Dilahirkan sebagai orang kristen sejak kecil, membuat Vico hanya tahu dan
merasakan bahwa pergi ke gereja,
pelayanan, dan saat teduh, adalah sebuah kewajiban dan rutinitas yang
selayaknya dilakukan sebagai seorang kristen. Vico sendiri sesungguhnya belum
pernah merasakan, bagaimana Kristus telah menjamah dirinya secara pribadi, dan
bagaimana ia sungguh-sungguh memerlukan Kristus dalam hidupnya. Saat hendak
mengikuti acara retret sekolah di luar kota, Vico memutuskan untuk tidak ikut, hanya
gara-gara ramalan bintang yang dibacanya di sebuah majalah. Ramalan itu
menyebutkan bahwa jika ia pergi ke luar kota, maka dirinya akan mengalami
kesialan. Dan sungguh benar-benar sial, malam itu terjadi kebakaran di kompleks
perumahan Vico. Rumahnya ikut terbakar, bahkan Vico pun turut menjadi korban
dalam kebakaran itu.
Sobat muda, menjadi orang kristen sejak lahir seringkali membuat kita
terlena dan terlupa bagaimana kita sebenarnya tetap membutuhkan Kristus dalam
hidup ini. Nggak cuma menganggap hidup ini jadinya berjalan begitu saja, toh,
kita sudah jadi pengikut Kristus sejak kecil. Tapi tak jarang juga kita jadi
menomor sekiankan Tuhan. Bahkan ada juga, lho, anak muda yang ngakunya sudah
jadi orang kristen sejak kecil, tapi malah lebih suka mengandalkan hidupnya
pada ramalan bintang ketimbang sama Tuhan.
Dasar yang tidak teguh
Lalu, kenapa, ya, banyak sobat muda yang lebih suka lari pada hal-hal yang
lain daripada Tuhan Yesus, di saat menghadapi masalah? Semuanya itu terjadi
karena kita nggak punya dasar yang teguh. Artinya, kita nggak sungguh-sungguh
memiliki Kristus dalam hidup ini. Hidup kita nggak melekat sama Tuhan. Memang
benar kita rajin beribadah di gereja, dan bahkan mungkin juga aktif melayani.
Namun firman Allah yang didengar setiap saat, nggak pernah dipahat di dalam
loh-loh hati kita dan nggak pernah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Inilah yang membuat kita jadi sulit mengandalkan Allah. Kita cenderung lebih
percaya pada kuasa lain yang nggak jelas asal-usulnya ketimbang mempercayai
Allah.
Sobat muda, kalau ada diantara kita yang hidup sebagai orang Kristen selama
bertahun-tahun, namun kekristenan kita hanya di kulit saja, tanpa memiliki dasar iman yang kuat,
jangan kecewa bila saat Yesus datang untuk yang kedua kalinya nanti, Yesus akan
berkata bahwa Ia tidak mengenal kita. Jika sebagai orang
Kristen, kita tidak pernah menanamkan Firman Tuhan yang terus-me-nerus kita
terima selama ini, berarti kita adalah orang yang mau mendengar tetapi tidak
mau melakukan apa yang menjadi Firman Tuhan. Jangan heran kalau iman kita rapuh
dan gampang goyah. Jika sudah demikian, waspadailah bujukan maut Mang Iib yang
sewaktu-waktu memanfaatkan dan menguasai hidup kita.
Jesus is the way of our life
That’s why, guys, menjadi orang Kristen
saja ternyata tidaklah cukup. Kalau kita hanya menganggap pergi ke gereja,
pelayanan, saat teduh, etc, itu hanya
sekedar rutinitas belaka, dijamin iman kita nggak bakalan tumbuh dengan kokoh
dan kuat. Diperlukan kemauan dalam diri kita, bukan hanya untuk mendengarkan
firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, tetapi juga melakukannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Bersyukurlah bahwa kita dilahirkan dan menjadi orang Kristen sejak kecil.
Karena, "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu
yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang
percaya, tidak akan gelisah!”(Yesaya 28:16). Allah hanya ingin kita mau mendengar,
memperhatian, dan melakukan firmanNya, agar hidup kita berkenan kepadaNya. (ika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar