Oleh: Greesika Yunita Th
“Saya pencemburu berat, apalagi kalau masih baru
jadian. Sama pacar yang lama saja saya sering ribut karena cemburu. Tapi wajar,
sih, karena cemburu itu, kan, tandanya saya sayang sama dia, he he, betul
nggak?” cerita Ekayanto Suryo, asisten sutradara beberapa acara televisi
di Majalah Cita Cinta edisi no. 06/VI 23 Maret – 6 April 2005. Apa yang
diomongin sama Mas Ekayanto ini, hampir diamini en dipercaya sama sebagian
besar di orang pada umumnya, termasuk mungkin kita juga. But actually,
benar nggak, sih, cemburu itu tanda cinta seperti yang suka dibilang banyak
orang? Katanya, nih, kecemburuan itu bisa jadi parameter besarnya cinta sang
pacar pada kita. Tapi... masa iya, sih?
Nggak ada rasa percaya
Yang namanya cemburu, sebenarnya, tuh, lagi
nunjukin kalau kita nggak percaya sama pacar. Kita takut kalau pacar kita
dilirik orang lain, t’rus pacar kita bakal selingkuh, takut diduain. Ketika
kita mulai ngerasa takut itulah, kita lagi nunjukin kalau sebenarnya kita nggak
percaya sama doski. Kalau kita percaya sepenuhnya sama si dia, sudah pasti kita
nggak bakal jadi orang yang cemburuan.
Actually kuncinya cuman satu. Kalau dari awal proses
pacaran kita sudah benar, dalam artian, sudah doa dulu en yakin kalau he or
she is the right one from God, pastinya yang namanya cemburu apalagi
cemburu buta itu nggak ada di kamus kita. Makanya, yang namanya kepercayaan itu
adalah sesuatu hal yang penting banget buat dijaga. ‘Coz, gimana mungkin
kita bisa ngelanjutin sebuah hubungan ke jenjang yang lebih lanjut, kalau yang
namanya rasa percaya itu nggak ada?
Serasa milik sendiri
Well guys, buat kita-kita as the sons of God, gimanapun
juga yang namanya cemburu itu so pasti nggak ada bener-benernya. Soalnya
udah jelas bertentangan sama apa kata firTu. Firman Tuhan di Amsal 6:34-35 aja
bilang, “Karena cemburu adalah geram seorang laki-laki, ia tidak kenal belas
kasihan pada hari pembalasan dendam; ia tidak akan mau menerima tebusan suatu
pun, dan ia akan tetap bersikeras, betapa banyak pun pemberianmu.” Nah,
dari sini sudah ketahuan, kan? Cemburu sama sekali bukan tandanya cinta.
Cemburu itu enggak lebih dari salah satu bentuk egoisme, karena rasa ingin
memiliki, t’rus posesif. Wuih...
Nah, kalau cemburu sama pacar selain kamu
sebenarnya enggak percaya sama doski, kamu juga ngerasa doski itu milikmu
seorang dan orang lain enggak boleh ada yang gangguin. Ini, kan, namanya egois!
Kamu sudah mengklaim seseorang itu jadi milikmu. Padahal, sudah jelas statusnya
masih pacar dan kamu belum terikat pernikahan dengan dia. So, sudah
pasti kamu enggak punya hak mengklaim doski jadi milik kita, karena dia masih
milik orangtuanya dan yang jelas si dia adalah milik Tuhan. Nah, makanya sobat
muda jangan sembarangan mengklaim doski sebagai milikmu seorang, ‘coz it
means kamu sudah ngerebut dia dari ortunya en dari Tuhan.
Cemburu=bahaya!
Cemburu ternyata juga bahaya, lho. Bahkan bisa
membawa dampak yang sangat buruk. Amsal 27:4 katakan, “Panas hati kejam dan
murka melanda, tetapi siapa dapat tahan terhadap cemburu?” Kalau sobat muda
sering baca surat kabar or nonton berita di televisi, berapa banyak
peristiwa pembunuhan dan perkelahian yang terjadi gara-gara masalah cemburu
ini?
Kalau sobat muda sungguh-sungguh mengasihi pacar
kalian, seharusnya enggak ada kata cemburu dalam kamus cintamu. Ingat, kan,
yang firTu katakan, “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia
tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.” (I Korintus
13:4). Nah, sekarang sudah tahu, kan? So, kalau sudah mulai ngerasa
cemburu sama pacar, beware! Jangan-jangan kamu nggak sungguh-sungguh
mencintai pacarmu.q (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Oktober 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar