Selasa, 11 Juni 2013

LOVE.... IS NOT BLIND...

"Bu... Kenapa semua orang bilang saya ini bodoh? Kok mau-maunya saya ini diperalat pacar saya sedemikian rupa sampai babak belur dan hancur, lalu ditinggalkan?" (someone asking me...)
"Lha, iya, kamu sendiri tahu dan sadar kalau kamu itu dibodohi dan diperalat pacarmu. Lha, kok kamu sekarang protes kalau ada orang bilang kamu itu bodoh?" (me... answer the question)
"Lha bukankah cinta itu buta, Bu? Bukankah cinta itu memang butuh pengorbanan?"(someone still trying to ngeyel...)

Dalam hati saya mikir... ni bocah (gak bisa dibilang bocah lagi sih...) sudah banyak pengalaman di kanan kirinya, tapi kok ya masih bodoh saja kalau soal cinta.

Gara-gara ini, saya jadi inget my past. Waktu itu pun saya juga pernah jadi orang bodoh. Bodoh karena pernah nyaris merelakan nyawa satu-satunya (berhubung saya juga bukan kucing yang katanya punya sembilan nyawa), hanya demi cowok yang waktu itu saya pernah cintai, yang ternyata menyelingkuhi saya.

Bertahun kemudian, baru saya sadar bahwa waktu itu saya memang benar-benar bodoh.(Apalagi sekarang saya sudah ketemu soulmate dan punya si cantik tercinta.) Jelas, saya jadi menyesal kenapa saya pernah bertindak sebodoh itu. Eh... tapi kemudian saya nggak jadi menyesal, ding. Soalnya karena punya pengalaman bodoh seperti itu, bikin saya jadi bisa menasehati (sok tua dan sok bijak ceritanya...) mereka yang sedang dirundung masalah yang sama. Biar mereka insyaf dari kebodohan mereka, dan jadi orang pintar (yang minum tolak angin :D).

Sejatinya menurut saya, cinta itu tidaklah buta... yang bikin orang selalu bilang cinta itu buta adalah keinginan alias nafsu ingin memiliki yang begitu besar yang bikin orang jadi bertingkah membabi buta... (bener gak sih???). Atas nama keinginan atawa nafsu ingin memiliki yang begitu besar inilah, orang menyebutnya cinta buta, sehingga mereka rela (dengan kesadaran penuh) melakukan apa saja (termasuk melakukan tindakan bodoh sekalipun), demi orang yang (katanya) dicintai (sekalipun orang yang katanya dicintai itu belum tentu membalas cintanya juga).

Pertanyaannya kemudian, benarkah ini yang dinamakan cinta? Benarkah cintanya yang buta atau orangnya yang sebenarnya buta? Buat saya, jelas manusianyalah yang buta. Dalam hal ini, manusia (yang pada dasarnya memang suka mengkambinghitamkan segala sesuatu) tengah mengkambinghitamkan cinta. Menurut saya cinta itu tak pernah buta. Bahkan cinta itu justru membukakan mata hati kita, bahwa ada orang-orang lain di sekitar kita yang sangat mencintai kita. Justru karena cinta merekalah yang seharusnya menjadi alasan kita untuk tetap bertahan hidup dan tidak menjadi bodoh.

Masalahnya kemudian, sadarkah kita akan keberadaan mereka? Sadarkah kita akan cinta yang mereka miliki untuk kita? Jawabannya cuma satu. Tergantung dengan tingkat kebebalan dan kebodohan kita. Kalau tingkat bebalnya sudah akut, jangan pernah berharap orang akan segera sadar dari kebutaannya akan cinta. Tapi kalo dia segera sadar akan kebodohan dan kebebalannya, rasanya tanpa harus berlama-lama, dia akan segera kembali ke jalan yang benar.

So, seberapa bodohnya anda hingga sampai menderita cinta buta?


(by. Mami Leica)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar