Kalo yang namanya sudah cinta mentok, rasanya
dunia jadi milik berdua aja. Tapi itu kalo cintanya nggak bertepuk sebelah
tangan. Lha kalo cintanya cuma nabrak angin alias kasih tak sampai, padahal
sudah kadung cinta mentok, gimana ya? Kalo kamu-kamu ingat sama lagu Too
Much Love Will Kill You-nya Brian May (Queen), di situ doski bilang,
gara-gara terlalu cinta bisa bikin seseorang ngelakuin hal-hal yang gila,
hal-hal yang bodoh, malah nggak jarang juga yang cenderung nyakitin diri
sendiri. What a fool, isn’t it?
Menyengsarakan, menjatuhkan
Makanya, nggak salah kalo firman Tuhan bilang,
“... karena cinta kuat seperti maut...” (Kidung Agung 8:6). Itu
sebabnya, kalo boz ‘n gals nggak bisa ngendaliin perasaan cinta itu en
terlanjur cinta mati, walhasil cuma membawa kamu ke dalam kesengsaraan, yang
sebetulnya kamu bikin sendiri. Kok bisa? ‘Coz kamu nggak bisa ngendaliin
perasaanmu, akhirnya kamujadi ngerasa sengsara en merana sendiri.
Masih ingat kisahnya Tamar
dan Amnon di kitab 2 Samuel 13? Di situ kamu-kamu bisa ngelihat gimana Amnon
yang sudah terlanjur cinta mati sama Tamar, sampai doski jatuh sakit en merana
setiap pagi (lihat ayat 2 dan ayat 4). Dalam kisah tersebut, nggak cuman salah
karena sudah terlanjur cinta mentok, tapi
ia juga salah pas nyari teman curhat, ditambah lagi Amnon membiarkan
nafsunya yang memegang peranan. Yonadab adalah anak muda yang sama dengan
Amnon, yang nggak bisa memahami cinta secara baik. Akibat nasihatnya, Amnon
jadi hancur. Nggak salah kalo ada orang bilang, cinta itu akan bertumbuh tanpa
bisa dicegah. Tapi yang harus diingat mencintai itu tidak boleh membabi buta.
Remember sobat muda, cinta itu
seharusnya sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak
sombong, tidak melakukan hal-hal yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan
diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak
bersukacita karena ketidakadilan (lihat 1 Korintus 13:4-7). Itu yang seharusnya
kita praktekkan, supaya kita nggak terjebak en merana gara-gara cinta.
Be careful!
Kadang-kadang juga kita
suka mikir, masih muda nggak usah terlalu serius sama cinta. Terus akhirnya
kita jadi main-main sama cinta. Ingat, lho, ortu bilang, jangan main api, nanti
terbakar. Pun demikian dengan soal cinta. Main-main dengan cinta, ya, akhirnya
justru malah terjebak cinta mentok. Apapun itu, soal cinta dan pasangan hidup
bukanlah hal yang main-main, karena kita berhadapan dengan janji seumur hidup,
yang harus dipertanggungjawabkan sampai mati.
Kalo kamu-kamu sudah mulai
naksir-naksiran, hmm... be careful! Belajar untuk mulai mengendalikan
diri. Ask Him first, apakah cowok or cewek yang lagi kamu suka
ini sungguh-sungguh dari Tuhan. Jangan sampai kita jadi asal naksir, asal suka,
terus jadian, tanpa berkonsultasi dulu sama our Father in heaven. Jangan
salah, lho! Banyak sobat muda yang seperti ini. Akibatnya ketika mereka sudah
terlanjur cinta en ternyata cintanya itu justru bikin merana, entah gara-gara
diputusin, ditinggalin begitu saja, dimanfaatin aja, or whatever itu,
terus langsung nyalahin Tuhan. Banyak yang lantas menggugat Tuhan, kenapa, kok,
cinta yang menyakitkan seperti itu harus mereka alami. Padahal kalau
dipikir-pikir, sebenarnya salah siapa, hayo? Salahnya sendiri, kan, kenapa kok
ngambil keputusan jatuh cinta en pacaran tanpa
konsultasi sama Dia yang sesungguhnya sudah nyediain the right man/
woman buat kita.
Well, gimanapun juga, yang namanya
cinta mentok itu nggak bisa dibenarkan, ‘coz hasilnya tidak akan baik. So
guys, kalo kamu sudah ngerasa falling in love with someone, bawa ke
Tuhan di dalam doa. Pergumulkan itu sungguh-sungguh di hadapan-Nya, supaya kamu
nggak salah melangkah, en akhirnya terjebak cinta mentok. Okay?q(ika) (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Agustus 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar