Jumat, 31 Desember 2010

FOR YOU... I WILL

“Sumpah, deh, apapun bakal gue lakuin demi lo seorang. Biarpun harus nyeberang sampai ke kutub utara, gue bakal lakuin karena gue cinta banget sama lo….” Waduh... janji-janji yang begini ini biasanya cuma ada di sinetron-sinetron saja. Tapi ngaku, deh, sobat muda, sering juga, kan, kita janji-janji sorga begitu, meski kadang kebanyakan ngegombalnya? Pokoknya, demi sang pujaan hati apapun bakal dilakukan, meski untuk itu kita harus menderita. Yang penting judulnya menyenangkan hati pacar tercinta.

Bukan sekedar janji biasa
Sama juga dengan Tuhan Yesus. Saking cintanya sama manusia, Dia rela jauh-jauh datang dari sorga yang indah banget itu, dan turun ke dunia yang lebih banyak repotnya ini, cuma buat merekonsiliasi hubungan antara manusia dengan Allah yang sudah sempat rusak gara-gara manusia jatuh ke dalam dosa (Yohanes 3:16). KelahiranNya menjadi Sang Pendamai bukanlah janji gombal, tapi sungguh-sungguh nyata dalam hidup kita. Om Yosua pun sudah membuktikan bahwa janji Allah adalah Ya dan Amin. Om Yosua sudah banyak melewati hal yang sangat luar biasa bersama dengan Tuhan. Yosua melihat apa yang Tuhan lakukan untuk dirinya dan seluruh bangsanya teramat istimewa. Kalau kita membaca Yosua 23:9-11, disitu kita melihat bagaimana Om Yosua merasakan betapa Allah melakukan jauh lebih banyak dari apa yang dapat ia lakukan dan perbuat.
Lalu bagaimana dengan cinta kita sama Tuhan? Nggak sekali dua kali kita ngaku cinta banget sama Tuhan. Bahkan hampir setiap menit kita selalu ngucapin, “I LUV U, JESUS.” Sayang, kenyataannya justru beda banget. Kita justru malah lebih banyak OD alias Omong Doang. Bilang cinta Yesus, tapi nurutin kehendakNya even itu buat hal yang simple saja kita ogah. Dari soal pacaran yang asal nembak, nggak taat sama ortu, males belajar,  and so on. Padahal tiap kali doa en nyanyi, kita selalu bilang cinta Yesus dan mau ngelakuin apapun buat Dia. Tapi pas giliran harus bantuin ortu, kitanya malah ogah-ogahan dan nggak jarang malah suka marah-marah balik sama mereka. Milih pacar juga sembarangan. Asal kelihatan suka, langsung jadian. Berdoa mati-matian biar lulus ujian, tapi belajar pun malesnya nggak ketulungan, malah lebih mentingin main game online. Walhasil yang katanya cinta itu, akhirnya jadi dusta semua. Ternyata memang kita lebih cinta diri sendiri ketimbang cinta Yesus. 

Bukan janji tinggal janji
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mengasihi Dia? Kepada kita, Allah pun menuntut agar mengasihiNya dengan segenap jiwa, kekuatan dan segenap hati kita. Ingatlah bahwa hanya Allah yang sanggup menebus hidup kita dari dosa. Cuma Allah yang sanggup menyelesaikan setiap permasalahan kita, sekalipun orang lain bilang itu tidak mungkin, namun bagi Allah nggak ada yang mustahil. Allah sanggup memberi lebih bagi kita, karena Dia tahu kebutuhan kita yang sesungguhnya. Mengasihi Allah sangatlah mudah. Tips-nya bisa dengan mudah kita dapatkan di Yohanes 14:21, ”Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” Gampang, kan?
Well... setidaknya kita jadi diingatkan lagi kalau cinta kita sama Tuhan, tuh, seringkali nggak semanis janji yang selalu kita ucapin. Butuh komitmen yang kuat kalau kita mau sungguh-sungguh mencintaiNya, biar nggak cuman OD semata. Nggak usah terlalu mengumbar kata dan janji, “Aku sungguh-sungguh mencintaiMu, Yesus.” Tapi buktikan, dong, cinta itu dengan melakukan kehendakNya di dalam setiap langkah hidup kita. Kalau kita sudah sungguh-sungguh senantiasa melakukan kehendakNya, kita nggak perlu sungkan buat bilang, “ For You... I will...”.q (ika)   (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Desember 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar