Pernah nonton film Surrogates? Dalam film yang
dibintangi Bruce Willis ini, diceritakan bagaimana kehidupan manusia
sehari-hari digantikan oleh robot pengganti yang melakukan tugas-tugas mereka
di luar rumah. Manusia cukup berbaring di dalam kamarnya saja, dan si robot
pengganti merekalah yang akan mengerjakan seluruh aktivitas kehidupan mereka.
Namun tanpa disadari, kehadiran robot pengganti ini justru membuat manusia
kehilangan sisi kemanusiaannya yang sesungguhnya. Mereka juga kehilangan cinta
kasih yang sesungguhnya.
Sobat
muda, apa yang digambarkan dalam film ini, sebenarnya ingin menggambarkan
kehidupan kita saat ini.Orangtua yang sudah sibuk dengan segala macam urusan pekerjaan
dan kegiatan sosialnya. Belum lagi kita sendiri yang sibuk dengan sekolah,
belajar, les ini itu, juga kegiatan ekskul yang padat, membuat kita kehilangan
waktu untuk berbagi kasih dengan keluarga kita sendiri. Tak jarang kita hanya
bertemu dengan orangtua di pagi hari saja, saat kita akan berangkat sekolah
ataupun kuliah, sementara orangtua juga akan berangkat kerja.
Seolah
tidak ada habisnya dan kita sendiri bahkan tidak lagi punya waktu untuk memperhatikan
orang-orang disekeliling kita, meski itu keluarga kita sendiri. Lama-kelamaan
rutinitas hidup seperti ini membuat kita seringkali kehilangan kehangatan dan
cinta kasih dalam keluarga. Baru ketika orang-orang yang kita cintai ini jatuh
sakit dan berada dalam kondisi kritis, kita sibuk untuk ‘menebus dosa’ karena
selama ini jarang memperhatikan mereka.
Ketika
cinta itu hilang
Yang
lebih berbahaya adalah kalau di antara kita dengan keluarga, meski tinggal
dalam satu rumah, sudah kehilangan komunikasi dan tak saling bertegur sapa.
Bicara seperlunya saja, bahkan kalau bisa bertemu pun jika diperlukan saja.
Seolah kehangatan dan cinta kasih dalam keluarga itu pergi entah kemana dan
menguap tak berbekas. Nah, kalau sudah begini, tak jarang kita saling
menyalahkan satu dengan yang lain. Kita menyalahkan orangtua yang terlalu
sibuk, demikian pula sebaliknya. Padahal sumber dari semuanya itu adalah dari
diri kita yang terlalu asyik dengan dunia kita sendiri, sehingga melupakan
hal-hal yang lainnya.
Seringkali
kita lupa bahwa Allah sudah memberikan orangtua kakak dan adik yang bukan hanya
sekedar menjadi keluarga kita, tetapi juga menjadi teman, sahabat serta tempat
kita untuk saling berbagi kasih. Kita lupa bahwa di luar sana masih ada banyak
orang yang kehilangan keluarganya dan nggak punya sanak saudara sama sekali.
Mereka sangat merindukan memiliki keluarga yang utuh sebagaimana halnya dengan
kita, agar dapat saling berbagi cinta kasih satu dengan lainnya.
Semua karena
anugerahNya
Sobat
muda, adalah sebuah anugerah ketika kita diberi kesempatan oleh Allah untuk
memiliki sebuah keluarga. Adalah sebuah anugerah pula ketika kita bisa sekolah
dan kuliah dan punya banyak kegiatan yang dapat menolong kita untuk
mengembangkan potensi dan talenta yang kita miliki, meski terkadang semuanya
itu justru membuat kita menjadi manusia super sibuk. Namun bagaimana kita
memperlakukan dan mengelola anugerah Allah yang sudah diterima, seringkali ini
yang luput dari perhatian kita.
Karena
itulah, selagi Allah masih memberi kesempatan bagi kita untuk dapat berkumpul,
saling memperhatikan dan berbagi kasih dengan keluarga kita, pergunakanlah itu
dengan sebaik-baiknya. Ingat, lho, apa yang sudah Tuhan Yesus bilang sebelum
naik ke surga, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu
saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu
harus saling mengasihi.” (Yohanes 13:34). Jadi, tunggu apalagi? Mulai sekarang,
luangkan waktu lebih banyak untuk dapat bersama-sama dengan keluarga kita, agar
jangan sampai kita kehilangan kasih terhadap orang-orang terdekat kita. q(ika) (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Oktober 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar