Rabu, 15 Juni 2005

DOA? KOK SUSAH YA…


“Kadang-kadang aku ngerasa susah banget kalau disuruh saat teduh en berdoa. Selalu ada saja halangannya. Kadang malas, kadang ngantuk, kadang capek, pokoknya macam-macam deh,” cerita Angelina Karamoy, model iklan yang juga bintang sinetron ini. Maybe nggak cuma si cantik Angel yang pernah ngalamin hal ini. Kita pun mungkin juga pernah mengalami hal yang sama. Pingin banget sih bisa rajin berdoa. Tapi gimana ya caranya? 

CHANGE OUR MOTIVATION

           Guys, sebenarnya yang bikin kita susah berdoa tuh karena kita nggak punya motivasi yang benar saat berdoa. Seringkali kita berdoa karena kewajiban, karena rutinitas, or maybe untuk menunjukkan identitas kita sebagai orang kristen. Inilah yang bikin boring terus kita jadi malas berdoa. Kayak handphone or telephone  yang merupakan alat komunikasi kita dengan someone else yang jauh dari jangkauan kita, begitu juga dengan doa. Doa juga merupakan alat komunikasi kita yang paling canggih, dengan Bapa kita di sorga.

          Kalau kita lagi falling in love with someone, atau kita jauh dari ortu, pasti kepinginnya selalu call-ing mereka setiap saat. Bukan cuma telpon karena kita butuh sesuatu saja sama mereka, tetapi karena kita kangen sama mereka. We’re always kepingin ngobrol en melepas rindu sama mereka, juga bercerita segala hal yang kita lakukan, pada orang-orang yang kita kasihi. Kenapa sampai begitu? Itu semua karena kita sangat mengasihi mereka.

Demikian juga kalau kita mengaku sangat mengasihi Allah Bapa kita di surga, tentunya kita akan selalu merasa kangen pada-Nya. Nah, doa adalah sarana yang paling tepat buat kita menumpahkan rasa kangen kita sama Yesus. Nggak cuma berkeluh kesah en minta apa yang jadi kebutuhan kita saja. Lewat doa, kita pun bisa menumpahkan segala uneg-uneg kita, kerinduan kita pada Allah, bahkan kita juga bisa cerita en curhat apa saja pada Allah dengan bebas.

Kalau selama ini kita selalu menganggap bahwa doa itu adalah sebuah rutinitas, berarti selama ini kita nggak sungguh-sungguh mengasihi Allah. Kita cuma menganggap Allah sebagai ‘alat’ untuk mewujudkan keinginan kita. Doa juga bukan cara untuk menunjukkan identitas kita sebagai orang kristen. Lebih dari itu, doa menunjukkan kedekatan our relationship dengan Allah.

Nah, sekarang sudah tahu kan kenapa kita itu jadi malas en ngerasa susah berdoa? That’s why kita musti ngerubah motivasi kita dalam berdoa. Jangan lagi menganggap doa sebagai suatu kewajiban belaka, but kita musti menjadikan doa sebagai sarana buat kita bisa bersekutu dengan Allah setiap waktu. Remember what the Bible say, “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” (Ibrani 4:16).

BIKIN KOMITMEN BARU, AND DO IT!

Next step setelah mengubah motivasi kita dalam berdoa, kita musti bikin komitmen baru. Nggak cuma bikin komitmen saja, tapi kudu dilaksanain. Komitmen apa? Ya kita musti punya komitmen untuk mulai menjadikan doa sebagai nafas hidup kita sehari-hari. Doa nggak lagi jadi kebutuhan kita saja, tetapi juga jadi bagian dari hidup. Sesibuk apapun kita, secapek apapun kita, sesulit apapun kendala yang kita hadapi, kita musti selalu berusaha meluangkan waktu untuk berdiam diri, mengambil kesempatan untuk bersekutu dengan Allah di dalam doa. Musti hilangin tuh penyakit malas yang ada dalam diri kita.

Actually, kalau kita sudah punya motivasi yang benar plus komitmen kuat, nggak susah kok buat kita jadi rajin berdoa. Apalagi kalau kita sudah ngerasain manfaat doa dalam kehidupan kita (1 Yohanes 5:14). Wuih… dijamin deh, kita nggak bakal mau lagi malas-malasan berdoa. So, tunggu apa lagi? Change our motivation and our commitment in pray, right now! (gs)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar