Senin, 31 Mei 2004

DENNY SABA : Tuhan Itu Dahsyat Banget

 
Siapa sih yang nggak kenal sama lagu-lagu ‘Inikah Cinta’, ‘Kasih Putih’, ‘Hanya Dirimu’, yang sempat ngetop beberapa waktu lalu lewat tarikan vokal kelompok musik ME dan duo Denny-Didan. Nggak salah lagi, semuanya itu lahir berkat tangan dingin Daniel Adriano Saba yang akrab dipanggil Denny Saba, mantan anggota ME dan sekarang masih eksis berduet dengan Didan. Lama tak kedengaran kabarnya usai menelurkan album perdana  Denny-Didan yang bertajuk ‘Karunia’, kini cowok kelahiran Bandung, 20 September 1971 ini lagi nyiapin album kedua Denny-Didan yang bakalan di launch tahun depan. Want to know him more? Check this out...

Sejak kecil aku sudah nyanyi...
Dari kecil tuh aku dan saudara-saudaraku (Martin Saba, Carlo Saba, dan Ivan Saba, red) sudah mulai nyanyi. Kebetulan papaku memang pelatih paduan suara dan vokal grup. Jadi kita tuh sering nyanyi bertiga atau berempat gitu, kalau nggak di gereja ya di sekolah. Cuma waktu itu nyanyi belum jadi mata pencaharian atau profesional buatku. Aku benar-benar mulai nyanyi secara profesional tahun 1992. Waktu itu pertama kalinya aku masuk kelompok vokal ME dan mulai rekaman album bersama mereka. Sejak itulah nyanyi mulai jadi pekerjaan sampai sekarang ini.
Setelah keluar dari ME, aku bikin duet album Denny dan Didan. Kebetulan kita sekarang sedang proses untuk buat album. Rencananya tahun ini kita mulai kerja, dan kemungkinan keluarnya baru tahun depan. Kalau untuk album rohani sebenarnya sudah jadi, bareng Rejoz The Groove, Ivan Saba, sama Franky Sihombing. Pokoknya tinggal nunggu keluar aja. Untuk proyek solo rohani maupun sekuler aku belum kepikiran. Kegiatan lainnya ya sekarang ini aku juga lagi fokus di Glorify The Lord Ensemble (kelompok paduan suara yang digawangi keluarga Saba, red).

He is so amazing for me...
Wah... berkesan banget... ajaib banget. Pokoknya susah deh diungkapin dengan kata-kata. Dulu sebelum aku bertobat, aku tuh bandelnya minta ampun. Sampai akhirnya begitu aku bertobat dan memutuskan untuk ikut Tuhan, baru aku ngeliat ke belakang, ternyata Tuhan itu baik banget. Ternyata Dia itu ngejagain aku banget. Aku dulu nakal sampai nakal banget, tapi nggak sampai terjatuh begitu dalam. Aku percaya itu semua karena penjagaan Tuhan. Pokoknya aku dijaga banget deh sama Tuhan.
Terus, dulu tuh aku punya harapan kalau nikah mau gimana segala macem. Begitu aku nikah tahun kemarin (doski marriage dengan Irine Usmany bulan Juli 2003, red), aku ngobrol berdua sama isteriku, disitu kita baru lihat segala yang kita harapkan, semuanya Tuhan kasih. Mulai dari nikahnya itu mau yang kayak gimana,  udah gitu tiba-tiba Tuhan kasih rumah, pokoknya semuanya itu kalau kita pikir-pikir itu wah... Tuhan itu dahsyat banget. Semua itu disediain sama Tuhan. Tapi kita sampai sekarang ini percaya banget itu semua karena kebaikan Tuhan.

Keluarga dan teman itu penting banget buatku...
Karena keluarga tuh yang sudah bawa aku untuk dekat en kenal sama Tuhan. Itu semua karena keluarga yang berperan, terutama ortu (doski lahir dari pasangan Daud P. M Saba dan Octaviana C. Lulu Udju Edo, red). Aku banyak dipulihkan Tuhan melalui keluargaku. Tadinya kita berempat, kakak beradik yang nggak pernah rukun. Semuanya cuma perduli sama kepentingan masing-masing saja. Sampai akhirnya masing-masing dari kita itu dipulihin oleh Tuhan, masing-masing dari kita bisa berdoa, minta ampun, dan bisa bergandengan tangan, itu semua kita dapat di dalam keluarga. Aku percaya, saat keluarga kita dipulihkan, kita pun bisa jadi berkat buat orang lain.
Buat aku pribadi, sahabat juga penting banget. Sahabat tuh tempat di mana kita bisa bagi hidup, di mana kita bisa jadi teladan, kita bisa juga jadi terang, semuanya itu bisa kita lakukan bersama sahabat, bersama orang-orang yang dekat sama kita. Pokoknya keluarga dan sahabat itu sangat berarti sekali di dalam kehidupanku.

Kita sangat berharga di hadapan Tuhan...
Aku sedih banget ngeliat banyak anak-anak muda yang bunuh diri, cuma gara-gara putus cinta, stress, en banyak masalah. Buatku, mereka tuh ngambil keputusan nekad seperti itu, karena mereka belum ngedapetin kasih Tuhan yang sesungguhnya. Maksudnya, mereka nggak tahu nilai mereka itu seberapa. Kalau mereka tahu nilai mereka itu sebesar apa, mereka nggak mungkin sia-siain hidup mereka begitu.
Waktu retreat kemarin aku dapet sesuatu yang penting banget en selalu kuingat. Pas hamba Tuhan-nya bagiin firman Tuhan tentang nilai, dia share tentang nilai kita itu seberapa besarnya di mata Tuhan. Dia kasih gambaran seperti yang kita lihat di film Passion of The Christ. Mulai dari Tuhan Yesus yang dicambuk sampai berdarah-darah, bilur-bilurnya yang memilukan dan sebagainya. Nah, nilai kita itu sebesar nyawa Tuhan yang dikasih buat kita. Berarti nilai kita itu benar-benar besar dan itu musti benar-benar kita jaga. Hidup kita itu musti jadi bait Allah, musti benar-benar jadi kemuliaan bagi Tuhan. Begitu aku diingetin soal nilai aku ini, aku tuh langsung mikir... wah... gila ya... Tuhan itu baik banget, sampai mau nebus kita yang nggak ada apa-apanya sama nyawa-Nya sendiri. Itu dahsyat banget.
Guys, bener banget yang dibilang Denny, yang juga jemaat Gereja Rumah Komunitas Bandung ini. Kalau kita tahu bahwa kita tuh berharga banget di mata Tuhan, kita musti jaga hidup kita dengan baik, and never sia-siain hidup kita. Okay?(esi)


(Telah dimuat di Majalah Rajawali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar