Ade Irma (19), mahasiswi sebuah perguruan
tinggi swasta, tewas Rabu (16/4 2004) pukul 01.00 setelah menyemprotkan racun
serangga ke mulutnya. Polisi menduga, Ade nekat bunuh diri karena hubungan
asmaranya dengan kekasihnya tidak disetujui orangtuanya. (Kompas, 17 April
2003)
Hiyy… miris banget kan
ngeliat berita di atas? Yang namanya fenomena bunuh diri ternyata kini nggak
cuma didominasi sama orang-orang yang nggak punya (ekonomi lemah) ataupun
orang-orang yang sudah dewasa. Kenyataannya sekarang, banyak anak-anak muda,
bahkan juga anak-anak kecil yang ikut-ikutan mematikan nyawa sendiri. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kasus
bunuh diri saat ini menduduki peringkat 12 sebagai penyebab kematian. Setiap
tahun di seluruh dunia tak kurang dari 948.000 orang tewas karena bunuh diri.
Para pakar juga memprediksi kalo kasus bunuh diri ini akan terus melonjak
selama 20 tahun mendatang. Gimana dengan di Indonesia? Ternyata nggak kalah
ngeri juga lho. Jumlah kasus bunuh diri di Indonesia selama semester pertama
tahun 2004 sudah mencapai 92. Hampir menyamai jumlah seluruh korban tahun 2003
yang tercatat 112 kasus! (Kompas, 17 Juli 2004).
Masih ingat kan, 4 Juni 2004 lalu, Aman
Muhamad Soleh (14), siswa kelas VI SDN Cikarang Utara, Bekasi, yang hampir mati
gantung diri dan minum racun tikus, gara-gara malu nggak bisa bayar ujia akhir
serta menebus ijazah sebesar Rp. 150.000,-? Pendek kata, bunuh diri bisa
terjadi pada siapa saja, nggak perduli apa latar belakangnya. Bahkan orang yang
berasal dari keluarga baik-baik, terlihat bahagia en nggak kekurangan suatu
apapun, tiba-tiba aja nenggak baygon rasa strawberry. What so pity
guys…
Ironisnya lagi, ternyata ada juga anak-anak
Tuhan yang sungguh-sungguh, aktif di pelayanan, rajin persekutuan, rajin ke
gereja, dan always terlihat fine-fine aja, tiba-tiba ditemukan
tewas gantung diri usai mengajar sekolah minggu, gara-gara cintanya bertepuk sebelah
tangan. Nah, makin jelas kan kalo bunuh diri tuh nggak cuma dilakuin sama
orang-orang yang nggak kenal Tuhan. Orang yang kenal Tuhan dan yang
(kelihatannya) sungguh-sungguh pun bisa memilih jalan pintas untuk mengakhiri
hidupnya.
No hope, no way
out
Kenapa sih orang-orang ini kok ‘tergerak’
melakukan bunuh diri? Persoalan keluarga yang broken home, ekonomi
keluarga yang minim banget, cintanya ditolak, kehilangan pekerjaan, nggak lulus
ujian, selalu diejek teman, jadi korban perkosaan/ pelecehan seksual, merasa
sendirian, kena pengaruh narkoba, dan seribu satu alasan lainnya. Mungkin buat
kamu-kamu yang ngerasain masalah-masalah tersebut just a simple thing, but
it doesn’t like that for them. Buat mereka, this is a big… big problem.
Hal-hal semacam inilah justru bikin mereka putus asa, ngerasa nggak berharga
lagi, nggak ada artinya, ngerasa nggak ada yang mau care sama mereka,
ngerasa semua jalan sudah tertutup and there’s no way out.
Ketika nemuin jalan buntu, mereka mengira
bahwa nggak ada seorang pun yang sanggup menolong mereka. Bahkan meski sudah
berdoa puasa sampai jungkir balik memohon pada Bapa di surga, tetapi tetap saja
jawabannya nggak nongol-nongol juga. Datang ke counselor or kakak rohani
ataupun pendeta, tetap saja hasilnya juga nol besar. Lama kelamaan jadi bosan,
bingung, dan jenuh. Walhasil, di mata mereka solusinya cuma satu, mengakhiri
hidup supaya masalahnya berakhir pula, dan mereka segera terbebas dari stress
dan depresi akibat masalah-masalah yang dihadapi. Tapi, apa benar suicide
itu jadi satu-satunya way out?
It’s not a
solution
Memang sih, keputusan bunuh diri
kelihatannya simpel, dan sepertinya itulah the one and only way to solve
your problems. Tapi sesungguhnya, it’s totally wrong, man!
Bagaimanapun juga, bunuh diri bukanlah cara terbaik untuk menyelesaikan
masalah. Sebaliknya, bukannya menyelesaikan masalah, tapi justru malah
nambah-nambahin masalah. Kok bisa?
Coba deh pikir baik-baik. Kalo kamu
mengambil keputusan untuk kill yourself, dan kebetulan rencana bunuh
dirinya sukses besar, sepintas memang kayaknya masalahmu selesai. Tapi,
kepikir nggak sih kalo orang-orang di sekelilingmu, seperti keluargamu,
teman-temanmu, orang-orang yang kamu sayang, bakalan susah dengan biaya rumah
sakit, pemakaman, urusan polisi, dan tetek bengek lainnya yang bikin mereka
musti berepot ria. Belum lagi perasaan sedih, ngerasa bersalah, merasa
kehilangan, etc, just because keputusan konyolmu untuk mengakhiri
hidup, sementara mungkin selama ini secara nggak kamu sadari, kamu adalah
harapan dan penghiburan buat mereka. Nah, jadi tambah susah kan mereka kalo
kamu bunuh diri? Itu baru masalah yang pertama.
Masalah yang kedua, sudah pasti urusannya between you and our Father in
heaven. Sudah nggak bisa dipungkiri lagi kalo kita musti
mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita semasa hidup di hadapan Tuhan (Matius
12:35-37). Begitu juga kamu musti mempertanggungjawabkan keputusan bunuh
diri yang kamu buat itu di hadapan Tuhan. Apalagi Tuhan jelas-jelas menentang
yang namanya pembunuhan. Firman Tuhan, “Jangan membunuh.” (Keluaran
20:13). Ini nggak cuma berarti menghilangkan nyawa orang lain alias
sesama kita, tapi juga include nggak boleh menghilangkan nyawa sendiri
alias bunuh diri. Kamu terhitung sebagai pembunuh, meski itu pembunuh nyawa
sendiri. Dan tahukah kamu apa akibatnya kalau melanggar hukum Allah yang satu
ini? “...mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."(Wahyu
21:8). Yup... right! Hukumannya adalah neraka. Mengerikan bukan?
Trik-nya
Iblis?
That’s absolutely right. Bunuh diri memang tricky wicky-nya Mang Iib untuk menghentikan
rencana Allah dalam kehidupan kita. Yah... itulah tujuan Iblis yang ingin membelokkan kita dari jalan-Nya Tuhan (baca:
Kisah Rasul 13:10, Yohanes 8:44). Iblis cuma mau satu hal, yaitu supaya
kita menyerah pada situasi, menyerah dengan segala permasalahan hidup kita,
hingga akhirnya mengambil keputusan untuk ‘menyelesaikan hidup’, dan memilih
jalan pintas masuk neraka yaitu suicide.
Boys and gals,
jangan pernah sekali-kali untuk coba-coba ambil keputusan yang bodoh dan risky
ini. Remember, kalo kamu nekat take this way, bunuh diri, itu
sama artinya kamu sedang menggenapkan rencana Iblis. Padahal kita
semua dipanggil menggenapkan rencana Allah(Roma 8:28-30, Roma
9:11). Kalo kamu udah ngaku sebagai anak Allah yang telah ditebus,
diselamatkan, dan menerima panggilan-Nya, nggak semestinya kamu lebih memihak
pada Mang Iib untuk menggenapi rencananya. Seharusnya, kamu menyayangkan
nyawamu sendiri, supaya kamu bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan (Roma
12:1), supaya rencana Allah tergenapi.
There’s always a
way...
Ini yang harus selalu terpatri di dalam hati dan pikiran kamu. Selalu
ada jalan keluar untuk semua masalah yang kita hadapi, selama kita mau
terus bersandar kepada Allah. Nggak ada istilah no way out
di dalam Tuhan. Selama kita semua berada di dalam Tuhan, pasti ada jalan
keluar. Jangan sekali-kali menghindari Tuhan, apalagi sampai bosan datang pada
Tuhan, dan mulai memilih melakukan hal-hal bodoh, just like suicide,
cuma untuk melenyapkan segala persoalan hidup yang kamu punya. Masih ingat sama
mas Daniel kan? Apa yang dilakukan setiap kali dia punya masalah? That’s
right. Daniel selalu datang kepada Tuhan (lihat: Daniel
6:11-12, 9:3, 9:20). Nah, kebiasaan inilah yang kudu ditiru.
Masalahnya, seringkali setiap kali ada masalah, kamu bukannya datang pada
Tuhan supaya dapat way out untuk ngadepin masalahmu, tapi kamu justru
malah cenderung lari dari masalah. Seringkali kamu berusaha menghilangkan
masalah dengan caramu sendiri, yang kamu anggap sukses untuk ngilangin masalah,
just like ngerokok, narkoba, minum-minuman keras, and so on,
sampai akhirnya kalo sudah nggak kuat terus milih jalan pintas yaitu bunuh
diri.
Guys, ingat, Allah nggak suka kita lari dari masalah. Ia mau kita mampu
menghadapi setiap masalah yang datang, supaya kita jadi tough. Lagi
pula, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa,
yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia
tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu
dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat
menanggungnya.”(1 Korintus 10:13).
Tuh...kan... apapun masalah yang kamu hadapi, tangan Tuhan tak kurang
panjang untuk menyelamatkan kita dari segala macam persoalan (Yesaya 59:1).
Ia juga nggak pernah terlalu cepat, tapi juga nggak pernah terlambat untuk
menolong kita. Yang Allah mau dari kita cuma satu, terus mencari Dia, cari tahu
kehendak-Nya, dan nantikan pertolongan-Nya dengan tekun dan sabar, karena Ia
akan memberi pertolongan tepat pada waktu-Nya, dan membuat segala sesuatu indah
pada waktu-Nya.q(ica)
Kalo hari ini kamu or
orang yang kamu kenal, mulai putus asa dan berniat bunuh diri:
- Segera datang kepada Tuhan dan minta
pertolongan dari-Nya (Mazmur 115:11), karena hanya Dia-lah satu-satunya
sumber pertolongan kita yang akurat dan terpercaya.
- Belajar untuk sharing dengan
keluarga, tentang masalah yang sedang kamu hadapi. Gimana juga, keluarga
adalah orang-orang yang terdekat denganmu, yang bisa melakukan covering,
tempay kamu berlindung, karena mereka lah orang-orang yang lebih
mengenalmu dengan baik.
- Kalau kamu ngerasa keluargamu sulit
untuk diandalkan, cari teman-teman yang sungguh-sungguh di dalam Tuhan.
Jangan coba-coba cari orang-orang yang nggak benar! Better for you untuk
menemui pendeta, ataupun kakak-kakak rohani yang bisa membimbing dan
menasehati kamu untuk tetap berada di dalam Kristus.
- Jauhi segala macam kondisi yang
memungkinkan kamu melakukan percobaan bunuh diri. For example:
- Jangan malah suka menyendiri ataupun
mengunci diri di dalam kamar;
- Hindari pertemuan dan pertemanan
dengan orang-orang yang ‘senasib’.
- Jangan pernah mencoba untuk
bersentuhan dengan narkoba, karena berdasarkan peningkatan statistiknya,
di Indonesia, penyalahgunaan psikotropika ini ternyata memicu timbulnya
tindakan bunuh diri.
- Waspadai dan hindari segala sesuatu
yang berpotensi menjadi media bunuh diri. Pokoknya jauh-jauh deh sama
yang namanya racun serangga, racun tikus atau racun-racun lainnya; tali
tambang or rafia en sejenisnya; bacaan-bacaan, tayangan-tayangan,
bahkan juga situs-situs yang banyak membirakan informasi tentang upaya
bunuh diri; benda-benda maupun senjata tajam, dan sebagainya.
(Telah dimuat di Majalah Rajawali)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar