Sabtu, 28 Februari 2009

MY PRECIOUS THINGS VS MY PRECIOUS LIFE


Masih ingat dengan Ryan, pembunuh berantai asal Jombang yang sempat bikin heboh di tahun 2008 lalu? Sekitar 11 orang harus rela nyawanya disudahi Ryan, hanya gara-gara Ryan pengen memiliki harta benda yang dimiliki oleh korban-korbannya. Menurut penuturan beberapa kenalannya di Jombang, Ryan sering membual, seolah-olah ia adalah orang yang sukses di Jakarta. Konon ketika pulang ke Jombang, ia mengarang cerita bahwa ia sedang main sinetron. Ryan, mungkin pemimpi di siang bolong. Ia seolah bermimpi menjadi orang kaya mendadak yang kehidupannya bergelimang uang. Mungkin ia terlalu banyak menonton sinetron yang menggambarkan orang yang tiba-tiba menjadi selebritis kaya tanpa harus susah payah bekerja. Padahal cerita sinetron hanyalah mimpi yang jauh dari kenyataan. Ryan tidak bisa lagi membedakan antara mimpi sinetron dengan dunia nyata yang sesungguhnya. Agaknya inilah salah satu penyebab mengapa Ryan nekat membunuh untuk mendapatkan uang demi melakonkan mimpi-mimpinya.
Guys, tanpa disadari, meski mungkin tak sedrastis perilaku Ryan, kita seringkali pengin dianggap keren dan wah di depan teman-teman kita, kalo kita punya HP yang paling canggih, jam tangan yang lagi ngetrend, atau baju yang modelnya lagi inn, hanya supaya bisa dihargai oleh teman-teman kita. Meski sebenarnya mungkin kocek kita nggak cukup bias untuk memenuhi semua itu, tapi demi bisa dihargai orang lain kita pun jadi maksa, bahkan nekat ngelakuin apa saja untuk mendapatkan semuanya itu.
Sobat muda, actually hidup kita tuh sama sekali nggak ditentuin sama barang-barang apa yang kita punya. Kita berharga, kita punya nilai,  bukan karena kita punya barang-barang berharga atau enggak. Kita berharga karena Allah mengasihi kita. Ingat nggak firTu di Yesaya 43:4a, “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau.” Nggak cuman itu aja, kita tuh dibilang berharga dan punya nilai, ketika kita melakukan sesuatu yang berguna bagi orang-orang di sekeliling kita. Sekarang nih, apa gunanya punya HP paling canggih sekalipun, atau baju sekeren apapun, tapi kita nggak bisa memanfaatkan talenta yang kita punya supaya jadi usefull bagi orang lain? Nah, daripada mengejar sesuatu hanya demi gengsi yang cuma bikin kita merasa puas sesaat, better for us mengejar sesuatu yang lebih berguna, dan semuanya itu hanya bisa didapatkan ketika kita mau melakukan apa yang menjadi kehendak Allah dalam kehidupan kita (baca Roma 14:19).
Tapi, bukan berarti kita terus dilarang punya barang-barang berharga loh… It’s not like that!  Hanya saja sometimes yang namanya anak muda kayak kita-kita ini nih, suka nggak tahan sama yang namanya everything yang berhubungan dengan dunia gaul. Include sama barang yang judulnya HP ini. Hayo… ngaku aja deh… berapa banyak di antara kita yang dengan sengaja beli HP paling mutakhir, laptop paling canggih, atau jam tangan yang mahal karena memang benar-benar membutuhkannya, atau karena memang beli buat gengsi en gaul? Kalo pada mau jujur nih, pasti banyak di antara kita yang membeli barang-barang tersebut hanya demi kepentingan gaul en gaya. Iya nggak? Nah… yang kayak begini ini, nih, yang nggak didemenin sama our Father in heaven.
Teman muda, masih ingat nggak firman Tuhan yang bilang: “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun. (1 Korintus 10:23). Hmm… sekarang udah ngerti, kan, maksudnya? It means, Allah ingin kita semua belajar, untuk apapun juga, dalam segala sesuatu,  kita harus berpikir masak-masak, apakah yang kita lakukan itu benar-benar berguna buat kita atau enggak. Allah mau kita semua belajar untuk menjadi bijak.
Well, mulai sekarang belajar untuk think twice en jadi bijak sebelum kita memutuskan membeli ataupun melakukan sesuatu. Pikir baik-baik, apakah itu sungguh-sungguh berguna dan sangat kita perlukan atau tidak. Never buru-buru asal beli atau mutusin sesuatu hanya karena tergiur iklan ataupun promosi dari teman-teman se-gank yang udah pada sibuk ngomporin kita. Kalo perlu, kita bisa ask God’s help supaya kita nggak ngambil keputusan yang salah, yang bisa bikin kita menyesal apalagi sampai bikin Dia terluka. Jangan sampai kita salah langkah, karena bagaimanapun juga hidup kita jauh lebih berharga ketika hidup kita dapat berguna bagi orang lain, ketimbang memperbudak diri dengan barang-barang berharga. Remember yang dibilang di Amsal 14:15, “Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.” Nah, gimana? Nggak susah, kan?q(greesika)    (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Februari 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar