AKU TIDAK TAKUT !!!
Hari ini adalah hari pertama Riska mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN).
Perasaan galau, takut, kuatir, semuanya campur aduk meliputi seluruh hatinya.
Jelas Riska takut. Takut kalau dia tidak bisa mengerjakan soal-soal ujian. Takut
kalau tidak lulus. Takut kalau mengecewakan orangtua yang sudah susah payah
membiayai sekolahnya. Apalagi Riska bukanlah tergolong siswa yang pintar. Meski
sudah belajar mati-matian, nilainya selalu saja pas-pasan. Nggak heran kalau
dirinya begitu ketakutan menghadapi ujian yang menentukan kelulusannya kali
ini.
Sobat muda, setiap orang pasti pernah mengalami rasa takut. Nggak cuma
seperti Riska yang takut karena akan menghadapi ujian nasional, seringkali
ketika melakukan kesalahan, kita pun juga takut untuk mengakuinya. Takut kalau
dimarahi, takut kalau di caci maki, dan berbagai alasan lainnya yang membuat
kita enggan untuk menghadapinya.
Takut itu manusiawi
Ngomong-ngomong soal rasa
takut, ternyata bukan cuma kita saja yang pernah mengalami rasa takut. Tuhan
Yesus pun pernah merasa ketakutan yang amat sangat. Menjelang peristiwa
penangkapan dan penyalibanNya, Yesus sudah tahu bahwa saatNya sudah tiba. Bahwa
Ia harus menyerahkan nyawaNya sebagai untuk menebus dosa-dosa manusia. Meski Ia
tahu bahwa BapaNya akan memberikan kekuatan, namun sebagai manusia, Yesus juga
merasa takut menghadapi semuanya itu (Lukas 22 : 39-44). Bahkan karena rasa
takut yang teramaat sangat, “Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang
bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:44b).
Yup! Rasa takut itu
memang manusiawi. Wajar kalau kita terkadang merasa takut akan sesuatu hal.
Bahkan Yesus pun juga mengalaminya. Tetapi bukan berarti hidup kita lantas
dikuasai dan dihantui oleh perasaan takut terus menerus. Karena inilah yang
sangat disukai oleh Mang Iib. Ketika manusia merasa takut, biasanya kita
cenderung tidak mau bergerak dari rasa takut. Kecenderungan untuk ‘membiarkan’
diri sendiri ditawan oleh rasa takut inilah yang akhirnya bikin kita jadi
paranoid alias parno. Inilah yang tidak boleh dibiarkan. Ketakutan itu harus
dilawan, supaya kita dapat maju dan dapat melanjutkan hidup. Kalau nggak mau move on dari rasa takut, bagaimana
mungkin kita bisa meraih kesuksesan dan menjalani hidup yang lebih baik?
Bangun dan
hadapi!
Melawan rasa takut memang
gampang-gampang susah. Seringkali yang jadi masalah adalah bukan karena sobat
muda nggak berani atau nggak mau melawan rasa takut yang dihadapi, tetapi
kekuatiran yang berlebihan serta ketidakpedean kita yang bikin kita gagal move on dari rasa takut. Masih ingatkah
sobat muda, bagaimana Elia juga nyaris gagal move on ketika Izebel memburunya untuk dibunuh ( 1 Raja-Raja 19).
Namun setelah Allah memberikan penghiburan bagi Elia, bahwa Allah tetap akan
menyelamatkan tujuh ribu orang Israel yang tidak ikut-ikutan menyembah baal,
Elia mendapatkan kekuatan baru untuk melangkah dan kembali pada panggilannya.
Begitu juga dengan kita.
Gara-gara terlalu kuatir, kita pun jadi susah move on dari rasa takut. Guys, tiap kali kita ngerasa takut dan
ngerasa bakal susah move on, always remember kalau kita nggak pernah
sendiri. “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara
kamu.” (1 Petrus 5:7). Allah bakal selalu menjadi back up kita setiap kali rasa takut itu datang menghampiri. Rasa kuatir
yang terus menerus dan berlebihan nggak bakal bikin kita bisa move on dari rasa takut.
Sama seperti Yesus dan
Elia ketika merasa takut dan kuatir melanda, yang mereka lakukan datang kepada
Allah dan menyerahkan segala ketakutan dan kekuatiran mereka kepadaNya. Kita
pun yang ngaku sebagai orang kristen hendaknya meneladani mereka. Tiap kali
didera rasa takut dan kuatir, nggak perlu cari-cari perlindungan ke tempat lain
karena kita punya sandaran yang sangat kuat, yaitu Allah yang sanggup
memberikan perlindungan dan kekuatan bagi kita (Mazmur 62:8-9).
Ada
action yang dibutuhkan ketika kita
dibelenggu rasa takut. Datang kepada Tuhan dan menyerahkan semua ketakutan dan
kekuatiran kita kepadaNya. Percayalah bahwa Allah pasti akan memberi kekuatan
buat kita untuk melangkah. Next step,
kita harus bangun dan berani menghadapi segala ketakutan itu. Ingat dan percaya
bahwa Allah akan selalu menyertai dan tidak akan pernah meninggalkan kita Nah,
apalagi yang harus kita kuatirkan? Ayo, kita bangun dan hadapi segala ketakutan
itu bersama dengan Allah. (Telah dimuat di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta Selatan, Edisi Februari 2016)
Komentar
Posting Komentar