Rabu, 30 April 2014

BERTEMAN DENGAN MANTAN, MUNGKINKAH?








 

 
Berawal dari berteman, lalu jadi sahabat, terus lama-lama meningkat jadi pacar, lantas akhirnya harus putus. Setelah putus, bisa nggak, ya, jadi teman lagi? Hmm, hampir sebagian besar dari kita mungkin akan menjawab, “Nggak mungkin, lah, jadi teman lagi. Lagian, ngapain juga harus temenan lagi dengan mantan? Aneh aja rasanya.” Yup, ide berteman dengan mantan sebenarnya bukanlah sesuatu yang buruk. Apalagi sebelum jadi pacar, bukankah kita dulu mengawalinya dengan berteman? So, sebenarnya nggak ada yang aneh ketika kemudian mantan akhirnya jadi teman lagi. Bukankah lebih baik jadi teman daripada jadi musuh? Berkaca dari kasus Ade Sara Angelina Suroto dan Mia Nuraini, dua gadis belia yang belum lama ini terpaksa harus meregang nyawa di tangan sang mantan pacar. Tentu kita nggak mau juga, dong, kejadian yang sama juga menimpa diri kita akibat hubungan yang kurang baik dengan mantan.

Mengapa berteman dengan mantan?
Ada sejumlah alasan yang membuat kita memilih memutuskan untuk berteman dengan mantan. Pertama, putus baik-baik. Nggak ada pertengkaran hebat sampai heboh, sehingga bikin satu sama lain jadi merasa nggak enak. Kalau dari awal sudah sepakat untuk putus baik-baik, dan kemudian masing-masing sadar akan status mantan yang nggak akan mungkin lagi balikan, rasanya tidak akan sulit untuk memutuskan untuk jadi teman lagi. Artinya, pada saat kita mutusin itu, harus dipastikan kalo sudah nggak ada lagi ’rasa’ buat si mantan, yang nantinya justru jadi bumerang dalam hubungan pertemanan nantinya.
Kedua, nggak pengen musuhan. Punya musuh memang nggak enak banget. Nggak ada satu pun dari kita yang pengen punya musuh. Lagi pula kalau sudah jadi mantan terus musuhan, rasanya kok malah bikin ribet hidup kita sendiri. Misalnya saja, tiba-tiba ngeliat mantan di mal, buru-buru kita sibuk ngumpetin diri biar nggak ketemu mantan. Repot, kan, kalau setiap saat mesti begitu? Lagian kalau musuhan, apa gunanya juga? Toh, memang sudah nggak bisa lagi berhubungan sebagai pacar. Better be a friend then enemy.
Ketiga, azaz manfaat. Yang ini bisa berarti positif, bisa juga negatif. Kok bisa? Tentu saja bisa. Bisa jadi positif kalau misalnya kita sengaja tetap berteman dengan mantan, karena tahu mantan ini pintar dan bintang kelas. Jadi kalau masih temenan dengan dia, kita masih bisa belajar bareng sama dia dan ikutan jadi pintar juga. Negatifnya, kalau misalnya kita sengaja temenan dengan mantan yang juara kelas, biar si mantan always ngasih contekan pas ulangan. Atau manfaatin mantan yang tajir cuma buat ikut menikamti fasilitas yang dimiliki mantan. Nggak masalah sebenarnya kalau menggunakan alasan azaz manfaat ini untuk berteman dengan mantan, selagi itu dari segi positif. Kalau dari awal sudah alasannya aja sudah negatif, dijamin pertemanan ini nggak bakalan bertahan lama.

Being a good friend
Nah, ternyata menjalin pertemanan dengan mantan itu sebenarnya nggak susah. Asal tujuannya memang baik dan murni hanya untuk berteman dan bukannya musuhan. Tapi bagaimanapun juga, berteman dengan mantan itu tetap ada aturannya. Pertama, tetap ada batasan. Biar gimana juga, kedekatan kita dengan mantan nggak bisa lagi sama seperti dulu. Harus tetap ada batasan-batasannya, biar nggak nyakitin pihak-pihak lain. Apalagi kalau kita sudah pacar baru demikian juga halnya dengan mantan. Setidaknya kita tetap harus menjaga perasaan pasangan baru kita masing-masing, bukan?
Kedua, harus terbuka. Kalau memang kita masih berteman baik dengan mantan, terbukalah dengan pasangan baru masing-masing, juga dengan teman-teman kalian, supaya nggak ada kecurigaan satu sama lain yang bisa bikin pertemanan kalian jadi rusak. Kalau kita terbuka sejak awal, paling nggak kita bisa meminimalisir kecemburuan-kecemburuan yang nggak perlu yang bisa merusak semua hubungan yang ada.
Ketiga, pastikan kalau sudah nggak ada feel lagi dengan mantan, sehingga kemungkinan CLBK atau hal-hal apapun yang berkaitan dengan perasaan kita dengan mantan di masa lalu akan muncul lagi dalam hubungan pertemanan kita. Ini juga berkaitan erat dengan gimana kita menjaga perasaan pasangan baru kita masing-masing.
Pendek kata, mau berteman lagi dengan mantan atau tidak, sebenarnya kembali lagi pada diri kita masing-masing. Yang jelas berteman lagi dengan mantan, tentu masih sangat dimungkinkan dengan kondisi-kondisi tertentu. Baik buruknya sang mantan, tentunya sudah kita tahu. Ini yang bisa kita jadikan pijakan buat memutuskan untuk mau temenan lagi dengan mantan atau nggak. Ingat apa yang Firman Tuhan katakan, ”Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.” (Amsal 13:20). Artinya, sobat muda tetap harus bijaksana sebelum memutuskan untuk berteman lagi dengan mantan.(ika)



 (Telah dimuat di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta Selatan, Edisi April 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar