Selasa, 31 Oktober 2006

THE PRECIOUS OF YOU


Oleh: Greesika Yunita Th


Sobat muda sering nonton tv, kan? Pastinya masih ingat, dong, sama slogan iklan salah satu operator selular yang bilang, “Hari gini, nggak punya handphone?” Sepintas memang kelihatannya biasa saja. Tapi sadar enggak, sih, kalau sobat muda lagi dibawa menuju gaya hidup konsumerisme? Coba, deh, simak. Di iklan tersebut diceritain ada seorang cowok yang bingung dan kelihatan culun plus ketinggalan zaman gara-gara enggak punya handphone, sementara orang-orang di sekelilingnya sudah punya HP semua. So, what gitu, lho? Apanya yang salah, sih, kalau kita nggak punya HP?

It’s not depend on your stuff!
Well guys, seringkali kita, tuh, suka enggak sadar waktu kita buy something, kita enggak mikir kalau apa yang kita beli itu bukan karena kita reallly need it, tapi semuanya lebih karena gengsi. For example, handphone. Banyak young people like us, kemakan iklan ini, akhirnya ‘maksa’ beli handphone bukan karena benar-benar butuh, tapi lebih karena gengsi, biar dianggap gaul, dan enggak malu sama teman-teman yang sudah pada punya HP. Seolah-olah, kalau kita enggak punya HP, kita, tuh, enggak ada artinya. Terus, pas kita sudah punya HP, sekali lagi kita bakal dianggap enggak berharga, just because HP yang kita punya bukan termasuk HP warna dan berkamera. Tapi, apa benar kalau enggak punya HP bikin hidup kita enggak berharga dan enggak ada artinya?
Hey, wake up! hidup kita, tuh, sama sekali enggak ditentuin sama barang-barang yang kita punya. Kita berharga, kita punya nilai, bukan karena kita punya HP atau enggak. Kita berharga karena Allah mengasihi kita. Ingat, deh, firTu di Yesaya 43:4a, “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau.” Enggak cuma itu, kita juga dibilang berharga dan punya nilai, ketika kita ngelakuin sesuatu yang berguna bagi orang-orang di sekeliling kita. Sekarang. nih, apa gunanya punya HP paling canggih sekalipun, tapi kita enggak bisa memanfaatkan talenta yang kita punya supaya jadi usefull bagi orang lain? Nah, daripada mengejar sesuatu cuma demi gengsi, yang cuma bikin kita merasa puas sesaat, better for us ngejar sesuatu yang lebih berguna, dan semuanya itu hanya bisa didapat waktu kita mau melakukan apa yang jadi kehendak Allah dalam kehidupan kita (baca Roma 14:19).

Be wise!
Tapi, bukan berarti kita dilarang punya HP lho, It’s not like that!  Hanya saja, sometimes, yang namanya anak muda kayak kita-kita ini, suka enggak tahan sama semua yang berhubungan dengan dunia gaul. Including, barang yang judulnya HP ini. Hayo, ngaku saja, deh, berapa banyak di antara kita yang dengan sengaja beli HP karena memang benar-benar membutuhkannya, atau karena memang beli buat gengsi dan gaul? Kalau mau jujur, nih, pasti banyak di antara kita yang beli HP demi kepentingan gaul dan gaya. Iya, enggak? Nah… yang kayak begini ini, nih, yang enggak didemenin sama Tuhan.
FirTu bilang: “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun. (1 Korintus 10:23). Hmm… sekarang sudah ngerti, kan, maksudnya? It means, Allah ingin kita semua belajar, untuk segala sesuatu, kita musti berpikir masak-masak, apa yang kita lakukan itu benar-benar berguna buat kita atau enggak. Enggak cuman soal HP doang, lho, tapi juga hal-hal lainnya. Allah mau kita semua belajar untuk jadi bijak. Kalau memang kita belum memerlukan HP, ngapain juga kita maksain diri beli HP, cuma supaya dibilang gaul? Apalagi kalau kita belinya enggak pakai ngitung-ngitung lagi doku yang kita punya. Enggak sedikit, lho, anak muda yang ‘rela’ enggak bayar SPP demi HP. Hmmm… kalau sudah begini, enggak cuma nyusahin ortu, kita sendiri juga susah karena bisa-bisa enggak ikut ujian gara-gara belum bayar SPP.
Well, mulai sekarang belajar bijak sebelum memutuskan membeli ataupun melakukan sesuatu. Pikir baik-baik, apakah itu sungguh-sungguh berguna dan sangat kita perlukan atau enggak. Jangan buru-buru en asal beli cuma karena tergiur iklan ataupun promosi dari teman-teman se-gank yang sibuk ngomporin kita. Lebih baik, ask God’s help supaya kita enggak ambil keputusan yang salah, yang bisa bikin kita menyesal apalagi sampai bikin Dia terluka. Remember yang dibilang di Amsal 14:15, “Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.” Nah, gimana? enggak susah, kan?q (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi Oktober 2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar