Selasa, 30 April 2013

HE IS REALLY RISEN IN MY LIFE



Hari Minggu, 7 April 2013 lalu, M. Dwigusta Cahya, pemuda berusia 18 tahun yang tengah mengemudikan mobilnya mengalami kecelakaan. Mobilnya menghantam sebuah mobil lainnya hingga menewaskan  lima orang penumpangnya. Saat dinterogerasi oleh polisi, Cahya mengaku kalau ia memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi karena senang saja (detik.com, 9 April 2013). Beberapa waktu sebelum kecelakaan terjadi, Cahya pun pernah ’pamer’ kebiasaannya ngebut di jalanan dengan mengupload foto spedometernya yang menunjukkan angka 160 km/ jam di instagram (detik.com, 8 April 2013). Selain itu juga sebelumnya ia sempat mengupload foto dirinya tengah memegang botol minuman keras di belakang kemudi mobilnya.
Hmmm, nggak bisa dipungkiri kalau yang gaulnya anak muda sekarang nggak jauh-jauh sama ngebut, narkoba dan miras. Nggak terkecuali juga dengan kita, meski mungkin kita hidup dan tinggal di lingkungan religius sekalipun. Kenyataannya memang, nggak sedikit dari kita yang ngaku sangat cinta sama Tuhan, aktif melayani di gereja, tapi ternyata di luar kita masih hobi membahayakan diri sendiri dan juga orang lain dengan terlibat miras, narkoba, kebut-kebutan, dan justru malahan terlibat seks bebas. Alasannya sederhana. Bukankah miras, narkoba, dan ngebut adalah hal yang ’biasa’ di kalangan anak muda? So, ’wajar’, dong... namanya juga anak muda, masih labil. Justru rasanya nggak keren, deh, kalau anak muda itu nggak ngebut, nggak make narkoba, juga nggak minum miras. Waaahhh... masa iya, sih, jadi anak muda kudu seperti itu?

Gereja = Topeng
Kalau begitu, untuk apa, ya, selama ini kita ke gereja? Untuk apa, ya, selama ini kita kenal Yesus? Ya, karena saya orang Kristen, jadi harus ke gereja, dong. Masa orang Kristen nggak ke gereja, nggak aktif melayani di gereja? Hmm... kalau sudah begini, sama artinya kita jadi orang Kristen cuma Kristen KTP. Ke gereja dan aktif melayani pun nggak ubahnya seperti topeng. Kita kenal Yesus, tetapi nggak sungguh-sungguh mau mengikut Dia. Kita tahu bahwa Kristus mati dan bangkit untuk menebus dosa kita, tapi kita nggak mau bangkit dari dosa.
Sobat muda, terkadang kita suka merasa kalau menjadi orang Kristen itu mudah. Asal kita rajin ke gereja dan aktif melayani, cukup sudah. Guys, menjadi orang Kristen sebenarnya nggak semudah itu. Menjadi orang Kristen juga nggak cukup hanya dengan kita menjadi pengikutNya yang setia ketika berada di lingkungan gereja saja, tetapi saat berada di masyarakat umum, di luar lingkungan gereja pun kita justru harus menunjukkan bagaimana sesungguhnya pengikut Kristus itu semestinya hidup.  
Firman Tuhan dalam Matius 5:14-16 sudah mengingatkan kita, Kamu adalah terang dunia... Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Nah, kalau ternyata dalam hidup kita sehari-hari masih bergaul dengan dosa yang menurut kita adalah hal yang ‘biasa’ dilakukan oleh anak muda sekarang, bagaimana mungkin kita menjadi terang bagi orang-orang di sekitar kita? Bagaimana mungkin kita dapat menunjukkan bahwa Kristus sungguh-sungguh telah bangkit dan hidup di dalam diri kita?

No More Wounds
Kalau kita nonton film The Passion Of The Christ, kita bisa melihat gimana gambaran sakit, pedih dan pahit serta getirnya luka demi luka yang harus Tuhan Yesus rasakan dan terima hanya demi menebus segala dosa kita. Kita bisa dengan mudahnya menangis tersedu-sedu ketika menonton film tersebut. Tapi bisakah kita menangis tersedu, ketika kita berbuat dosa dan sadar bahwa semuanya itu ternyata telah membuat kita menyalibkan Kristus untuk yang kedua kalinya?
Kalau kita tahu bahwa tingkah polah kita yang sering menganggap enteng kebiasaan anak muda sekarang seperti mengkonsumsi narkoba dan miras, seks bebas, kebut-kebutan, suka melawan orangtua, dan lain sebagainya, adalah sesuatu hal yang membuat Kristus harus tersalib lagi, ayo mulai sekarang kita bertobat. Tunjukkan bahwa kita mau berubah. Tentunya kita nggak mau pengorbananNya di kayu salib jadi sia-sia karena kita bandel dan nggak mau bertobat. Tunjukkanlah bahwa kita bukan pengikut Kristus yang hanya sekedar nampang di KTP belaka. Tapi kita mau menunjukkan lewat sikap hidup sehari-hari, bahwa Kristus sungguh-sungguh telah bangkit di dalam kehidupan kita. Selamat Paskah.(ika)



(Telah dimuat di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta Selatan, Edisi April 2013)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar