Minggu, 31 Agustus 2014

HATI-HATI GUNAKAN MULUTMU!



Sepulang persekutuan di gereja, tiba-tiba saja di jalan raya sepeda motor Andre diserempet oleh sebuah mobil. Spontan Andre langsung marah-marah sambil mengeluarkan sumpah serapah dan tak lupa menyebut segala nama binatang sekebun binatang. Wuaaahhh... Saat ditegur Edo, sohabatnya, Andre dengan enteng bilang, “Ah, gue, kan, lagi emosi. Wajar dong kalo gue spontan aja nyumpahin orang itu.”
Sobat muda, nggak sekali dua kali, kita pun kerap melakukan hal yang sama seperti Andre. Apalagi situasi ibukota yang sangat macet, memang cenderung membuat emosi kita jadi lebih meningkat. Namun, apapun alasanya, sebenarnya pantas nggak, sih, sebagai anak-anak muda yang ngakunya pengikut Kristus, kita berperilaku seperti Andre di atas?


Semua tak wajar
Biarpun mungkin orang pada umumnya akan mengatakan bahwa kemarahan, kejengkelan, bahkan sumpah serapah yang muncul sebagai luapan emosi adalah sebuah kewajaran, tetaplah di mata Tuhan ini bukanlah sesuatu hal yang wajar. Biar mau lagi emosi atau lagi sebel, tetep nggak bisa dibilang wajar kalo kita lantas ngucapin sumpah serapah en ngomong kotor. Firman Tuhan dalam Yakobus 3:1-12 sangat jelas mengingatkan kita, kalau nggak hati-hati dengan setiap perkataan kita, bisa-bisa yang sering keluar dari mulut kita bukannya ucapan-ucapan berkat, melainkan segala macam sumpah serapah dan perkataan kotorlah yang justru sering kita ucapkan. Apalagi lidah kita ini gampang banget  untuk memuji Tuhan,tapi gampang juga buat nyumpahin orang (Yakobus 3:9).
Om Yakobus bahkan ngingetin, kalau kita nggak bisa menjinakkan lidah kita ini, bisa-bisa ia dapat menyeret kita dalam jurang maut yang akan membinasakan hidup kita. Jangan dikira hanya gara-gara perkataan kotor yang keluar dari mulut kita, kita melakukan dosa yang nggak seberapa dibandingin orang lain yang berdosa karena melakukan pembunuhan dan perampokan. Ini pandangan yang salah besar. Tetap aja kata-kata kotor yang keluar dari mulut kita itu dapat menyeret kita jatuh ke dalam dosa. Perkataan kotor kita yang keluarkan ini nggak hanya bakal menyakiti sesama kita, tetapi lebih daripada itu kita sudah menyakiti Allah kita.

Jaga mulut = menjauhkan diri dari bencana
Pernah terpikir, nggak, kalau mau berhati-hati dengan perkataan yang keluar dari mulut kita, akan menjauhkan kita dari kesulitan? Hal yang sederhana saja. Kalau misalnya saja kita dikenal sebagai sosok yang punya tutur kata yang lembut dan baik, tentu saja teman-teman dan orang-orang di sekeliling kita akan lebih menyukai kita. Saat kita membutuhkan pertolongan pun, mereka nggak akan ragu-ragu untuk menolong kita. Sebaliknya, kalau sobat muda dikenal sebagai sosok yang kasar, suka membentak-bentak, dan tidak sopan dalam bertutur kata. Orang lain sudah pasti akan enggan menolong kita, karena punya perilaku dan tutur kata yang kurang baik.
Maka dari itu, sobat muda, mulai sekarang kita harus belajar untuk mengendalikan lidah dan mulut kita, agar tidak mengucapkan perkataan-perkataan kotor, tidak berhikmat dan tidak memuliakan Allah. Memang bukan sesuatu hal yang mudah. Tetapi ketika kita mau berusaha, Tuhan pasti akan memampukan kita. Yakobus 3:3 mengatakan, kalo kuda aja dikasih kekang pada mulutnya supaya ia menuruti perintah kita, demikian pula dengan kita, harus mengenakan kekang pada lidah bibir kita, supaya kita taat pada perintah Allah. Dengan cara apa kita mengendalikannya? Dengan melakukan Firman Allah dalam hidup kita. Mulai saat ini, ayo kita berkomitmen untuk mengendalikan lidah kita, berhati-hati dengan setiap perkataan kita, agar yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata berkat yang memuliakan Tuhan.(ika)
 


(Telah dimuat di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta Selatan, Edisi Agustus 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar