“Sumpah, deh, apapun bakal gue lakuin demi lo seorang.
Biarpun harus nyeberang sampai ke kutub utara, gue bakal lakuin karena gue
cinta banget sama lo….” Waduh... janji-janji
yang begini ini biasanya cuma ada di
sinetron-sinetron saja. Tapi ngaku, deh, sobat muda,
sering juga, kan, kita janji-janji sorga begitu, meski kadang kebanyakan
ngegombalnya? Pokoknya, demi
sang pujaan hati apapun bakal dilakukan, meski untuk itu kita harus menderita. Yang penting judulnya menyenangkan hati pacar tercinta.
Bukan sekedar
janji biasa
Sama juga dengan Tuhan Yesus. Saking cintanya sama manusia, Dia rela jauh-jauh datang
dari sorga yang indah banget itu, dan turun ke dunia yang lebih banyak repotnya
ini, cuma buat merekonsiliasi hubungan antara manusia dengan Allah yang sudah
sempat rusak gara-gara manusia jatuh ke dalam dosa (Yohanes 3:16). KelahiranNya
menjadi Sang Pendamai bukanlah janji gombal, tapi sungguh-sungguh nyata dalam
hidup kita. Om Yosua pun sudah membuktikan bahwa janji Allah adalah Ya dan
Amin. Om Yosua sudah banyak melewati hal yang sangat luar biasa
bersama dengan Tuhan. Yosua melihat apa yang Tuhan lakukan untuk dirinya dan
seluruh bangsanya teramat istimewa. Kalau kita membaca Yosua 23:9-11, disitu
kita melihat bagaimana Om Yosua merasakan betapa Allah melakukan jauh lebih
banyak dari apa yang dapat ia lakukan dan perbuat.
Lalu bagaimana dengan cinta kita sama Tuhan? Nggak sekali
dua kali kita ngaku cinta banget sama Tuhan. Bahkan hampir
setiap menit kita selalu
ngucapin, “I LUV U, JESUS.” Sayang, kenyataannya justru beda banget. Kita justru
malah lebih banyak OD alias Omong Doang. Bilang cinta Yesus, tapi nurutin kehendakNya even itu
buat hal yang simple saja kita ogah. Dari soal pacaran yang asal nembak, nggak
taat sama ortu, males belajar, and so on. Padahal tiap kali doa en
nyanyi, kita selalu bilang cinta Yesus dan mau ngelakuin apapun buat Dia. Tapi
pas giliran harus bantuin ortu, kitanya malah ogah-ogahan dan nggak jarang
malah suka marah-marah balik sama mereka. Milih pacar juga sembarangan. Asal
kelihatan suka, langsung jadian. Berdoa mati-matian biar lulus ujian, tapi
belajar pun malesnya nggak ketulungan, malah lebih mentingin main game online.
Walhasil yang katanya cinta itu, akhirnya jadi dusta semua. Ternyata memang kita
lebih cinta diri sendiri ketimbang cinta Yesus.
Bukan janji
tinggal janji
Lalu apa yang harus kita
lakukan untuk mengasihi Dia? Kepada kita,
Allah pun menuntut agar mengasihiNya dengan segenap jiwa, kekuatan dan segenap
hati kita. Ingatlah bahwa hanya Allah yang sanggup menebus hidup kita dari
dosa. Cuma Allah yang sanggup menyelesaikan setiap permasalahan kita, sekalipun
orang lain bilang itu tidak mungkin, namun bagi Allah nggak ada yang mustahil.
Allah sanggup memberi lebih bagi kita, karena Dia tahu kebutuhan kita yang
sesungguhnya. Mengasihi Allah sangatlah mudah. Tips-nya bisa dengan mudah kita
dapatkan di Yohanes 14:21, ”Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya,
dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh
Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”
Gampang, kan?
Well... setidaknya
kita jadi diingatkan lagi kalau cinta kita sama Tuhan, tuh, seringkali nggak semanis
janji yang selalu kita ucapin. Butuh komitmen yang kuat kalau kita mau
sungguh-sungguh mencintaiNya, biar nggak cuman OD semata. Nggak usah terlalu
mengumbar kata dan janji, “Aku sungguh-sungguh mencintaiMu, Yesus.” Tapi buktikan,
dong, cinta itu dengan melakukan kehendakNya di dalam setiap
langkah hidup kita. Kalau kita sudah sungguh-sungguh senantiasa melakukan
kehendakNya, kita nggak perlu sungkan buat bilang, “ For You... I will...”.q (ika) (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Desember 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar