Tadinya aku berharap bisa seperti
teman-temanku yang lain. Punya wajah yang cakep, body yang proporsional.
Rasanya kalau kedua hal itu kumiliki, semua orang pasti bakalan mendekatiku.
Aku bisa jadi sosok yang populer dan disukai banyak orang. Tapi sayangnya aku
tak memiliki kedua-duanya. Itu sebabnya tak seorang pun melirikku. Padahal di
usia remajaku sekarang ini, aku sangat ingin punya banyak teman. Aku ingin
diperhatikan oleh semua orang. Aku ingin semua mata memandangku. Sayang
semuanya itu tidak terjadi padaku.
Lalu aku mulai ingin merubah
segalanya. Aku mulai malas makan. Kalaupun terpaksa harus makan, diam-diam aku
akan memuntahkannya lagi. Aku ingin kurus. Aku ingin punya tubuh yang bagus.
Aku ingin bisa semua orang ‘menengokku’ karena badanku sama dengan mereka. Aku
ingin mereka mau berteman denganku. Aku ingin cowok-cowok itu juga mau
melirikku dan mengajakku jalan bareng. Dan itu memang terjadi. Namun hanya
sekejab.
Mendadak semuanya menjadi semakin
menyakitkan. Tiba-tiba ada yang mulai menggerogoti tubuhku. Otot-ototku seolah
tersedot. Jantungku juga. Tulang-tulangku melemah. Kurang kalsium. Aku hamper
mati. Aku tak punya nutrisi yang tepat untuk tubuhku. Aku mulai susah tidur.
Aku tak punya oksigen di otakku. Aku tak bisa berpikir dengan baik. Aku jadi
bodoh. Nilai-nilaiku hancur. Aku tak punya energi yang cukup untuk bisa
beraktivitas. Aku selalu kedinginan. Jemariku mati rasa. Kuku-kuku kebiruan.
Bibirku pecah-pecah. Kulitku memucat. Yang tampak hanyalah bayangan urat-urat
darah yang tipis dan jelek. Uh… aku nggak lagi seindah yang kumau. Tak ada
seorangpun yang akan ‘melihatku’ lagi.
Kerempeng is beautiful?
Sebuah survey di Amrik
menunjukkan, sekitar 97% remaja cewek usia 14-15 tahun di sana termasuk dalam
kategori pemuja kekurusan dan menderita anorexia serta bulimia. Gejala ini bahkan sudah mulai menjalar ke
remaja cewek usia 12-13 tahun. Bulimia nervosa dan anoreksia nervosa merupakan
penyakit gangguan pada kebiasaan atau pola makan. Pada anoreksia nervosa,
penderita dengan sengaja melaparkan dirinya karena menolak mempertahankan berat
badan normal yang minimal. Pada kasus yang parah, anoreksia bisa menimbulkan
kematian. Sekitar 40% kasus anoreksia akan berkembang menjadi bulimia. Pada
bulimia nervosa, penderita makan sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, lalu
memuntahkan kembali makanan tersebut dengan cara tidak layak. Keadaan ini,
terjadi berulang-ulang.
Di Indonesia sendiri yang namanya
bulimia dan anorexia sudah menjadi gejala epidemi yang menyergap para cewek.
Mereka yang mengidap penyakit ini dalam dirinya timbul kekacauan, ‘coz
selalu ngerasa kalo tubuhnya nggak sesuai sama ukuran kecantikan seperti yang
biasa diimpikan oleh para cowok juga iklan-iklan yang tergambar di media massa.
Cewek-cewek ini mulai panik ngelihat perutnya yang menggelambir, kulitnya
bakalan keriput, kerut merut, kasar dan kering, ada bercak dan noda,
jendul-jendul, buah dada kendur, daging juga geliut-geliut. Tubuh ala Victoria
Beckham, Keira Knightley, juga Nicole Richie jadi idola. Buat mereka ukuran
pakaian Small masih kebesaran. Ukuran pakaian yang selalu didambakan
adalah XXS atau dalam dunia mode lebih dikenal dengan sebutan ukuran Zero.
Kurus ceking kerempeng is beautiful. Masa, sih?
Jelas nggak! Yang ada kita malah
jadi lebih banyak kekurangan nutrisi yang justru sangat diperlukan oleh remaja
di masa pertumbuhani, kelaparan, kelesuan, mengalami kekacauan detak jantung, sembelit,
radang pada perut dan tenggorokan, pembusukan gigi, atau luka dtenggorokan atau
radang perut, kehilangan berat badan secara berlebihan, berhenti menstruasi, sembelit,
mengalami pembekakan pada bagian-bagian tubuh tertentu, dsb. Hiiyy... ngeri
banget, kan? Kalo sudah begini, mana mungkin kita bisa belajar dan beraktivitas
dengan baik? Hmm... buat mikir saja mungkin juga sudah nggak sanggup kali,
ya...
You’re so beautiful…
Makanya, it’s totally wrong
kalo sobat Kasut Remaja menganggap bahwa tubuh yang cantik dan proporsional
adalah yang kurus ceking kerempeng.
Apalagi kalo sampai berusaha ngurangin berat badan dengan cara yang nggak benar
en nggak sehat. Kita nggak perlu harus mati-matian jadi kurus just like
cewek-cewek di iklan TV or majalah, cuma demi biar dilirik cowok dan
punya banyak teman. Justru yang harus selalu kita perhatikan adalah gimana
caranya kita bisa menghargai diri sendiri. Actually, ketika kita
terobsesi jadi kurus dengan cara yang salah seperti itu, sebenarnya kita nggak
lagi bisa menghargai diri dan tubuh kita sendiri. Padahal tujuan kita untuk
jadi kurus itu supaya orang lain bisa memperhatikan dan menghargai kita. Nah,
kalo sudah begini, apa tujuan kita itu tercapai? Nggak, kan? Nggak cuman itu
saja, hidup kita pun jadi nggak berguna, baik itu buat Tuhan juga buat sesama.
Remember, kita ini sangat
berharga di mata Tuhan (Yesaya 43:4). Makanya, nggak usah aneh-aneh, deh, sama
tubuh kita. Jadi penderita anorexia dan bulimia jatuhnya cuma bikin kita jadi
sengsara. Tapi bukan berarti nggak boleh jaga badan, lho.Kalo memang kita ini overweight
dan sudah nggak baik buat kesehatan, boleh-boleh saja kita diet. Tapi yang kudu
diingat, dietlah dengan cara yang tepat. Konsultasikan dengan dokter dan
olahraga yang benar. Hasilnya pasti jauh lebih baik ketimbang kita ngurusin
badan sembarangan.
Jangan pernah ngerasa nggak pede
hanya karena kamu nggak punya tubuh yang cantik menurut ukuran dunia. Kurus
nggak berarti apa-apa kalo kita nggak punya hati yang bersih, mulia, serta
takut akan Tuhan. Ingat, kan, yang dibilang firman Tuhan di Amsal 31:30? “Kemolekan
adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan
TUHAN dipuji-puji.” Kalau kita pengin menjadi orang yang berguna, hal pertama
yang harus kita lakukan adalah berhenti memusuhi diri sendiri. Jangan
menyalahkan diri sendiri ketika kita gagal. Jangan merendahkan diri sendiri
ketika segala sesuatu nggak berjalan seperti yang kita harapkan. Meningkatkan
penghargaan diri memang butuh usaha. Tapi sobat muda pasti bisa melakukannya
kalau mau sungguh-sungguh menjadi lebih baik.q(ika) (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Agustus 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar