Paskah sudah dekat. Seperti biasa
kita bakalan disibukkan dengan berbagai persiapan perayaan Paskah. Beragam
acara dirancang buat menyambut peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus. Hias
telur paskah, drama paskah, bakti sosial, de el el. Sampai-sampai terkadang
saking semangatnya nyiapin acara paskah, kita jadi lupa esensi dari paskah yang
sesungguhnya. Bahkan mungkin juga karena sudah terbiasa kita merayakannya
setiap tahun, akhirnya paskah menjadi sebuah perayaan yang tak lebih dari satu
ritual tahunan umat kristiani.
He died 4 us
Kira-kira 20 abad yang lalu
seorang pria bernama Yesus Kristus telah dibantai secara sadis. Dipukul,
dicambuk, disiksa, hingga akhirnya tewas mengenaskan di atas kayu salib.
Berliter-liter darah mengalir dari tubuh kurusNya. Mungkin kalau kita sendiri
yang mengalami semua derita yang dialami Yesus, nggak sampai lima menit aja
disiksa seperti itu bisa-bisa sudah langsung tewas. Tetapi ternyata Yesus bisa
bertahan menerima derita siksaan yang teramat dahsyat itu hampir seharian lamanya.
Kebayang, kan, bagaimana Dia harus menahan rasa sakit yang amat sangat selama
itu?
Semuanya itu dilakukanNya, nggak
lain demi kita jua lah. Ia melakukan semuanya itu untuk menebus dosa-dosa kita.
Ia tidak menginginkan kita jatuh dalam kebinasaan. Ia ingin kita semua beroleh
keselamatan kekal yang datangnya hanya dari Bapa di sorga. Itulah sebabnya, Ia
rela menanggung siksa dan derita yang seharusnya kita tanggung sendiri.
Sayangnya, pengorbananNya di
bukit Golgota seringkali seolah tanpa arti. Nyata jelas, nggak sekali dua kali, malah berulang kali kita masih terus
saja berusaha menyalibkanNya untuk yang kedua kali. Lewat segala pikiran,
perasaan, tutur kata, juga tingkah laku kita yang buruk dan jahat, kita mencoba
mengulang lagi peristiwa penderaan yang dialami Yesus (Yesaya 53:5). Hanya dalam sekejap mata, kita mampu melupakan segala
pengorbananNya di atas kayu salib.
Let’s make a brand new
day
Sobat
muda, Allah punya alasan yang cukup untuk menyerahkan PuteraNya yang tunggal.
Hanya satu, yaitu untuk merangkul dan menyelamatkan kita semua. Karena Ia
begitu mengasihi kita, sehingga Ia rela melakukan apapun juga, bahkan sampai
menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus segala dosa kita (Yohanes 3:16).
Lewat
peristiwa paskah kali ini, marilah kita belajar menyadari betapa pengorbanan
Kristus sangatlah berarti buat kita. Tanpa tetesan darahNya, kita nggak akan
mungkin diselamatkan dari segala dosa. Tanpa dera dan siksa yang ditanggungnya,
kita nggak akan mungkin menikmati hidup sebagai manusia yang merdeka dan
diampuni.
Bukan
cuman sekedar ritual perayaannya saja kita bersibuk diri, tapi mari kita
introspeksi diri. Akui segala kesalahan kita di hadapan Tuhan, dan bertobat.
Biarlah lewat peristiwa paskah ini kita diingatkan kembali akan karya
keselamatan Kristus. Sobat muda, lewat moment paskah saat ini marilah kita
mulai hidup baru. Let’s make a promise bahwa kita nggak akan lagi
menyalibkanNya untuk yang kedua kali. Bikin komitmen baru dalam hidup kita,
bahwa kita akan senantiasa hidup seturut dengan kehendakNya. Nggak lagi suka negative thinking, berkata kotor, berniat jahat,
berdusta, menipu, mencelakakan dan menyakiti sesama, dan nggak lagi melakukan
segala macam dosa lainnya. Biarlah paskah kali ini membawa kita untuk memiliki
hati yang baru dan komitmen baru untuk hidup seperti Kristus. Happy Easter,
guys...(esi)
(telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi April 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar