Sabtu, 31 Desember 2005

I LOVE YOU MOM…


Ketika itu Tuhan telah bekerja enam hari lamanya. Kini giliran diciptakan para Ibu. Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut, “Tuhan, banyak nian waktu yang Tuhan habiskan untuk menciptakan Ibu ini ?”
Dan Tuhan menjawab pelan, “Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan? Ibu ini harus waterproof (tahan air/ cuci) tapi bukan dari plastik. Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capek. Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya. Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan. Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan kaki yang keseleo. Memiliki lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, ... dan ... enam pasang tangan.”
Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya. “Enam pasang tangan?”
“Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan saya, melainkan tangan yang melayani sana sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik,” balas Tuhan. “Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang Ibu.”
“Bagaimana modelnya?” tanya malaikat semakin heran. Tuhan mengangguk-angguk.
“Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya, ‘Apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?’, padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya. Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakan tanpa menoleh. Artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat. Dan sepasang mata ketiga untuk dapat menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa berbicara! Mata itu harus berkata, ’Saya mengerti dan saya sayang padamu,’ meskipun ia tidak mengucapkan sepatah katapun. Ia juga harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit. Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan 1,5 ons daging. Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi.”
Akhirnya malaikat membalik-balikkan contoh Ibu dengan perlahan. “Terlalu lunak,” katanya memberi komentar.
“Tetapi kuat!” kata Tuhan bersemangat. “Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung, pikul dan derita.”
“Apakah ia dapat berpikir?” tanya malaikat lagi.
“Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, ide dan berkompromi,” kata Sang Pencipta.
Akhirnya malaikat menyentuh sesuatu di pipi, “Eh, ada kebocoran di sini!”
“Itu bukan kebocoran,” kata Tuhan. “Itu adalah air mata. Air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, airmata segalanya...”
“Tuhan memang ahlinya...” kata malaikat pelan.

******

Cerita di atas memang cuman cerita imajinatif. Tapi dari sini sobat muda bisa melihat betapa Allah berusaha sedemikian rupa menciptakan seorang mama yang sempurna buat kita. Sayangnya, saat kita memiliki seorang mama yang baik sebagaimana impian kita, kita seringkali justru nggak berlaku manis sebagaimana yang diharapkan bunda kita.
Hayo, coba deh diingat-ingat, berapa kali sobat muda sering ngelawan mama? Berapa kali kita sering nyakitin hati mama? Berapa kali kita sering disuruh mama nggak mau, sementara kita sendiri suka ngomel kalau keinginan kita nggak dipenuhi mama? Berapa kali juga kita suka membantah en nggak mau dengerin semua nasehat mama? Berapa kali pula kita sering berlaku kasar sama mama?
Well, kalau kita ingat-ingat lagi, tentu saja semuanya itu bikin kita ngerasa malu. Ternyata ada banayak hal buruk yang sudah kita lakukan pada ibunda kita. Apalagi kalau kita ingat gimana susah payahnya ibunda kita waktu mengandung, merasakan kesakitan waktu melahirkan, sampai mendidik dan membesarkan kita hingga saat ini.
Sobat muda, firman Tuhan mengajar kita untuk senantiasa menghormati orangtua kita, nggak terkecuali ibu yang sudah mengandung dan melahirkan kita (Keluaran 20:12). Memang, nggak semua dari kita punya pengalaman yang manis dengan mama, ataupun memiliki mama sebagaimana yang kita harapkan. Namun, bagaimana pun juga mama adalah tetap sosok ibunda yang sudah dipakai Allah untuk melahirkan kita ke dunia ini. Sudah sepatutnyalah kita untuk senantiasa mengasihinya, menghormatinya, juga taat serta mendengarkan segala nasehatnya.
Tanggal 22 Desember ini kita memperingati hari yang spesial, hari ibu. Sudah sepantasnya kita mulai berintrospeksi, apa, sih, yang sudah kita lakukan selama ini buat mama. Kalau sampai hari ini kita masih suka bersikap buruk, suka ngelawan en nggak mau mendengar nasehat dari mama, mulai saat ini berjanjilah dan belajarlah untuk mulai bersikap baik sama mama. Mulai saat ini, ayo kita mulai belajar untuk taat sama mama, mendengar nasehat-nasehatnya, mau menolongnya saat mama membutuhkan bantuan kita, dan yang lebih penting lagi, bawa selalu mama di dalam setiap doa-doamu. Tunjukkan betapa sesungguhnya kamu sangat menyayangi mama.
Lewat moment spesial ini, mari kita belajar untuk bersikap lebih baik lagi pada mama. Tapi jangan cuman karena gara-gara hari ibu saja, terus cuman pada hari itu saja kita berubah jadi baik sama mama, terus besok-besoknya balik lagi jadi seperti biasanya. Jangan begitu, ya, tapi gunakan moment spesial ini untuk bersikap lebih baik dan makin hari semakin lebih baik lagi. Makin hormat dan  taat pada orangtua kita. I love you, mommy. Happy Mother’s Day... q(yth)                (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah, Edisi Desember 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar