Semua orang kenal betul dengan jargon ini. Begitu
membaca ataupun mendengar judul di atas, ingatan kita langsung melayang pada
sosok renta berambut gimbal dan punya gelak tawa yang cukup khas. Sosok Mbah
Surip belakangan memang teramat fenomenal dan popular. Dibalik segala
kontroversinya, ada sesuatu hal yang menarik dalam dirinya. Selain dedikasinya
yang sangat tinggi dalam berkesenian, Mbah Surip juga merupakan sosok yang
tidak ingin hidupnya berakhir dengan sia-sia. Ia ingin hidupnya bermanfaat bagi
orang-orang di sekelilingnya. Seberapapun yang dimilikinya dan juga lewat
keahlian yang dimilikinya, ia selalu mau berbagi dengan orang-orang di
sekelilingnya yang membutuhkan pertolongan. Ia mau membahagiakan mereka. Bahkan
meski ia sudah menjadi selebritis top, Mbah Surip tetap tidak berubah, tetap
bersahaja dan berusaha memaknai hidupnya agar dapat memberi arti bagi orang
lain.
Berbanding terbalik dengan Mbak Surip. Ibrohim alias
Boim, otak peristiwa bom di Mega Kuningan bulan Juli 2009 lalu. Sebelumnya ia
dikenal sebagai pria baik-baik. Tetapi apa yang dilakukannya kemudian justru
tidak menjadi berkat bagi orang lain, melainkan membawa bencana. Ada puluhan
orang yang terluka dan menjadi cacat karena perbuatannya. Ada orang-orang yang
tewas karena perbuatannya. Ada orang-orang yang harus kehilangan orang yang
sangat dikasihinya. Ada orang-orang yang harus kehilangan usaha dan
pekerjaannya serta hidup menderita akibat perbuatannya. Ada orang-orang yang
harus menanggung malu dan dikucilkan karena perbuatannya. Padahal dengan
keahlian yang dimilikinya, seharusnya Ibrahim dapat menjadi saluran berkat bagi
orang-orang di sekelilingnya.
Mengingat
kedua tokoh di atas mengingatkan kita juga pada salah satu tokoh Alkitab yang
juga sangat top di zamannya. Dialah Ezra. Ezra dikenal sebagai teolog yang
super pintar. Namun demikian, meski Ezra sudah sangat ahli dan mahir tentang
firman Tuhan (Ezra 7:6a), dia tetap mau untuk terus menerus mempelajari firman
Tuhan. Tak hanya belajar firman Tuhan, tetapi dia juga melakukannya dalam
kehidupan sehari-hari, dan mau mengajarkannya kepada orang lain (Ezra 7:10).
Biarpun sudah jadi orang yang paling top dan sangat ahli kitab suci, Ezra tidak
sombong juga tak pelit ilmu. Dia mau orang lain berkembang juga, so that’s
why dia mau membagikan pengetahuan firman Tuhan yang di dapat dan
dipelajarinya kepada orang lain. Dia mau agar hidupnya juga bermakna dan
menjadi kesaksian Allah, bagi orang-orang disekelilingnya.
Seperti itulah yang Allah
inginkan dari kita. Allah mau agar kita melakukan yang terbaik yang bisa kita
lakukan dalam hidup ini. Itulah yang terpenting. Allah tidak ingin hidup kita
menjadi sia-sia belaka. Menyerahkan hi Ingatlah, Allah punya rencana yang besar
dalam hidup kita. Seperti yang Tuhan Yesus bilang, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan
yang lebih besar dari pada itu.” (Yohanes 14:12). Allah mau kita terus menerus
belajar, serta melakukan dan meraih yang terbaik yang bisa kita kerjakan.
Itu
sebabnya kita harus waspada. Jangan sampai hidup kita bukannya jadi berkat,
tetapi malah menjadi bencana bagi orang lain. Bagaimanapun juga semua bakat dan
keahlian atau apapun yang kita punya ini adalah pemberian Tuhan. Itu sebabnya
kita nggak boleh pelit dan harus mau berbagi dengan orang lain. Ketika kita mau
membagikan ilmu pada orang lain, sama halnya kita sudah menjadi berkat buat
orang lain. Bukankah kita semua diberkati Allah dan dipanggil-Nya untuk menjadi
berkat bagi orang lain (1 Petrus 3:9)? Nah, sekarang tunggu apa lagi? Kalau
kita sungguh-sungguh mengasihi Allah dengan sepenuh hati, buktikanlah itu
dengan senantiasa melakukan yang terbaik untuk Tuhan, dan jadilah berkat bagi
orang-orang di sekeliling kita. I love You full... Jesus...q(ika) (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Agustus 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar