PEREMPUAN ITU BERNAMA RAHAB
Apa yang
terlintas di benak kita, ketika kita mendengar kata “pelacur”? Yang jelas
tergambar tentunya adalah sosok wanita penggoda yang hobby gonta-ganti
pasangan, dan tak lepas dari dunia prostitusi alias mencari duit dengan
memberikan jasa layanan seksual kepada laki-laki hidung belang. Pastinya,
segala hal yang tidak benar, buruk dan nista akan tertempel erat padanya.
Berbagai cibiran, hinaan dan cercaan, mungkin itulah yang terlontar dari mulut
kita. Pokoknya, tak akan ada ampun bagi dosa-dosa perempuan-perempuan pezinah
ini. Tetapi apa reaksi kita jika si pelacur ini justru menjadi pahlawan?
Mungkin kita akan menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang merasa malu
hati karena selama ini selalu mencibir dan mengomentarinya dengan nada miring.
Tak pernah
terbayangkan sebelumnya bahwa dalam sejarah Alkitab, Allah justru pernah
memakai orang-orang seperti ini untuk menjadi bagian dari rencana besar-Nya.
Ingat Maria. Perempuan yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu,
dipakai Allah untuk mengingatkan akan peristiwa sengsara Yesus yang kian dekat.
Menengok ke jaman perjanjian lama, Allah pun pernah memakai seorang perempuan
sundal dalam rangka membawa bangsa Israel ke tanah perjanjian. Perempuan itu
bernama Rahab.
Rahab, seorang perempuan Yerikho yang berprofesi rangkap.
Sebagai penjaga rumah penginapan, juga seorang pelacur (Yosua 2:1). Tatkala
bangsa Israel bersiap untuk menggenapi janji Allah, memperoleh tanah
perjanjian, Kanaan, Allah berkenan memakai Rahab sebagai pembuka jalan bagi
bangsa Israel untuk dapat memasuki negeri Kanaan. Meski ia seorang perempuan asing
yang sama sekali tidak mengenal Allah, tatkala ia mendengar semua keajaiban
yang dibuat oleh Allah atas bangsa Israel, semuanya itu sudah cukup baginya
untuk mempercayai bahwa Allah Israel adalah sungguh-sungguh Tuhan yang sangat
berkuasa atas langit dan bumi (Yosua 2:9-11).
Pengakuannya ini yang kemudian
disertai dengan pertobatannya, membuat Rahab dan seluruh keluarganya
diselamatkan oleh Allah dari penaklukan dan pemusnahan Kanaan oleh bangsa
Israel. Boleh dibilang, hanya Rahab dan keluarganya saja yang merupakan
penduduk Kanaan tersisa. Karena imannya itulah Rahab diselamatkan oleh Allah
(Ibrani 11:31). Dan hanya dia dan sanak keluarganya, satu-satunya kaum asing
yang boleh tinggal dan berdiam diantara umat Israel.
Berhenti
sampai disitusajakah peranan Rahab? Ternyata tidak. Selanjutnya Rahab memiliki
peranan yang sangat penting dalam sejarah kelahiran Yesus. Dikemudian hari,
Rahab menikah dengan Salmon dari kaum Elimelekh, dan dari pernikahan ini lahirlah Boas yang
kemudian menikah dengan Rut yang melahirkan Obed, ayah Isai, ayah Daud (Matius
1:5-6). Dari silsilah keturunan inilah lahir Yesus Kristus, Sang Juru Selamat
(Matius 1:1-17).
Jika Allah
saja berkenan memakai orang seperti Rahab yang notabene bukan perempuan
baik-baik, untuk terlibat dalam rencana
besar Allah, bukan tidak mungkin Ia dapat memakai saudara dan saya untuk
terlibat dalam rencana besar Allah bagi keselamatan negeri ini. Mungkin kita
merasa bahwa kita tidak layak karena dosa-dosa dan kekelaman hidup kita. Tetapi
jika kita sungguh-sungguh mau bertobat, berbalik kepada Allah, dan membiarkan
Ia berkuasa atas diri dan hidup kita, maka Ia akan memberi pengampunan dan
memberi kesempatan bagi kita untuk melayani Dia.(gyt)
(Telah dimuat di Renungan Harian Daily Warning!)
Komentar
Posting Komentar