Rita baru sebulan jadian dengan Ryan. Semenjak pacaran, teman-teman mereka,
bahkan teman-teman di persekutuan pun pelan-pelan malah mulai menjauhi mereka.
Ryan dan Rita sendiri pun tak sadar kalau teman-teman mereka mulai menjauh.
Selidik punya selidik, rupanya ada something
wrong dengan hubungan Rita dan Ryan yang bikin teman-teman mereka menjauh.
Rupanya sikap Rita dan Ryan yang terlalu mendewakan hubungan mereka inilah yang
bikin teman-temannya jadi merasa jengah, sehingga membuat mereka mulai dijauhi
oleh-oleh teman-temannya.
Guys, namanya lagi jatuh cintrong,
segalanya rasanya cuma jadi milik berdua saja. Terkadang karena lagi
cinta-cintanya, kita jadi lupa kalau masih berpijak di bumi. Lupa kalau kita
hidup nggak cuma ada kita dan pacar doang. Lupa kalau pacaran mestinya nggak bikin kita
berubah jadi orang lain. Lupa kalau pacaran bukan berarti kita nggak menghargai
diri sendiri. Lupa kalau pacaran nggak berarti kita kehilangan relasi dengan
orang lain.
Pacaran = Being a different person?
Sobat muda, saat kita memutuskan untuk pacaran, seringkali kita terlena
dengan perasaan cinta yang tengah membuncah di dada. Gara-gara terlena ini
juga, kita jadi banyak melakukan kesalahan. Padahal semestinya, saat pacaran
adalah saat yang paling tepat buat kita untuk mengenal lebih dalam lagi tentang
karakter dan kepribadian pasangan, sebelum nantinya kita berjalan menuju ke
jenjang yang lebih serius lagi.
Nah, berikut ini adalah beberapa kesalahan yang mungkin kerap kita lakukan
di saat pacaran. First, trying to change your boyfriend/ girlfriend.
Baru mulai pacaran, kita sudah menemukan hal-hal yang ada dalam diri pacar kita
yang dirasa kurang sreg. Bukannya
diomongin bersama, tapi kita sudah berusaha setengah mati untuk mengubah pacar
menjadi seseorang yang kita harapkan. Sepanjang itu adalah sesuatu yang
positif, it’s okay. Misalnya punya
pacar perokok berat, terus kita berusaha agar pacar jadi lebih sehat dan
ngurangi and then menghentikan
kebiasaannya merokok. That’s a good
things. Sayangnya, seringkali kita berusaha mengubah pacar yang tadinya
mungkin adalah seseorang yang punya kepribadian supel, tapi begitu pacaran
dengan kita, dia tiba-tiba harus jadi orang yang kuper karena harus selalu ada
di samping kita and nggak boleh ke
mana-mana. Ini sama sekali nggak oke bingits.
Second, terlalu mengagung-agungkan
pacar. Jatuh cinta memang sering bikin lupa segalanya. Bikin kita selalu memuja
si dia. Tapi hati-hati! Nggak jarang kita juga jadi lebay sampai-sampai
menomorsatukan si dia di atas segalanya. Pokoknya serba pacar yang diutamain,
yang lainnya belakangan. Lama-lama, bukan hanya tugas dan kewajiban kita saja
yang terbengkalai, bahkan Tuhan pun bisa jadi di urutan terakhir di hidup kita.
Third, berhenti berhubungan dengan
orang lain. Gara-gara punya, pacar, hidup kita pun jadi eksklusif. Maunya cuma
berdua saja dengan si dia. Ini yang bikin teman-teman kita pun jadi sebal dan
menjauh dari kita. Akhirnya kita pun kehilangan kontak dan sosialisasi dengan
teman. Padahal hidup bersosialisasi dengan orang lain, tetaplah penting. Nggak
mungkin, kan, kita hidup suma dengan satu orang saja alias cuma sama pacar kita
aja?
Pacaran = Time to learn
Guys, pacaran nggak berarti kita jadi
ngubah kepribadian dan karakter pasangan seperti yang kita mau. Sebab gimana
pun juga, dia adalah pribadi unik yang Allah ciptakan berbeda dengan kita untuk
saling melengkapi. Dia punya karakter dan kepribadiannya sendiri, begitu pula
dengan kita. Kalau kita berusaha mengubahnya seperti yang kita mau, baik si dia
maupun kita juga nggak akan menjadi pribadi yang utuh. Semestinya kita nggak
perlu mengubah diri kita atau pacar kita menjadi orang lain. Tapi yang paling
tepat adalah, baik kita maupun si dia sama-sama mengembangkan diri
masing-masing untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berkenan kepada Tuhan.
Berikutnya, pacaran bukan berarti si dia adalah segala-galanya. Ketika kita
mulai menomorsatukan pacar di atas
segalanya, sama artinya kita mulai mendewa-dewakan si dia. Jangan lupa
kalau Allah kita adalah Allah yang cemburu (Keluaran 34:14). Pacar pun bisa
menjadi allah lain bagi kita, ketika kita mulai menomorsatukan si dia daripada
Allah.Ingat lho, bagaimanapun juga Tuhan harus tetap nomor satu di dalam
kehidupan kita. “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” (Keluaran 20:3).
Yang terakhir, meski punya pacar, nggak berarti juga hidup kita jadi
eksklusif. Kita tetap butuh bersosialisai dengan orang lain. Hidup nggak melulu
hanya berdua dengan pacar. Kita tetap perlu bertemu dan bercengkerama dengan
keluarga. Kita pun masih tetap perlu punya ‘me
time’ dengan teman-teman kita. Mengapa? Sebab ketika kita sedang suntuk,
jenuh, bosan, atau bahkan saat bertengkar dengan pacar pun, pasti kita akan
mencari keluarga atau sahabat kita untuk diajak berdiskusi dan bertukar
pikiran.
Well guys, pacaran memang perlu.
Tapi bukan berarti dengan punya pacar, hidup kita jadi terbatas. Punya pacar
seharusnya membuat kita jadi pribadi yang lebih baik lagi.’ Coz dengan adanya
pacar, seharusnya kita bisa saling support
satu sama lain, bukan hanya dalam rangka membangun relasi yang baik dengan
pacar semata, tetapi juga dalam rangka membangun relasi yang lebih baik lagi
dengan keluarga, teman-teman, dan orang-orang di sekeliling kita.
Nah,
kalau punya pacar ternyata nggak bikin kita jadi pribadi yang better, hmm... patut dipertimbangkan
kembali apakah hubunganmu dengan pacar dapat diteruskan atau tidak. Remember, Allah memberikan kepada kita
pasangan hidup yang sepadan yang akan menjadi
penolong bagi kita (Kejadian 2:18). Jika si dia adalah pasangan hidup
yang benar-benar dari Allah, tentunya dia akan menjadi pasangan yang sepadan
buat kita, dan hubungan kita dengan si dia akan menjadi sebuah hubungan yang
saling membangun satu sama lain.
(Telah dimuat di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta Selatan, Edisi Oktober 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar