Nggak terasa sudah bulan Desember
lagi. Itu artinya kita bakal ngerayain Natal (lagi). Praktis kita pun bakalan
disibukkan dengan aneka macam persiapan untuk menyambut Natal. Baju baru,
sepatu baru, pohon natal, sampai dandanan terbaru. Yang pasti kita juga bakal
sibuk nyiapin aneka acara buat ngerayain Natal. Latihan koor, drama, tari, de
el el buat ngisi acara Natal di gereja. Sampai tanpa disadari,
kegiatan-kegiatan tersebut bikin kita jadi bosan karena sepertinya sudah
menjadi sebuah rutinitas akhir tahun belaka.
Nah, gara-gara merasa bosan
dengan rutinitas aktifitas Natal inilah yang kemudian membuat sebagian anak
muda (dan mungkin saja termasuk kita), yang mungkin berpikir untuk merayakan
Natal dengan cara yang berbeda dari biasa. And
then, pilihan pun jatuh pada berbagai macam christmas party event yang
digelar di berbagai hotel, club, mal,
dan sejumlah tempat-tempat hiburan.
Salah,
Nggak, Sih?
Awalnya mungkin kita akan merasa
’bersalah’ karena sudah memilih meninggalkan gereja dan lebih menikmati event christmas yang digelar. Tapi kemudian kita jadi
’menghibur’ diri sendiri dengan mengatakan, ”Ah, toh, masih sama-sama merayakan
Natal juga, kan...” Tapi sebenarnya, mestikah kita bersikap seperti ini? Salah,
nggak, sih, kalau kita merasa bosan dengan perayaan Natal yang sudah menjadi
’tradisi’ seperti itu?
Sebagai manusia biasa, wajar kita
merasa bosan akan sesuatu hal yang mungkin sudah menjadi rutinitas. Akan tetapi
ketika kita sudah mulai bosan dengan Natal, hmmm... mungkin patut dipertanyakan
lagi pada diri sendiri, apa, sih, motivasi kita sesungguhnya dalam merayakan
Natal? Ketika menyambut Natal tanpa menyadari bagaimana Allah telah rela
memberikan diriNya demi keselamatan kita, kita pun tengah melupakan kasih
Allah.
Yang pasti, akan menjadi salah
ketika kita sudah melupakan makna Natal yang sesungguhnya. Lupa bagaimana
besarnya pengorbanan dan kasih Allah, yang rela turun ke dunia untuk
menyelamatkan manusia. Dengan mudahnya kita melupakan semuanya itu, hanya
karena merasa bosan dan ingin menggantikannya dengan sesuatu yang lain, yang
lebih menyenangkan diri kita dan bukan untuk menyenangkan hati Allah.
Never Say
Not Necessary
Kalau ditanya masih perlu
nggaknya kita ngerayain Natal, jelas jawabannya perlu banget. Terkadang di
antara rutinitas dan kesibukan sehari-hari, kita justru lupa akan moment
bagaimana Allah sudi turun ke bumi untuk mengentas kita dari dosa. Dengan
hadirnya perayaan Natal, kita kembali diingatkan, betapa besarnya kasih Allah
kepada kita. Sebagaimana diungkapkan oleh Firman Allah dalam Yohanes 3:16, ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Well guys, sebenarnya kalau kita punya hubungan yang sangat dekat
dengan Allah, kejenuhan dan kebosanan itu akan jauh dari kita. Sebab ketika
kita punya hubungan yang intim dengan Allah, kita akan selalu diingatkan akan
besarnya cinta kasih Allah pada kita. Nah, kalau saat ini kita mulai merasa
bosan ataupun jenuh dalam menjalani rutinitas menjelang Natal, ayo refresh
kembali hati dan jiwa kita. Ingatlah kembali betapa besarnya cinta kasih Allah
pada kita, melalui perenungan dan saat teduh pribadi yang lebih intens lagi. Selain itu, saat
kejenuhan itu melanda, justru jangan membuat kita makin menjauh dari
persekutuan dan bahkan ibadah. Karena ketika kita menjauh, itulah kesempatan
bagi Mang Iib untuk membuat kita makin tertarik untuk menjauh dari kasih
karunia Allah. Merry Christmas!(greesika)
(Telah dimuat di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta Selatan, Edisi Desember 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar