YAKOBUS
"Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta,
kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara
Yakobus."
(Markus 5:37)
Peristiwa Yesus membangkitkan anak
perempuan Yairus merupakan peristiwa pertama dimana Yesus mengajak tiga orang
murid-Nya untuk turut bersama-sama dengan Dia. Dalam perjalanan pelayanan
Yesus, dari kedua belas murid yang menyertai-Nya, ternyata ketiga murid inilah
yang boleh dibilang agak khusus. Ketiga murid inilah yang sering menyertai
Yesus secara khusus untuk melihat lebih
dekat peristiwa-peristiwa ajaib yang dilakukan dan dialami oleh Yesus (baca
Matius 17:1; Markus 5:37, 9:2, 9:14; Lukas 8:51, 9,28). Mereka pula lah yang diajak untuk turut
serta mengalami pergolakan batin yang dialami oleh Tuhan Yesus sebelum Ia
menghadapi peristiwa penyaliban (Markus 14:33).
Kali ini kita akan membahas sosok
Yakobus, murid Yesus yang dijuluki Boanerges, yang berarti anak-anak
guruh (Markus 3:17).Yakobus adalah saudara kandung Yohanes, dan mereka berdua
dikenali sebagai anak-anak Zebedeus (Matius 4:21). Beberapa tafsir Alkitab memperkirakan, bahwa
mereka berdua juga merupakan putera Salome (lihat Markus 15:40, 16:1), salah
seorang perempuan yang turut menyertai Yesus, yang diperkirakan juga adalah
saudara perempuan Maria, ibu Yesus. Ini berarti Yakobus adalah saudara sepupu
Yesus.
Mengapa Yakobus yang dipilih Yesus
untuk mendampingi setiap pekerjaan-Nya? Yang jelas bukan karena alasan KKN,
lantaran Yakobus masih memiliki hubungan keluarga dengan Yesus. Justru Tuhan
Yesus menolak dengan tegas ketika Yakobus dan ibunya berusaha untuk
berkolusi. Ingat peristiwa ketika Yakobus dan Yohanes bersama dengan ibu
mereka meminta kepada Yesus agar mereka mendapat kedudukan di sebelah kanan dan
kiri Tuhan Yesus. Saat itu juga Yesus langsung menolak dengan tegas permintaan
mereka. “...Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku,
Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi
siapa itu telah disediakan.”(Markus 10:35-40; baca juga Matius 20:20-28). Lalu
apa yang istimewa dari Yakobus hingga Yesus memberi tempat khusus baginya?
Pertama, karena
Yakobus langsung merespon panggilan Allah. Perhatikan, ketika
pertama kali Yesus bertemu dengan Yakobus dan mengajaknya untuk turut serta
menjadi penjala manusia. Apa reaksi Yakobus? “...dan mereka segera
meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.” (Matius
4:22, perhatikan juga Markus 1:16). Bayangkan saja! Yakobus langsung
begitu saja meninggalkan pekerjaannya -semua yang dimilikinya, bahkan juga
ayah kandungnya sendiri, hanya untuk mengikut Yesus dan memenuhi panggilan-Nya,
tanpa memperdulikan apapun. Luar biasa bukan? Tak heran, jika ia mendapat
perhatian khusus.
Sebagai pengikut-pengikut Kristus,
kita seharusnya langsung meresponi panggilan Allah dalam kehidupan kita, dan
berani memberitakan kebenaran Firman Tuhan bagi orang-orang di sekeliling
kita, agar mereka juga beroleh keselamatan. Namun, seringkali kita
menunda-nunda untuk merespon panggilan Allah bagi kita. Kesibukan, belum siap,
merasa tidak layak, dan sejuta alasan lainnya kerap kita kemukakan untuk
menghindari panggilan Allah dalam hidup kita. Sudah saatnya bagi kita untuk
tidak lagi ‘lari’ dari panggilan Allah. Hari ini, adakah kita senantiasa
meresponi panggilan Allah di dalam kehidupan kita?
Kedua, karena
Yakobus ingin semua orang menerima Yesus. Tengok kasus di sebuah
desa orang Samaria (Lukas 9:51-56). Dalam perikop tersebut jelas sekali
terlihat keinginan Yakobus yang begitu kuat agar Yesus dapat diterima oleh
semua orang. Maka tidaklah mengherankan, tatkala orang-orang Samaria itu tidak
mau menerima kehadiran Yesus, Yakobus serta saudaranya sangat marah dan
langsung saja meminta Yesus untuk memusnahkan dan membinasakan masyarakat
desa Samaria. Meski demikian, kemarahan Yakobus ini mendapat teguran keras dari
Tuhan Yesus.
Terkadang kita pun ingin agar orang
lain juga dapat menerima Yesus. Tetapi kenyataannya, perbuatan kita, tutur kata
kita, tingkah laku kita, seringkali bukannya membuat orang lain menerima Yesus.
Sebaliknya, karena kelakuan kita lah orang lain tidak mau menerima Yesus,
bahkan karena kita lah nama Yesus justru dipermalukan. Hari ini, periksa diri
kita masing-masing! Adakah perilaku kita telah memuliakan nama Tuhan dan
membuat orang lain mau menerima Yesus, atau justru sebaliknya perilaku kita itu
telah menghancurkan nama Tuhan Yesus dan tidak menjadi berkat bagi orang lain?
Apa yang sudah kita lakukan selama ini agar orang lain dapat menerima Yesus dalam
kehidupan mereka?
Karena
Yakobus selalu meresponi panggilan Allah dalam hidupnya, pula keinginannya yang
begitu kuat agar keberadaan Yesus dapat diterima oleh semua orang, maka
tidaklah mengherankan bila seusai peristiwa Pentakosta, Yakobus semakin menggebu-gebu
dalam pemberitaan Injil ke seluruh wilayah, hingga pada akhirnya ia tewas
dibunuh dengan pedang atas perintah raja Herodes (Kisah Para Rasul 12:1-3).
Jelas tidak mungkin Yakobus tidak berbuat apa-apa, sampai Herodes murka dan
membunuhnya. Meski tidak pernah diceritakan secara terinci dalam Alkitab, yang
pasti pemberitaan Firman Tuhan yang dilakukan dengan berani oleh Yakobus,
tentunya sudah membuat telinga Herodes juga orang-orang Yahudi yang memang
membenci Yesus menjadi merah.
Belajar dari Yakobus, kita pun
seharusnya mampu meresponi secara langsung panggilan Allah dalam kehidupan
kita. Jangan tunda–tunda lagi! Jika Allah sudah memanggil, inilah saatnya bagi
kita untuk menunjukkan kasih kita kepada Allah. Sudah saatnya kita melakukan
sesuatu, agar orang lain pun dapat menerima Yesus sebagi Juru Selamat di dalam
kehidupan mereka.(ika)
(Telah dimuat di Renungan Harian Daily Warning!)
Komentar
Posting Komentar