DENNY SABA : Tuhan Itu Dahsyat Banget

Siapa sih yang
nggak kenal sama lagu-lagu ‘Inikah Cinta’, ‘Kasih Putih’, ‘Hanya Dirimu’, yang
sempat ngetop beberapa waktu lalu lewat tarikan vokal kelompok musik ME
dan duo Denny-Didan. Nggak salah lagi, semuanya itu lahir berkat tangan
dingin Daniel Adriano Saba yang akrab dipanggil Denny Saba,
mantan anggota ME dan sekarang masih eksis berduet dengan Didan. Lama tak
kedengaran kabarnya usai menelurkan album perdana Denny-Didan yang bertajuk ‘Karunia’, kini
cowok kelahiran Bandung, 20 September 1971 ini lagi nyiapin album kedua
Denny-Didan yang bakalan di launch tahun depan. Want to know him
more? Check this out...
Sejak kecil aku sudah nyanyi...
Dari kecil tuh
aku dan saudara-saudaraku (Martin Saba, Carlo Saba, dan Ivan Saba, red)
sudah mulai nyanyi. Kebetulan papaku memang pelatih paduan suara dan vokal
grup. Jadi kita tuh sering nyanyi bertiga atau berempat gitu, kalau nggak di
gereja ya di sekolah. Cuma waktu itu nyanyi belum jadi mata pencaharian atau
profesional buatku. Aku benar-benar mulai nyanyi secara profesional tahun 1992.
Waktu itu pertama kalinya aku masuk kelompok vokal ME dan mulai rekaman album
bersama mereka. Sejak itulah nyanyi mulai jadi pekerjaan sampai sekarang ini.
Setelah keluar
dari ME, aku bikin duet album Denny dan Didan. Kebetulan kita sekarang sedang
proses untuk buat album. Rencananya tahun ini kita mulai kerja, dan kemungkinan
keluarnya baru tahun depan. Kalau untuk album rohani sebenarnya sudah jadi,
bareng Rejoz The Groove, Ivan Saba, sama Franky Sihombing. Pokoknya
tinggal nunggu keluar aja. Untuk proyek solo rohani maupun sekuler aku belum
kepikiran. Kegiatan lainnya ya sekarang ini aku juga lagi fokus di Glorify
The Lord Ensemble (kelompok paduan suara yang digawangi keluarga Saba, red).
He is so amazing for me...
Wah... berkesan
banget... ajaib banget. Pokoknya susah deh diungkapin dengan kata-kata. Dulu
sebelum aku bertobat, aku tuh bandelnya minta ampun. Sampai akhirnya begitu aku
bertobat dan memutuskan untuk ikut Tuhan, baru aku ngeliat ke belakang,
ternyata Tuhan itu baik banget. Ternyata Dia itu ngejagain aku banget. Aku dulu
nakal sampai nakal banget, tapi nggak sampai terjatuh begitu dalam. Aku percaya
itu semua karena penjagaan Tuhan. Pokoknya aku dijaga banget deh sama Tuhan.
Terus, dulu tuh
aku punya harapan kalau nikah mau gimana segala macem. Begitu aku nikah tahun
kemarin (doski marriage dengan Irine Usmany bulan Juli 2003, red),
aku ngobrol berdua sama isteriku, disitu kita baru lihat segala yang kita
harapkan, semuanya Tuhan kasih. Mulai dari nikahnya itu mau yang kayak
gimana, udah gitu tiba-tiba Tuhan kasih
rumah, pokoknya semuanya itu kalau kita pikir-pikir itu wah... Tuhan itu
dahsyat banget. Semua itu disediain sama Tuhan. Tapi kita sampai sekarang ini
percaya banget itu semua karena kebaikan Tuhan.
Keluarga dan teman itu penting banget
buatku...
Karena keluarga
tuh yang sudah bawa aku untuk dekat en kenal sama Tuhan. Itu semua karena
keluarga yang berperan, terutama ortu (doski lahir dari pasangan Daud P. M Saba
dan Octaviana C. Lulu Udju Edo, red). Aku banyak dipulihkan Tuhan
melalui keluargaku. Tadinya kita berempat, kakak beradik yang nggak pernah
rukun. Semuanya cuma perduli sama kepentingan masing-masing saja. Sampai
akhirnya masing-masing dari kita itu dipulihin oleh Tuhan, masing-masing dari
kita bisa berdoa, minta ampun, dan bisa bergandengan tangan, itu semua kita
dapat di dalam keluarga. Aku percaya, saat keluarga kita dipulihkan, kita pun
bisa jadi berkat buat orang lain.
Buat aku pribadi,
sahabat juga penting banget. Sahabat tuh tempat di mana kita bisa bagi hidup,
di mana kita bisa jadi teladan, kita bisa juga jadi terang, semuanya itu bisa
kita lakukan bersama sahabat, bersama orang-orang yang dekat sama kita.
Pokoknya keluarga dan sahabat itu sangat berarti sekali di dalam kehidupanku.
Kita sangat berharga di hadapan Tuhan...
Aku sedih banget
ngeliat banyak anak-anak muda yang bunuh diri, cuma gara-gara putus cinta,
stress, en banyak masalah. Buatku, mereka tuh ngambil keputusan nekad seperti
itu, karena mereka belum ngedapetin kasih Tuhan yang sesungguhnya. Maksudnya,
mereka nggak tahu nilai mereka itu seberapa. Kalau mereka tahu nilai mereka itu
sebesar apa, mereka nggak mungkin sia-siain hidup mereka begitu.
Waktu retreat
kemarin aku dapet sesuatu yang penting banget en selalu kuingat. Pas hamba
Tuhan-nya bagiin firman Tuhan tentang nilai, dia share tentang nilai
kita itu seberapa besarnya di mata Tuhan. Dia kasih gambaran seperti yang kita
lihat di film Passion of The Christ. Mulai dari Tuhan Yesus yang dicambuk
sampai berdarah-darah, bilur-bilurnya yang memilukan dan sebagainya. Nah, nilai
kita itu sebesar nyawa Tuhan yang dikasih buat kita. Berarti nilai kita itu
benar-benar besar dan itu musti benar-benar kita jaga. Hidup kita itu musti
jadi bait Allah, musti benar-benar jadi kemuliaan bagi Tuhan. Begitu aku
diingetin soal nilai aku ini, aku tuh langsung mikir... wah... gila ya... Tuhan
itu baik banget, sampai mau nebus kita yang nggak ada apa-apanya sama nyawa-Nya
sendiri. Itu dahsyat banget.
Guys, bener banget yang dibilang Denny, yang juga jemaat Gereja Rumah
Komunitas Bandung ini. Kalau kita tahu bahwa kita tuh berharga banget di mata
Tuhan, kita musti jaga hidup kita dengan baik, and never sia-siain hidup
kita. Okay?(esi)
(Telah dimuat di Majalah Rajawali)
Komentar
Posting Komentar