganggukkan kepalanya begitu mendengar pernyataan Andi, cowok paling keren di sekolahnya. Kira-kira sebulan berlalu, Andi mulai menjauhi Siska, sampai kemudian mereka putus gara-gara Andi ketahuan jalan bareng sama Camilla, cewek cantik dari sekolah lain.
Bicara cinta memang susah-susah gampang bin gampang-gampang susah. Di usia-usia muda seperti kita sekarang ini, namanya cinta dan suka memang terkadang sering membuat kita bingung. Rasanya sulit membedakan mana yang suka dan mana yang cinta. Sudah terlanjur bilang cinta sama si A, eh… ternyata kita sebenarnya cuma menyukainya semata. Kita suka karena kagum dengan kelebihan yang dimilikinya. Tetapi belakangan baru sada, rupanya nggak ada rasa cinta di dalamnya. Akibatnya kita jadi di cap cowok  atau cewek gampangan gara-gara sering gonta-ganti pacar. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah karena ketidakmampuan kita membedakan mana yang ‘cinta’ dan mana yang hanya sekedar ‘suka’.

Apa, ya, bedanya?
Menurut wikipedia, cinta adalah sebuah aksi atau kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. Berbeda dengan suka, yang menurut kamus besar bahasa Indonesia diidentikkan dengan sebuah perasaan atau suatu keadaan girang atau senang.
Datangnya cinta memang diawali dengan perasaan suka. Tapi seiring berjalannya waktu dan semakin dekatnya hubungan, kita baru bisa menyadari apakah ini hanya sekedar suka, atau kita sungguh-sungguh jatuh cinta. Itu sebabnya, namanya tahap pedekate di awal hubungan amat sangat diperlukan. Pada tahap ini semestinya justru membutuhkan rentang waktu yang cukup lama, supaya kita dapat benar-banar memastikan inilah yang namanya cinta dan bukan hanya suka.
Tidak bisa disangkal, pada tahap awal pertemuan, rasa suka akan mendominasi hubungan kasih kita. Kita menyukai wajahnya, cara bicaranya, tertawa renyahnya, kelembutannya, kepemimpinannya, wibawanya, dan lain-lain. Namun ketika perasaan suka itu berubah menjadi kerelaan untuk memberi yang terbaik dari diri kita demi yang terbaik untuknya... hmmm... that’s called love, guys... Menyukai mengacu pada kesenangan pribadi yakni menginginkan seseorang karena ia baik untuk kita dan menyenangkan hati kita. Sebaliknya, cinta merujuk kepada kesediaan memberikan diri untuk seseorang.

Before you decided...
Nah, sebelum memutuskan bahwa si dia bakalan jadi pacar, pastikan betul-betul bahwa yang kita rasakan pada si dia bukanlah sekedar perasaan suka, tapi karena kita sungguh-sungguh mencintainya. Itu sebabnya keputusan tersebut tidak dapat diambil dalam waktu yang singkat. Diperlukan waktu yang cukup untuk dapat memastikan pula, bahwa ini bukan hanya cinta, tetapi bahwa si dia adalah sungguh-sungguh seseorang yang Tuhan sudah siapkan untuk menjadi pasangan kita. Karena itu, doa dan hubungan yang intim dengan Allah memiliki peran yang besar dalam hal ini.
Well, sobat muda, ingatlah apa yang pernah firman Tuhan katakan, bahwa cinta itu begitu kuat seperti maut (Kidang Agung 8:6). Jika kita tidak hati-hati dan nggak mau dengar-dengaran dengan Allah, akan sulit bagi kita untuk memutuskan yang terbaik dalam hidup kita. Jangan pernah main-main dengan perasaan cinta yang sudah Tuhan anugerahkan bagi kita. Selama kita mau mendengarkan Allah, nggak akan sulit buat kita untuk membedakan mana yang hanya perasaan suka dan mana yang sungguh-sungguh cinta. Sehingga pada akhirnya nanti, kita akan mampu menemukan pasangan hidup yang terbaik yang Tuhan sudah sediakan untuk kita. q(ika)             (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Desember 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar