Yudistira Virgus : "EMAS ITU UNTUK TUHAN"
Fisika! Aduh...
susah deh... Gitu deh yang langsung terbayang sama kebanyakan di antara kamu.
Baru dengar namanya aja, belum-belum sudah lemas. Tapi apa benar yang namanya
pelajaran Fisika tuh justru asyik nggak sehoror yang kamu-kamu bayangin? Coba
deh, kita tanya-tanya yuk sama Yudistira Virgus, cowok kelahian
Palembang, 28 Agustus 1985, yang belum lama ini berhasil memenangkan medali
emas Olimpiade Fisika Internasional di Korea, dan menjadi Juara Dunia Olimpiade Fisika 2004.
Bisa diceritain
proses dari awal kamu ikutan olimpiade fisika, sampai akhirnya menang di ajang
tersebut?
Awalnya aku mulai ikut seleksi
Olimpiade Fisika di sekolah. Waktu itu aku masih sekolah di SMU Xaverius 1
Palembang. Terus setelah terpilih, aku
kemudian ikut seleksi tingkat kota Palembang dan meraih juara 1. Jadi juara 1
di Palembang, aku terus ikut kompetisi tingkat provinsi Sumatera Selatan. Di
sana aku meraih juara 1 juga. Baru setelah itu aku dikirim ke tingkat nasional.
Di tingkat nasional ini, lagi-lagi aku dapat ranking 1. Karena ranking 1
tingkat nasional, aku berhak ikut Olimpiade Fisika di tingkat Asia. Sebelum
maju di Olimpiade Fisika tingkat Asia, aku ditraining selama 7 bulan bersama
Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), yang dibimbing Pak Yohanes Surya.
Olimpiade Fisika Asia yang kuikuti pertama kali, yaitu The Asian Physics
Olympiad (APhO) IV, di Salaya–Thailand, pada 20–29 April 2003. Di sini aku
berhasil meraih medali emas. Setelah itu aku dipilih bersama 5 orang lainnya,
untuk ikut olimpiade fisika dunia. Di Intenational Physics Olympiad
(IPhO) XXXIV, yang diselenggarakan pada 2–11 Agustus 2003, di Taipei–Taiwan,
aku meraih medali perunggu. Tanggal 26 April–4 May 2004, aku dikirim lagi ke
APhO V di Hanoi–Vietnam. Sayangnya, kali ini aku nggak berhasil memenangkan
satu medali pun. Tapi itu nggak bikin aku patah semangat. Di Olimpiade Fisika
terakhir yang aku ikuti, yaitu IPhO XXXV di Pohang–Korea pada 15–22 Juli 2004,
akhirnya aku kembali meraih medali emas.
Bagaimana
perasaanmu setelah menjadi juara olimpiade fisika?
Ya senang sekaligus lega. Soalnya aku bisa menutup karir
olimpiade fisika dunia yang aku ikuti, dengan
prestasi gemilang.
Apa sih yang
mendorong kamu untuk ikutan olimpiade fisika?
Jujur aja, aku pengen mengharumkan nama
sekolah. Selain itu, ikutan olimpiade fisika ini karena aku juga pengen mencari
pengalaman serta belajar fisika lebih banyak lagi.
Ada nggak kejadian
yang paling berkesan waktu ikut olimpiade fisika?
Kejadian paling berkesan mungkin ketika aku dianggap
remeh sama tim lain. Tapi di sana justru aku bisa ngebuktiin kalo nggak
segampang itu mereka bisa mengalahkan aku. Akhirnya, tim yang tadinya nganggep
aku sebelah mata, akhirnya harus mengakui kekalahanku.
Menurut kamu, apa
yang menarik dari fisika sehingga kamu memilih untuk mendalaminya?
Banyak sekali yang membuat aku tertarik sama fisika.
Fisika itu pelajaran yang menantang sekali, dan juga kita nggak perlu menghafal
mati, karena di fisika semuanya bisa diturunkan dari dasar. Selain itu, fisika
tuh pelajaran yang sangat melatih logika berpikir. Hmm... terus terang nih...
aku orangnya paling suka berpikir.
Seberapa penting
sih prestasi yang kamu raih ini dalam hidupmu?
Jelas penting banget. Terutama medali emas terakhir yang
aku dapat, itu benar-benar sangat penting dalam kehidupanku, karena sangat
berkaitan erat dengan kerohanianku. Saat aku dapat medali emas itu, aku sungguh-sungguh
ngerasain tangan Tuhan bekerja dalam hidupku. Pokoknya medali emas itu untuk
Tuhan.
Apakah kamu sudah
merasa cukup dengan prestasi yang sudah kamu raih selama ini?
Cukup? Aku rasa kalo misalnya aku berhenti
sekarang artinya prestasiku yang lalu jadi tidak ada manfaatnya. Jadi aku
sangat mensyukuri prestasi yang pernah aku raih, dan aku akan selalu berusaha
meningkatkannya.
Pernah nggak kamu
terpikir, bahwa hobimu sama fisika ini bisa kamu gunakan untuk melayani Tuhan?
Tentu saja bisa. Saya bisa mengajar di banyak tempat,
sekaligus bagi Firman Tuhan di sana. Di samping itu juga, kemenangsan saya di
Olimpiade Fisika ini bisa jadi kesaksian untuk teman-teman yang lain.
Apa rencanamu ke
depan nanti?
Sekarang ini aku baru lulus SMU dan baru
masuk kuliah di Institut Teknologi Bandung, jurusan fisika. Rencananya setelah
lulus nanti bakal nerusin sekolah di Amerika Serikat. Aku pengen mewujudkan
cita-citaku jadi fisikawan dunia.
Bagaimana dukungan
keluarga dalam hidupmu?
Keluargaku sangat mendukung dalam prestasi dan juga
segala usaha yang aku lakukan untuk mencapai itu.
Di sela-sela
kesibukan kamu, apakah masih sempat aktif di gereja?
Aktif ke gereja sih iya. Tapi kalo aktif di
pelayanan, aku belum pernah. Soalnya aku sendiri terhitung baru masuk dan
mendalami kehidupan kekristenan. Tapi someday,aku pengen juga. (ika)
(Telah dimuat di Majalah Rajawali)
Komentar
Posting Komentar