Kamis, 30 September 2004

Yudistira Virgus : "EMAS ITU UNTUK TUHAN"




Fisika! Aduh... susah deh... Gitu deh yang langsung terbayang sama kebanyakan di antara kamu. Baru dengar namanya aja, belum-belum sudah lemas. Tapi apa benar yang namanya pelajaran Fisika tuh justru asyik nggak sehoror yang kamu-kamu bayangin? Coba deh, kita tanya-tanya yuk sama Yudistira Virgus, cowok kelahian Palembang, 28 Agustus 1985, yang belum lama ini berhasil memenangkan medali emas Olimpiade Fisika Internasional di Korea, dan menjadi Juara Dunia Olimpiade Fisika 2004.

Bisa diceritain proses dari awal kamu ikutan olimpiade fisika, sampai akhirnya menang di ajang tersebut?
Awalnya aku mulai ikut seleksi Olimpiade Fisika di sekolah. Waktu itu aku masih sekolah di SMU Xaverius 1 Palembang.  Terus setelah terpilih, aku kemudian ikut seleksi tingkat kota Palembang dan meraih juara 1. Jadi juara 1 di Palembang, aku terus ikut kompetisi tingkat provinsi Sumatera Selatan. Di sana aku meraih juara 1 juga. Baru setelah itu aku dikirim ke tingkat nasional. Di tingkat nasional ini, lagi-lagi aku dapat ranking 1. Karena ranking 1 tingkat nasional, aku berhak ikut Olimpiade Fisika di tingkat Asia. Sebelum maju di Olimpiade Fisika tingkat Asia, aku ditraining selama 7 bulan bersama Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI), yang dibimbing Pak Yohanes Surya. Olimpiade Fisika Asia yang kuikuti pertama kali, yaitu The Asian Physics Olympiad (APhO) IV, di Salaya–Thailand, pada 20–29 April 2003. Di sini aku berhasil meraih medali emas. Setelah itu aku dipilih bersama 5 orang lainnya, untuk ikut olimpiade fisika dunia. Di Intenational Physics Olympiad (IPhO) XXXIV, yang diselenggarakan pada 2–11 Agustus 2003, di Taipei–Taiwan, aku meraih medali perunggu. Tanggal 26 April–4 May 2004, aku dikirim lagi ke APhO V di Hanoi–Vietnam. Sayangnya, kali ini aku nggak berhasil memenangkan satu medali pun. Tapi itu nggak bikin aku patah semangat. Di Olimpiade Fisika terakhir yang aku ikuti, yaitu IPhO XXXV di Pohang–Korea pada 15–22 Juli 2004, akhirnya aku kembali meraih medali emas.

Bagaimana perasaanmu setelah menjadi juara olimpiade fisika?
Ya senang sekaligus lega. Soalnya aku bisa menutup karir olimpiade fisika dunia yang aku ikuti, dengan  prestasi gemilang.

Apa sih yang mendorong kamu untuk ikutan olimpiade fisika?
Jujur aja, aku pengen mengharumkan nama sekolah. Selain itu, ikutan olimpiade fisika ini karena aku juga pengen mencari pengalaman serta belajar fisika lebih banyak lagi.

Ada nggak kejadian yang paling berkesan waktu ikut olimpiade fisika?
Kejadian paling berkesan mungkin ketika aku dianggap remeh sama tim lain. Tapi di sana justru aku bisa ngebuktiin kalo nggak segampang itu mereka bisa mengalahkan aku. Akhirnya, tim yang tadinya nganggep aku sebelah mata, akhirnya harus mengakui kekalahanku.

Menurut kamu, apa yang menarik dari fisika sehingga kamu memilih untuk mendalaminya?
Banyak sekali yang membuat aku tertarik sama fisika. Fisika itu pelajaran yang menantang sekali, dan juga kita nggak perlu menghafal mati, karena di fisika semuanya bisa diturunkan dari dasar. Selain itu, fisika tuh pelajaran yang sangat melatih logika berpikir. Hmm... terus terang nih... aku orangnya paling suka berpikir.

Seberapa penting sih prestasi yang kamu raih ini dalam hidupmu?
Jelas penting banget. Terutama medali emas terakhir yang aku dapat, itu benar-benar sangat penting dalam kehidupanku, karena sangat berkaitan erat dengan kerohanianku. Saat aku dapat medali emas itu, aku sungguh-sungguh ngerasain tangan Tuhan bekerja dalam hidupku. Pokoknya medali emas itu untuk Tuhan.

Apakah kamu sudah merasa cukup dengan prestasi yang sudah kamu raih selama ini?
Cukup? Aku rasa kalo misalnya aku berhenti sekarang artinya prestasiku yang lalu jadi tidak ada manfaatnya. Jadi aku sangat mensyukuri prestasi yang pernah aku raih, dan aku akan selalu berusaha meningkatkannya.

Pernah nggak kamu terpikir, bahwa hobimu sama fisika ini bisa kamu gunakan untuk melayani Tuhan?
Tentu saja bisa. Saya bisa mengajar di banyak tempat, sekaligus bagi Firman Tuhan di sana. Di samping itu juga, kemenangsan saya di Olimpiade Fisika ini bisa jadi kesaksian untuk teman-teman yang lain.

Apa rencanamu ke depan nanti?
Sekarang ini aku baru lulus SMU dan baru masuk kuliah di Institut Teknologi Bandung, jurusan fisika. Rencananya setelah lulus nanti bakal nerusin sekolah di Amerika Serikat. Aku pengen mewujudkan cita-citaku jadi fisikawan dunia.

Bagaimana dukungan keluarga dalam hidupmu?
Keluargaku sangat mendukung dalam prestasi dan juga segala usaha yang aku lakukan untuk mencapai itu.

Di sela-sela kesibukan kamu, apakah masih sempat aktif di gereja?
Aktif ke gereja sih iya. Tapi kalo aktif di pelayanan, aku belum pernah. Soalnya aku sendiri terhitung baru masuk dan mendalami kehidupan kekristenan. Tapi someday,aku pengen juga. (ika)


(Telah dimuat di Majalah Rajawali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar