Senin, 10 Desember 2012

HARUSKAH KITA MEMAAFKAN MASA LALU?



Menjelang penghujung tahun, banyak orang (termasuk mungkin kita di dalamnya) yang seringkali melakukan kontemplasi. Kita merenungkan dan mengingat kembali seluruh perjalanan hidup yang sudah dilalui sepanjang tahun ini. Biasanya kita melakukannya sebagai pijakan dan motivasi untuk menjalani hidup yang lebih baik lagi di tahun yang baru nanti. Ada banyak kejadian yang sudah kita alami sepanjang tahun. Baik itu kejadian yang menyenangkan maupun yang sangat menyakitkan. Semuanya itu mewarnai kehidupan kita dalam satu tahun yang hampir berlalu ini.
Nah, masalahnya, terkadang ketika kita sudah mantap untuk hidup lebih baik lagi di tahun yang baru nanti, kita kerap dibayang-bayangi oleh masa lalu yang tidak menyenangkan dan bahkan menyakitkan buat kita. Semuanya terjadi karena kita tidak mau memaafkan apa yang terjadi di masa lalu, dan itulah yang seringkali membuat kita kesulitan melangkah di masa depan.

I forgive... but not forget
Sebagai contoh, tahun lalu mungkin ada di antara sobat muda yang diputusin pacar dengan cara yang sangat menyakitkan. Nah, mungkin saat ini kita bisa mengatakan sudah memaafkan sang mantan. Tapi rupanya kita tidak melupakan apa yang pernah diperbuatnya, sehingga membuat kita jadi dendam dan apatis dalam menjalin hubungan lagi dengan orang lain. Tak jarang kita juga menyamaratakan semua orang dengan orang-orang yang pernah menyakiti kita. Akibatnya, kita sendiri yang membuat belenggu dan tanpa disadari, membuat diri kita semakin rapuh.
Manusiawi sekali memang ketika kita merasakan sakit dan sulit untuk melupakan. Terkadang kita sering beralasan, ”Kenapa harus dilupakan? Justru itu harus selalu diingat agar kita lebih berhati-hati biar nggak jatuh dalam kesalahan yang sama.” Well, memang benar, masa lalu yang menyakitkan justru harus menjadi pelajaran berharga agar kita lebih berhati-hati dalam melangkah ke depan. Tapi tahu nggak, sih, ketika kita nggak mau melupakan hal-hal yang menyedihkan serta menyakitkan itu, and then semuanya itu akhirnya membelenggu hidup kita. Kita jadi sulit mengambil keputusan, karena masih terikat dengan masa lalu, hingga akhirnya nggak ada sesuatu pun kemajuan dalam hidup kita.

I really... really forgive and forget
Sobat muda, masih ingat nggak dengan kisah anak yang hilang? (Lukas 15:20-24). Dalam kisah tersebut, kita bisa melihat bagaimana sang bapa mampu melupakan masa lalu. Ia sungguh-sungguh mengampuni anak bungsunya tanpa syarat. Ia bahkan tidak lagi mengingat perbuatan-perbuatan yang sangat menyakitkan, yang pernah dilakukan putra bungsunya itu. Sebaliknya, dengan tangan terbuka dan penuh sukacita, ia mau merangkul kembali putranya yang telah terpuruk itu.
Nah, bagaimana dengan kita? Kalau hari ini masih ada di antara masih ada yang terikat dengan masa lalu yang menyakitkan, dan semuanya itu membuat kita selalu sulit mengambil keputusan dan menjalani hidup yang lebih baik, ayo sama-sama belajar untuk melepaskannya. Belajar untuk mengampuni dan melupakan hal-hal yang telah lalu dan menyakitkan buat kita.
Kalau Allah saja mau menerima kita lagi dan melupakan segala dosa dan masa lalu kelam yang pernah kita buat, kenapa kita tidak? Selama kita mau berusaha dan senantiasa keep in touch dan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan, niscaya kita akan sanggup melupakan masa lalu yang buruk dan selalu membelenggu kita. Yakin dan percayalah bahwa Allah sanggup menolong dan memulihkan kita, serta menopang kita untuk menjadi lebih kuat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.(greesika)                                                                                                                              



(Telah dimuat di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta Selatan, Edisi Desember 2012)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar