Hari Minggu, 7
April 2013 lalu, M. Dwigusta Cahya,
pemuda berusia 18 tahun yang tengah mengemudikan mobilnya mengalami kecelakaan.
Mobilnya
menghantam sebuah mobil lainnya hingga menewaskan lima orang penumpangnya. Saat dinterogerasi
oleh polisi, Cahya mengaku kalau ia memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi
karena senang saja (detik.com, 9 April
2013). Beberapa waktu sebelum kecelakaan terjadi, Cahya pun pernah ’pamer’
kebiasaannya ngebut di jalanan dengan mengupload
foto spedometernya yang menunjukkan angka 160 km/ jam di instagram (detik.com, 8 April 2013). Selain itu
juga sebelumnya ia sempat mengupload foto dirinya tengah memegang botol minuman
keras di belakang kemudi mobilnya.
Hmmm, nggak bisa dipungkiri kalau yang gaulnya anak muda sekarang nggak
jauh-jauh sama ngebut, narkoba dan miras. Nggak terkecuali juga dengan kita, meski
mungkin kita hidup dan tinggal di lingkungan religius sekalipun. Kenyataannya
memang, nggak sedikit dari kita yang ngaku sangat cinta sama Tuhan, aktif
melayani di gereja, tapi ternyata di luar kita masih hobi membahayakan diri
sendiri dan juga orang lain dengan terlibat miras, narkoba, kebut-kebutan, dan
justru malahan terlibat seks bebas. Alasannya sederhana. Bukankah miras,
narkoba, dan ngebut adalah hal yang ’biasa’ di kalangan anak muda? So, ’wajar’, dong... namanya juga anak
muda, masih labil. Justru rasanya nggak keren, deh, kalau anak muda itu nggak
ngebut, nggak make narkoba, juga nggak minum miras. Waaahhh... masa iya, sih,
jadi anak muda kudu seperti itu?
Gereja = Topeng
Kalau begitu, untuk apa, ya, selama ini kita ke gereja? Untuk apa, ya,
selama ini kita kenal Yesus? Ya, karena saya orang Kristen, jadi harus ke gereja, dong.
Masa orang Kristen nggak ke gereja, nggak aktif melayani di gereja? Hmm...
kalau sudah begini, sama artinya kita jadi orang Kristen cuma Kristen KTP. Ke
gereja dan aktif melayani pun nggak ubahnya seperti topeng. Kita kenal Yesus,
tetapi nggak sungguh-sungguh mau mengikut Dia. Kita tahu bahwa Kristus mati dan
bangkit untuk menebus dosa kita, tapi kita nggak mau bangkit dari dosa.
Sobat muda, terkadang kita suka merasa kalau menjadi orang Kristen itu
mudah. Asal kita rajin ke gereja dan aktif melayani, cukup sudah. Guys, menjadi orang Kristen sebenarnya
nggak semudah itu. Menjadi orang Kristen juga nggak cukup hanya dengan kita
menjadi pengikutNya yang setia ketika berada di lingkungan gereja saja, tetapi
saat berada di masyarakat umum, di luar lingkungan gereja pun kita justru harus
menunjukkan bagaimana sesungguhnya pengikut Kristus itu semestinya hidup.
Firman Tuhan dalam Matius 5:14-16 sudah mengingatkan kita, “Kamu adalah terang dunia...
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Nah, kalau ternyata dalam hidup kita sehari-hari
masih bergaul dengan dosa yang menurut kita adalah hal yang ‘biasa’ dilakukan
oleh anak muda sekarang, bagaimana mungkin kita menjadi terang bagi orang-orang
di sekitar kita? Bagaimana mungkin kita dapat menunjukkan bahwa Kristus
sungguh-sungguh telah bangkit dan hidup di dalam diri kita?
No
More Wounds
Kalau kita nonton film The Passion Of The Christ, kita bisa
melihat gimana gambaran sakit, pedih dan pahit serta getirnya luka demi luka
yang harus Tuhan Yesus rasakan dan terima hanya demi menebus segala dosa kita.
Kita bisa dengan mudahnya menangis tersedu-sedu ketika menonton film tersebut.
Tapi bisakah kita menangis tersedu, ketika kita berbuat dosa dan sadar bahwa
semuanya itu ternyata telah membuat kita menyalibkan Kristus untuk yang kedua
kalinya?
Kalau kita tahu bahwa
tingkah polah kita yang sering menganggap enteng kebiasaan anak muda sekarang
seperti mengkonsumsi narkoba dan miras, seks bebas, kebut-kebutan, suka melawan
orangtua, dan lain sebagainya, adalah sesuatu hal yang membuat Kristus harus
tersalib lagi, ayo mulai sekarang kita bertobat. Tunjukkan bahwa kita mau
berubah. Tentunya kita nggak mau pengorbananNya di kayu salib jadi sia-sia
karena kita bandel dan nggak mau bertobat. Tunjukkanlah bahwa kita bukan
pengikut Kristus yang hanya sekedar nampang di KTP belaka. Tapi kita mau
menunjukkan lewat sikap hidup sehari-hari, bahwa Kristus sungguh-sungguh telah
bangkit di dalam kehidupan kita. Selamat Paskah.(ika)
(Telah dimuat di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta Selatan, Edisi April 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar