10 April 2006 silam, bintang sinetron
’Ada Apa Dengan Cinta’, Revaldo Vivaldi
ditangkap polisi dalam sebuah pesta narkoba. Akibatnya, Revaldo harus mendekam
di penjara selama dua tahun dan diharuskan membayar denda sebesar satu juta
rupiah. Tak lama setelah menghirup udara segar kebebasannya, 20 Juli 2010 lalu
lagi-lagi Revaldo harus menikmati dinginnya jeruji besi gara-gara kasus yang
sama, narkoba. Nggak cuma Revaldo, bintang film Ibra Azhari pun juga mengalami hal seruap. Setelah beberapa tahun
lamanya harus mendekam di penjara gara-gara tersangkut kasus narkoba, untuk
keempat kalinya Ibra ditangkap polisi pada
23 Agustus 2010 karena kasus yang sama.
Sobat muda, masih ingat, nggak,
dengan pepatah yang bilang, ”Keledai pun tak akan jatuh ke lubang yang sama.”
Namanya manusia, pasti pernah, dong, melakukan kesalahan. Nggak terkecuali juga
dengan kita. Kita pun pasti pernah melakukan kesalahan. Entah itu kesalahan kecil,
maupun kesalahan yang besar dan bahkan sampai fatal. Nah, yang jadi masalah,
nih, dari kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat itu, pernahkah kita belajar
dari kesalahan tersebut dan mencoba untuk tidak mengulanginya?
Ogah
introspeksi
Namanya anak muda, kadang-kadang
kita suka cuek dengan yang namanya introspeksi diri. Ketika kita berbuat salah
dan kesalahan itu sudah bisa dibereskan, kita malas introspeksi dan belajar
dari kesalahan itu sendiri. Kok bisa gitu, ya? Yup! Karena kita sering
menganggap enteng kesalahan tersebut. Kita menganggap yang penting kesalahan
itu sudah dibereskan. Titik. Stop sampai di situ saja. Kalau suatu saat kesalahan itu terjadi
lagi, yah... itu urusan belakangan. Padahal semestinya kita nggak boleh seperti
itu. Kalau kita nggak mau belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat,
selamanya kita akan terjebak dan terus menerus mengulangi kesalahan-kesalahan
yang sama.
Lalu apa yang harus kita lakukan
supaya nggak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama. Yang pertama jelas kita
harus bisa introspeksi diri. Lewat introspeksi diri ini, kita mengingat-ingat
kembali apa saja yang sudah dilakukan sehingga kita melakukan kesalahan
tersebut. Nah, dari sinilah kita bisa tahu dan mengambil langkah-langkah
selanjutnya, supaya lain kali nggak melakukan kesalahan lagi yang serupa.
Nggak takut
berbuat benar
Salah satu kendala mengapa kita
jadi mengulangi kesalahan yang sama adalah karena kita takut melakukan hal yang
benar. Contohnya, nih, biasanya kita malas pergi ke gereja dan lebih suka
nongkrong dan gangguin orang di mal
bareng teman-teman se-gank. Nah, pas kita udah tahu kalau perbuatan itu
salah dan pengin bertobat, kita malah nggak jadi bertobat dan kembali melakukan
kesalahan yang sama karena takut dibilang sok alim sama teman-teman se-gank
kita.
Om Paulus pernah melakukan
kesalahan fatal dengan selalu memburu serta mengancam akan membunuh murid-murid
Tuhan Yesus. Sampai pada akhirnya ia bertobat dan menjadi murid Kristus. Om
Paulus nggak takut berbuat benar, meskipun untuk itu resikonya adalah dia harus
berhadapan dengan Imam Besar dan orang-orang Yahudi yang dulu pernah menjadi sekutunya (Kisah
Rasul 9:1-31). Om Paulus percaya, bahwa ketika kita mau sungguh-sungguh belajar
dari kesalahan, Allah pasti akan memberikan pertolongan dan jalan keluar bagi
kita.
Nah, belajar dari pengalaman Om
Paulus, sudah semestinya kita pun belajar untuk nggak lagi melakukan kesalahan
yang sama. Kita juga bisa belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah
dilakukan oleh tokoh-tokoh di dalam Alkitab, dan bagaimana mereka belajar dari
kesalahan-kesalahan tersebut. Om Paulus dalam 1 Korintus 10:11 juga
mengingatkan kita, ”Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan
dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana
zaman akhir telah tiba.”
Pepatah pernah bilang, ”Keledai
nggak akan jatuh dua kali ke lubang yang sama.” Nggak mau, dong, jatuh lagi
dalam kesalahan yang sama. Memang selalu ada harga yang harus dibayar akibat
kesalahan yang pernah kita lakukan. Akan tetapi selama kita mau bertobat serta
belajar dari kesalahan tersebut serta nggak mengulanginya lagi, Allah pasti
akan memberikan pertolongan dan kekuatan bagi kita untuk hidup benar seturut
kehendakNya. So, nggak lagi-lagi
jatuh di kesalahan yang sama ya...(ika) (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Oktober 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar