Suatu saat, ada seorang guru
SMP yang meminta murid-muridnya untuk membawa satu kantong plastik ke sekolah.
Kemudian, dia meminta setiap anak untuk memasukkan satu kentang seukuran
kelereng yang telah disediakan ke dalam kantung untuk setiap orang yang
berbuat salah pada mereka dan tak mau mereka maafkan. Anak-anak diminta
menuliskan nama orang itu dan tanggal kejadian pada kulit kentang. Kantong
tersebut harus dibawa kemanapun mereka pergi selama satu minggu penuh. Kantong
itu harus berada di sisi mereka saat tidur, di letakkan di meja saat mereka
belajar, dan ditenteng saat berjalan. Murid-murid
tersebut diminta untuk menjadikan kantong itu sebagai teman mereka.
Menyimpan
luka, menyimpan lara
Sama halnya seperti anak-anak
SMP di atas, kita juga seringkali suka berlama-lama menyimpan kebencian dan
dendam terhadap orang yang dianggap telah menyakiti diri kita. Bukannya
langsung mengampuni dan melupakannya, tapi kita lebih suka menyimpannya dan
berharap bila suatu saat nanti akan dapat membalasnya. Tapi tahu, nggak, guys, apa yang kita lakukan itu justru
akan lebih menyakit hati kita sendiri?
Coba, deh, pikir baik-baik,
semakin lama kita menyimpan dendam, semakin lama pula kita akan memikirkan
bagaimana cara membalasnya. Kepala kita pun akan semakin dipenuhi dengan
pikiran-pikiran untuk membuat trik-trik balas dendam. Walhasil ketika kita
berusaha mewujudkannya, yang timbul berikutnya adalah
pertengkaran-pertengkaran, saling dendam dan saling balas yang tak akan ada
habisnya. Persis seperti yang dibilang di Amsal 10:12A, “Kebencian
menimbulkan pertengkaran,…” Jelas hal ini justru akan makin
menyakiti kita. Masa enak, sih, hidup dengan terus-terusan bermusuhan? Pastinya
hidup jadi nggak tenang, kan ?
Let it go…
Bukan hal mudah memang untuk
bisa memberi maaf dan melupakannya. Apalagi buat anak-anak muda seperti kita
yang bawaannya seringkali emosian. Tapi coba, deh, kita belajar dari Allah.
Berapa banyak sebetulnya sakit hati yang Ia miliki karena dosa-dosa yang selalu
kita buat. Banyak banget bukan? Malahan boleh dibiang sampai nggak bisa
dihitung lagi saking banyaknya. Tapi
Ia mau mengampuni semua kesalahan
kita dan bahkan mengirim Yesus untuk menebus segala dosa kita.
Sobat muda, nggak ada salahnya,
kok, kalau kita mau belajar mengampuni dan melupakan kesalahan orang lain.
Jangan biarkan hidup kita terus menerus dikuasai oleh kebencian, amarah serta
dendam yang nggak ada untungnya sama sekali. Ingat yang Om Paulus pernah
bilang, “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan
yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan
telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kolose 3:13).
Awalnya memang akan terasa
berat dan menyakitkan. Rasa nggak terima pasti akan berkecamuk di pikiran kita.
Tapi kalau kita minta pertolongan dari Allah, Ia pasti akan menolong dan memampukan
kita untuk dapat mengampuni dan melenyapkan segala benci serta dendam di hati
kita. Chayo… q(ika) (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi April 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar