Sabtu, 30 April 2005

Bukan Perempuan Biasa

Bacaan : Amsal 31:10-31
“..., yaitu perem­puan-pe­rempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah;...”  
(1 Petrus 3:5)

“Aduh... susah ya jadi perempuan. Selalu lebih ba­nyak repotnya. Kerja, ngurus anak, suami, rumah, se­mua­nya. Pokoknya nggak enak deh jadi pe­rem­puan...” keluh seorang sahabat suatu hari. Be­nar­kah demikian?
 
Dilahirkan sebagai perempuan sesungguhnya adalah sebuah anugerah yang tidak terkira. Apalagi sebagai pe­­rempuan di dalam Kristus, ia bukanlah sosok perem­puan yang biasa yang hanya bisa berdandan, memasak, dan melahirkan keturunan. Perhatikan! Perem­puan di­ja­di­kan Allah untuk menjadi penolong yang sepa­dan de­ng­an suaminya (Kejadian 2:20-23). Ini berarti Allah men­­cip­takan perempuan bukan untuk sekedar menjadi kon­co wingking belaka, tetapi ia sejajar dengan pria, men­dampingi pria untuk menjadi penolong dan penopangnya.
 
Tak hanya itu! Perempuan yang takut akan Allah bu­­kan­lah perempuan biasa. Kecantikan lahiriah bukan men­­­jadi hal yang paling utama bagi dirinya. Yang teruta­ma da­lam hidupnya adalah melakukan kehendak Allah. De­ngan sabar dan kasih setia, ia akan bertang­gungjawab terha­dap seluruh isi rumah tangganya, ter­ma­­­suk suami dan a­nak-anaknya, terlebih lagi terhadap Al­lah. Nah, ba­gai­ma­na dengan Anda, para perempuan Kris­ten?

Warning!
Jika hari ini ada di antara kita, para perempuan Kris­ten yang masih sering mengeluh dan tidak men­syukuri keberadaannya sebagai seorang pe­rempuan, segera bertobat! Ingat! Kita dijadikan Allah bukan untuk dijadikan obyek pelengkap penderita, melainkan kita diciptakan Allah untuk melakukan tugas panggilan-Nya, memenuhi rencana Allah dalam hidup kita yaitu untuk menjadi penolong yang sepadan bagi pria.(ika)

(Telah dimuat di Renungan Harian Daily Warning!)     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar