“Mama ini
gimana sih? Bego amat! Masa gitu aja nggak ngerti!” Nggak sekali dua kali
Arnold memarahi ibunya dengan kata-kata kasar seperti itu. Bahkan mungkin sudah
menjadi kebiasaannya sehari-hari
mengata-ngatai ibunya dengan kata-kata yang menyakitkan. Lain waktu ia juga
kerap melawan ortunya yang dianggap kuno, kampungan, dan bikin malu di
lingkungan pergaulannya.
It’s really
hurt honey....
Sobat muda,
bukan cuma Arnold yang sering bersikap seperti ini. Tanpa disadari kita pun
sering juga nyakitin ortu, bukan? Mungkin nggak cuma lewat kata-kata, tapi juga
lewat tingkah laku kita. Maybe kita nggak pernah menyadarinya karena
melihat reaksi mereka yang kayaknya adem ayem saja, diam en sabar saja. Padahal, tahu nggak sih kalau
sebenarnya di dalam hati mereka, tertoreh luka yang perih akibat kata-kata
atauapun perbuatan kita yang sudah menyinggung perasaan mereka.
Sometimes
ada juga ortu yang meski hatinya sakit,
‘terpaksa’ mendiamkan perilaku anaknya yang seperti itu, karena merasa
kalah omongan, kalah wibawa, kalah pintar dibanding anaknya, karena si anak
berpendidikan jauh lebih tinggi. Malah terkadang ada orangtua yang hanya bisa
mengelus dada, dan menangis di dalam setiap doanya demi melihat perilaku sang
anak.
Whatever
the reason...
Terkadang
kita pinya segudang alasan yang membuat kita merasa ‘sah-sah aja’ untuk nggak
menghormati orangtua kita. Karena kita merasa apa yang dilakukan ortu itu nggak
patas dan nggak layak buat dihormati. Entah karena pekerjaannya yang kita
anggap hina, entah karena perbuatan ortu kita yang sangat menyakitkan hingga
membuat kita merasa enggan untuk menaruh rasa hormat kepadanya, dan segudang
alasan lainnya.
Guys, apapun
alasannya, meski pendidikan ataupun penghasilan ortu kita rendah sekalipun,
tetap nggak ada alasan buat kita bisa berbuat sekehendak hati, apalagi sampai
mengata-ngatai mereka dengan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan.
Bagaimanapun juga, mereka adalah orangtua yang sudah susah payah melahirkan,
merawat, membesarkan, serta membiayai hidup kita dengan segala kerja kerasnya.
Semuanya mereka lakukan karena cinta kasihnya kepada kita.
Sampai kapanpun juga, kita tetap berhutang hormat
kepada orangtua kita. Meskipun lewat sikap dan tingkah-laku mereka sama sekali tidak memperlihatkan bahwa mereka
layak dihormati. Namun, selama mereka adalah orang-tua kita, selama mereka
adalah ayah dan ibu kita, kita punya kewajiban untuk tetap dan terus menghormati
mereka, dalam keadaan apa pun dan sampai kapanpun juga. Tidak ada alasan bagi
kita untuk berhenti menghormati orangtua kita.
The bible
says...
Masih ingat nggak yang dikatakan firman Tuhan? Di
Keluaran 20:12 firtTu jelas-jelas bilang, “Hormatilah ayahmu dan ibumu.”
Nah, kalau Allah saja berfirman demikian, coba pikirkan lagi baik-baik, apakah
pantas kita berkata-kata dan bertingkah laku yang menyakitkan hati ortu?
Seberapapun buruknya ortu kita, mereka tetaplah orangtuamu yang harus kita
hormati. Apalagi Allah juga pernah berfirman, “... dan lagi: Siapa yang mengutuki
ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.” (Matius 15:4). Hi... ngeri kan kalau
seandainya itu benar-benar terjadi?
Nggak usah jauh-jauh ngebayangin dihukum mati gara-gara mengutuki ortu.
Nggak menghormati ortu saja, itu berarti kita sudah berbuat dosa karena
melanggar hukum Allah yang ke tujuh. Nah, dosa ini jika tidak dibereskan akan
terus berlanjut sampai ke anak cucu kita. Suatu saat nanti kelak, ketika kita
sudah punya anak dan mendapati anak-anak ketika yang sangat nakal, suka
memberontak dan kurang ajar, ingatlah bagaimana kelakuan kita semasa muda yang
seringkali tidak menghormati ortu.
So guys, kalau hari ini ada di
antara kita yang masih suka melontarkan kata-kata kasar ataupun melakukan
perbuatan yang menyakiti hati ortu kita, segera bertobat. Jangan jadi bebal,
karena Allah nggak suka kita menyerahkan hidup kita hanya untuk diperalat Iblis
menjadi anak-anak yang tidak taat pada Allah dan tidak menghormati orangtua.q (ika) (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Oktober 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar