It’s almost
new year. Biasanya memasuki bulan
desember, nggak cuma disibukkan dengan segala macam urusan persiapan natal. Tapi kita pasti juga
ribet nyiapain acara buat tahun baruan. Seperti yang sudah-sudah, biasanya
tahun baru selalu identik bagi tiap orang buat bikin resolusi-resolusi baru
yang pengin dicapai di tahun yang baru. Sayangnya ketika tahun yang baru sudah
dilalui, banyak orang yang nggak bisa move
on, apalagi move up. Semua
resolusi yang diharapkan di awal tahun jadi mandeg dan nggak bisa terealisasi
gara-gara kita sudah terlanjur berada di zona nyaman.
Contohnya, nih, di awal tahun
baru kita punya resolusi pengen belajar lebih giat lagi biar dapat nilai yang
lebih baik dari yang lalu. Tapi pas sudah mulai dijalanin, kita jadi malas
untuk belajar lebih giat lagi seperti yang direncanakan, karena merasa nilai
kita yang lalu sudah cukup baik. So,
mau belajar lebih giat lagi pun, kita merasa hasilnya akan tetap sama baiknya
juga.
Lazy Me
Moody dan males. Dua hal inilah yang seringkali jadi
penyebab utama mandegnya proyek realisasi resolusi tahun baru kita. Kalau sudah
nggak mood, malas pun jadi bakal
menyertainya. Kalau kita nggak segera sadar dan wake up dari kemalasan itu, bisa-bisa bakalan jadi gagal total
segala harapan dan rencana kita. Memang, sih, terkadang kita mungkin jadi bosan
dan jenuh saat segala usaha kita untuk mewujudkan resolusi itu seperti belum
membuahkan hasil. Inilah yang menjadi salah satu penyebab kita jadi nggak mood dan malas untuk berusaha melanjutkannya.
But guys, nggak semestinya yang namanya mood dan kemalasan itu jadi belenggu bagi kita untuk maju.
Saat-saat seperti inilah yang justru dimanfaatkan oleh Mang Iib agar kita nggak
bisa move on, apalagi move up untuk meraih segala impian yang
sudah direncanakan. Di saat-saat seperti inilah yang justru paling genting,
karena sekali kita nggak segera move on,
kita akan terus terjebak dalam kemalasan, hingga akhirnya di akhir tahun,
barulah menyesali diri saat apa yang diharapkan di awal tahun ternyata tidak
tercapai. Inilah yang ditunggu-tunggu Mang Iib, yaitu kita menjadi orang-orang
yang gagal serta putus asa.
Jangan cepat puas!
Salah satu kunci agar kita nggak lagi moody dan males-malesan adalah nggak
cepat puas. Jika kita selalu cepat puas dan merasa cukup dengan apa yang sudah
dicapai, sementara kita sendiri punya cita-cita yang lebih tinggi lagi,
bagaimana mungkin kita bisa menggapainya? Apa yang sudah dicapai saat ini
seharusnya menjadi evaluasi buat kita, serta menjadi pendorong agar kita mampu
mencapai yang lebih tinggi lagi dari sekarang. Allah sudah memberikan talenta
bagi kita untuk dikembangkan. Bukan hanya yang baik yang diharapkan olehNya,
tetapi Ia menginginkan yang terbaik dari kita.
Masih ingat, kan,
saat Kain dan Habel memberikan persembahan bagi Tuhan? Kain memberikan
persembahan yang baik bagi Tuhan dari sebagian hasil tanahnya. Tetapi Habil
memberikan yang terbaik dari hasil ternaknya, dan Allah menerima persembahan
Habel (Kejadian 4:3-4). Demikian pula halnya dengan kita. Yang Allah inginkan
adalah kita dapat melakukan bukan hanya yang baik, tetapi yang terbaik dalam
segala hal. Termasuk saat kita menggantungkan segala harapan, asa dan cita-cita
kita di masa mendatang. Semuanya itu harus diwujudkan bukan hanya dengan baik, tetapi yang terbaik pula.
That’s why
guys, jangan cepat puas
hingga.membuat kita jadi malas dan mandeg.
Justru ini adalah saatnya bagi kita untuk move
up dan terus berjuang dengan sepenuh hati agar dapat meraih dan menjadi
yang terbaik. Karena itulah yang Allah kehendaki dari kita, yaitu memberikan
yang terbaik bagi kemuliaan nama Tuhan. Bukan hal yang mudah memang untuk
berjuang menjadi yang terbaik. Akan ada banyak kerikil yang bakal kita
hadapidemi menjadi yang terbaik. Tapi percayalah, bahwa Allah akan senantiasa
menolong dan menopang kita di saat kita berjuang untuk semuanya itu. Tinggal
bagaimana dengan kita sendiri, apakah kita mau dibentuk sedemikian rupa oleh
Allah untuk menjadi yang terbaik di dalam hidup kata.(ika)
(Telah dimuat di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta Selatan, Edisi Desember 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar