Oleh: Greesika Yunita Th
Sobat muda sering nonton tv, kan? Pastinya masih
ingat, dong, sama slogan iklan salah satu operator selular yang bilang, “Hari
gini, nggak punya handphone?” Sepintas memang kelihatannya biasa saja. Tapi
sadar enggak, sih, kalau sobat muda lagi dibawa menuju gaya hidup konsumerisme?
Coba, deh, simak. Di iklan tersebut diceritain ada seorang cowok yang bingung
dan kelihatan culun plus ketinggalan zaman gara-gara enggak punya handphone,
sementara orang-orang di sekelilingnya sudah punya HP semua. So, what gitu,
lho? Apanya yang salah, sih, kalau kita nggak punya HP?
It’s not
depend on your stuff!
Well guys, seringkali kita, tuh, suka enggak sadar
waktu kita buy something, kita enggak mikir kalau apa yang kita beli itu
bukan karena kita reallly need it, tapi semuanya lebih karena gengsi. For
example, handphone. Banyak young people like us, kemakan iklan ini,
akhirnya ‘maksa’ beli handphone bukan karena benar-benar butuh, tapi
lebih karena gengsi, biar dianggap gaul, dan enggak malu sama teman-teman yang
sudah pada punya HP. Seolah-olah, kalau kita enggak punya HP, kita, tuh, enggak
ada artinya. Terus, pas kita sudah punya HP, sekali lagi kita bakal dianggap
enggak berharga, just because HP yang kita punya bukan termasuk HP warna
dan berkamera. Tapi, apa benar kalau enggak punya HP bikin hidup kita enggak
berharga dan enggak ada artinya?
Hey,
wake up! hidup kita, tuh,
sama sekali enggak ditentuin sama barang-barang yang kita punya. Kita berharga,
kita punya nilai, bukan karena kita punya HP atau enggak. Kita berharga karena
Allah mengasihi kita. Ingat, deh, firTu di Yesaya 43:4a, “Oleh karena engkau
berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau.” Enggak cuma
itu, kita juga dibilang berharga dan punya nilai, ketika kita ngelakuin sesuatu
yang berguna bagi orang-orang di sekeliling kita. Sekarang. nih, apa gunanya
punya HP paling canggih sekalipun, tapi kita enggak bisa memanfaatkan talenta
yang kita punya supaya jadi usefull bagi orang lain? Nah, daripada
mengejar sesuatu cuma demi gengsi, yang cuma bikin kita merasa puas sesaat, better
for us ngejar sesuatu yang lebih berguna, dan semuanya itu hanya bisa
didapat waktu kita mau melakukan apa yang jadi kehendak Allah dalam kehidupan
kita (baca Roma 14:19).
Be wise!
Tapi, bukan berarti kita dilarang punya HP lho, It’s
not like that! Hanya saja, sometimes,
yang namanya anak muda kayak kita-kita ini, suka enggak tahan sama semua yang
berhubungan dengan dunia gaul. Including, barang yang judulnya HP ini.
Hayo, ngaku saja, deh, berapa banyak di antara kita yang dengan sengaja beli HP
karena memang benar-benar membutuhkannya, atau karena memang beli buat gengsi
dan gaul? Kalau mau jujur, nih, pasti banyak di antara kita yang beli HP demi
kepentingan gaul dan gaya. Iya, enggak? Nah… yang kayak begini ini, nih, yang
enggak didemenin sama Tuhan.
FirTu
bilang: “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu
berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu
membangun. (1 Korintus 10:23). Hmm… sekarang sudah ngerti, kan, maksudnya? It
means, Allah ingin kita semua belajar, untuk segala sesuatu, kita musti
berpikir masak-masak, apa yang kita lakukan itu benar-benar berguna buat kita
atau enggak. Enggak cuman soal HP doang, lho, tapi juga hal-hal lainnya. Allah
mau kita semua belajar untuk jadi bijak. Kalau memang kita belum memerlukan HP,
ngapain juga kita maksain diri beli HP, cuma supaya dibilang gaul? Apalagi
kalau kita belinya enggak pakai ngitung-ngitung lagi doku yang kita punya.
Enggak sedikit, lho, anak muda yang ‘rela’ enggak bayar SPP demi HP. Hmmm…
kalau sudah begini, enggak cuma nyusahin ortu, kita sendiri juga susah karena
bisa-bisa enggak ikut ujian gara-gara belum bayar SPP.
Well, mulai sekarang belajar bijak sebelum
memutuskan membeli ataupun melakukan sesuatu. Pikir baik-baik, apakah itu
sungguh-sungguh berguna dan sangat kita perlukan atau enggak. Jangan buru-buru
en asal beli cuma karena tergiur iklan ataupun promosi dari teman-teman se-gank
yang sibuk ngomporin kita. Lebih baik, ask God’s help supaya kita enggak
ambil keputusan yang salah, yang bisa bikin kita menyesal apalagi sampai bikin
Dia terluka. Remember yang dibilang di Amsal 14:15, “Orang yang tak
berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak
memperhatikan langkahnya.” Nah, gimana? enggak susah, kan?q (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Oktober 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar