Jumat, 31 Oktober 2014

TAK CUKUP JADI KRISTEN



Dilahirkan sebagai orang kristen sejak kecil, membuat Vico hanya tahu dan merasakan bahwa  pergi ke gereja, pelayanan, dan saat teduh, adalah sebuah kewajiban dan rutinitas yang selayaknya dilakukan sebagai seorang kristen. Vico sendiri sesungguhnya belum pernah merasakan, bagaimana Kristus telah menjamah dirinya secara pribadi, dan bagaimana ia sungguh-sungguh memerlukan Kristus dalam hidupnya. Saat hendak mengikuti acara retret sekolah di luar kota, Vico memutuskan untuk tidak ikut, hanya gara-gara ramalan bintang yang dibacanya di sebuah majalah. Ramalan itu menyebutkan bahwa jika ia pergi ke luar kota, maka dirinya akan mengalami kesialan. Dan sungguh benar-benar sial, malam itu terjadi kebakaran di kompleks perumahan Vico. Rumahnya ikut terbakar, bahkan Vico pun turut menjadi korban dalam kebakaran itu.
Sobat muda, menjadi orang kristen sejak lahir seringkali membuat kita terlena dan terlupa bagaimana kita sebenarnya tetap membutuhkan Kristus dalam hidup ini. Nggak cuma menganggap hidup ini jadinya berjalan begitu saja, toh, kita sudah jadi pengikut Kristus sejak kecil. Tapi tak jarang juga kita jadi menomor sekiankan Tuhan. Bahkan ada juga, lho, anak muda yang ngakunya sudah jadi orang kristen sejak kecil, tapi malah lebih suka mengandalkan hidupnya pada ramalan bintang ketimbang sama Tuhan.

Dasar yang tidak teguh
Lalu, kenapa, ya, banyak sobat muda yang lebih suka lari pada hal-hal yang lain daripada Tuhan Yesus, di saat menghadapi masalah? Semuanya itu terjadi karena kita nggak punya dasar yang teguh. Artinya, kita nggak sungguh-sungguh memiliki Kristus dalam hidup ini. Hidup kita nggak melekat sama Tuhan. Memang benar kita rajin beribadah di gereja, dan bahkan mungkin juga aktif melayani. Namun firman Allah yang didengar setiap saat, nggak pernah dipahat di dalam loh-loh hati kita dan nggak pernah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang membuat kita jadi sulit mengandalkan Allah. Kita cenderung lebih percaya pada kuasa lain yang nggak jelas asal-usulnya ketimbang mempercayai Allah.
Sobat muda, kalau ada diantara kita yang hidup sebagai orang Kristen selama bertahun-tahun, namun kekristenan kita hanya di kulit saja, tanpa memiliki dasar iman yang kuat, jangan kecewa bila saat Yesus datang untuk yang kedua kalinya nanti, Yesus akan berkata bahwa Ia tidak mengenal kita. Jika sebagai orang Kristen, kita tidak pernah menanamkan Firman Tuhan yang terus-me-nerus kita terima selama ini,  berarti kita  adalah orang yang mau mendengar tetapi tidak mau melakukan apa yang menjadi Firman Tuhan. Jangan heran kalau iman kita rapuh dan gampang goyah. Jika sudah demikian, waspadailah bujukan maut Mang Iib yang sewaktu-waktu memanfaatkan dan menguasai hidup kita.

Jesus is the way of our life
That’s why, guys, menjadi orang Kristen saja ternyata tidaklah cukup. Kalau kita hanya menganggap pergi ke gereja, pelayanan, saat teduh, etc, itu hanya sekedar rutinitas belaka, dijamin iman kita nggak bakalan tumbuh dengan kokoh dan kuat. Diperlukan kemauan dalam diri kita, bukan hanya untuk mendengarkan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, tetapi juga melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bersyukurlah bahwa kita dilahirkan dan menjadi orang Kristen sejak kecil. Karena,  "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!”(Yesaya 28:16). Allah hanya ingin kita mau mendengar, memperhatian, dan melakukan firmanNya, agar hidup kita berkenan kepadaNya.  (ika)


(Telah dimuat di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta Selatan, Edisi Oktober 2014)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar