Menurut data hasil survey KPAI,
sebanyak 32 persen remaja usia 14-18 tahun di Jakarta ,
Surabaya , dan Bandung pernah berhubungan seks. Di
Jakarta, menurut Riset Strategi Nasional Kesehatan Remaja yang dilakukan oleh
Departemen Kesehatan dan Survei yang dilakukan BKKBN menyebutkan 5,3 persen
pelajar SMA di Jakarta pernah berhubungan seks. Dan 63 persen remaja di
beberapa kota besar di Indonesia telah
melakukan seks pra nikah. Dari hasil survei yang dilakukan Annisa Foundation
ditemukan 42,3 persen remaja SMP dan SMA di Cianjur, Jawa Barat, pernah
berhubungan seks.
Inilah fakta yang terpapar di
media awal bulan ini. Miris memang, tapi begitulah kenyataannya. Jangan kaget.
Bukan nggak mungkin salah satu dari sekian banyak itu ternyata adalah kita.
Seringkali hubungan seks pra nikah ini terjadi bukan karena kita minim
pengetahuan tentang seks. Bukan pula karena kita penasaran dan pengin
coba-coba. Namun semuanya itu terjadi karena kita nggak bisa menolak yang
namanya cinta.
Demi nama cinta
Namanya anak muda, jatuh cinta
adalah hal yang paling indah di dunia dan seringkali sulit untuk ditolak. Kita
bahkan cenderung untuk tidak bisa menolak cinta. Demi cinta, apapun yang harus
terjadi kita pasti bersedia melakukannya. Termasuk melakukan hal-hal yang
semestinya belum boleh dilakukan sekarang, yaitu seks pra nikah.
Kenyataannya kita memang memilih
menyerah melakukan seks pra nikah karena takut ditinggalkan, takut patah hati,
takut tidak bahagia bila tidak bersama si dia, dan sejumlah alasan yang
sebenarnya nggak perlu dikuatirkan. Seringkali kita berpikir bahwa ketika kita
nggak mau melakukan hal-hal yang diminta oleh si dia, itu artinya kita nggak
sungguh-sungguh mencintai. Salah besar!
Coba cek apa kata Firman Tuhan
berikut ini, “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak
memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan
tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan
kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena
kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan
segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” (I Korintus 13:4-7) Nah,
sekarang coba bandingkan dengan karakter pacar kita. Apakah si dia memiliki karakter
sebagaimana yang disebutkan oleh Firman Tuhan?
Cinta itu tidak buta
Sobat muda, sesungguhnya cinta itu
tidaklah buta. Sebaliknya Firman Allah justru membuktikan bahwa cinta itu
sangat rasional. Cinta itu selalu bisa menunggu, karena ia sabar. Cinta itu
tidak melakukan hal-hal yang nggak sopan. Cinta itu juga nggak mencari
keuntungan untuk dirinya sendiri.
Coba list satu persatu keburukan
si dia yang nggak bisa ditolerir dan juga semua kebaikannya. Buatlah list
dengan jujur dan nggak perlu malu untuk melakukannya. Ingatlah bahwa kita nggak
sedang mengkhianati si dia. Sebaliknya, justru kita sedang melakukan
langkah-langkah preventif agar tak jatuh kedalam kesalahan yang fatal.
Kalau hasilnya lebih banyak
karakter baik yang muncul, si dia patut untuk dipertahankan, sembari terus
doakan dia, apakah benar si dia adalah pasangan yang tepat yang Tuhan sudah
sediakan buat kita. Akan tetapi kalau si dia ternyata adalah pacar yang suka
memaksa kita untuk melakukan hal-hal yang nggak sopan dan juga nggak kita
inginkan, forget it NOW! Masih banyak
cowok-cowok ataupun cewek-cewek di luar sana
yang lebih baik dan bersedia menunggu kita. Ingatlah bahwa Allah sudah
mempersiapkan pasangan yang terbaik untuk kita. Tentu saja, asalkan kita mau
bersabar dan terus mencari kehendakNya. Mumpung masih belum terlambat dan
sebelum menyesal kemudian, segera bertindak dan selamatkan hidup kita.q(ika) (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Oktober 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar