Masih ingat dengan
Ryan, pembunuh berantai asal Jombang yang sempat bikin heboh di tahun
2008 lalu? Sekitar 11 orang harus rela nyawanya disudahi Ryan, hanya gara-gara
Ryan pengen memiliki harta benda yang dimiliki oleh korban-korbannya. Menurut
penuturan beberapa kenalannya di Jombang, Ryan sering membual, seolah-olah ia
adalah orang yang sukses di Jakarta. Konon ketika pulang ke Jombang, ia
mengarang cerita bahwa ia sedang main sinetron. Ryan, mungkin pemimpi di siang
bolong. Ia seolah bermimpi menjadi orang kaya mendadak yang kehidupannya
bergelimang uang. Mungkin ia terlalu banyak menonton sinetron yang
menggambarkan orang yang tiba-tiba menjadi selebritis kaya tanpa harus susah
payah bekerja. Padahal cerita sinetron hanyalah mimpi yang jauh dari kenyataan.
Ryan tidak bisa lagi membedakan antara mimpi sinetron dengan dunia nyata yang
sesungguhnya. Agaknya inilah salah satu penyebab mengapa Ryan nekat membunuh
untuk mendapatkan uang demi melakonkan mimpi-mimpinya.
Guys, tanpa disadari, meski mungkin tak
sedrastis perilaku Ryan, kita seringkali pengin dianggap keren dan wah di depan
teman-teman kita, kalo kita punya HP yang paling canggih, jam tangan yang lagi
ngetrend, atau baju yang modelnya lagi inn, hanya supaya bisa dihargai
oleh teman-teman kita. Meski sebenarnya mungkin kocek kita nggak cukup bias
untuk memenuhi semua itu, tapi demi bisa dihargai orang lain kita pun jadi
maksa, bahkan nekat ngelakuin apa saja untuk mendapatkan semuanya itu.
Sobat muda, actually hidup kita tuh sama
sekali nggak ditentuin sama barang-barang apa yang kita punya. Kita berharga,
kita punya nilai, bukan karena kita
punya barang-barang berharga atau enggak. Kita berharga karena Allah mengasihi
kita. Ingat nggak firTu di Yesaya 43:4a, “Oleh karena engkau berharga di
mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau.” Nggak cuman itu aja, kita
tuh dibilang berharga dan punya nilai, ketika kita melakukan sesuatu yang
berguna bagi orang-orang di sekeliling kita. Sekarang nih, apa gunanya punya HP
paling canggih sekalipun, atau baju sekeren apapun, tapi kita nggak bisa
memanfaatkan talenta yang kita punya supaya jadi usefull bagi orang
lain? Nah, daripada mengejar sesuatu hanya demi gengsi yang cuma bikin kita
merasa puas sesaat, better for us mengejar sesuatu yang lebih berguna,
dan semuanya itu hanya bisa didapatkan ketika kita mau melakukan apa yang
menjadi kehendak Allah dalam kehidupan kita (baca Roma 14:19).
Tapi, bukan
berarti kita terus dilarang punya barang-barang berharga loh… It’s not like
that! Hanya saja sometimes
yang namanya anak muda kayak kita-kita ini nih, suka nggak tahan sama yang
namanya everything yang berhubungan dengan dunia gaul. Include
sama barang yang judulnya HP ini. Hayo… ngaku aja deh… berapa banyak di antara
kita yang dengan sengaja beli HP paling mutakhir, laptop paling canggih, atau
jam tangan yang mahal karena memang benar-benar membutuhkannya, atau karena
memang beli buat gengsi en gaul? Kalo pada mau jujur nih, pasti banyak di
antara kita yang membeli barang-barang tersebut hanya demi kepentingan gaul en
gaya. Iya nggak? Nah… yang kayak begini ini, nih, yang nggak didemenin sama
our Father in heaven.
Teman muda, masih ingat nggak firman Tuhan yang
bilang: “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu
berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu
membangun. (1 Korintus 10:23). Hmm… sekarang udah ngerti, kan, maksudnya? It
means, Allah ingin kita semua belajar, untuk apapun juga, dalam segala
sesuatu, kita harus berpikir
masak-masak, apakah yang kita lakukan itu benar-benar berguna buat kita atau
enggak. Allah mau kita semua belajar untuk menjadi bijak.
Well, mulai sekarang belajar untuk think
twice en jadi bijak sebelum kita memutuskan membeli ataupun melakukan
sesuatu. Pikir baik-baik, apakah itu sungguh-sungguh berguna dan sangat kita
perlukan atau tidak. Never buru-buru asal beli atau mutusin sesuatu
hanya karena tergiur iklan ataupun promosi dari teman-teman se-gank yang
udah pada sibuk ngomporin kita. Kalo perlu, kita bisa ask God’s help
supaya kita nggak ngambil keputusan yang salah, yang bisa bikin kita menyesal
apalagi sampai bikin Dia terluka. Jangan sampai kita salah langkah, karena
bagaimanapun juga hidup kita jauh lebih berharga ketika hidup kita dapat
berguna bagi orang lain, ketimbang memperbudak diri dengan barang-barang
berharga. Remember yang dibilang di Amsal 14:15, “Orang yang tak
berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak
memperhatikan langkahnya.” Nah, gimana? Nggak susah, kan?q(greesika) (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Februari 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar