Senin, 30 April 2007

CHANGE YOUR LIFE


Seperti yang sudah-sudah di tahun-tahun yang lalu, perayaan Paskah tiba. Memulai ritual Pra Paskah selama empat minggu, aksi puasa, aksi sosial, berbagai lomba, hias telur, Kamis Putih, Jumat Agung, dan… Minggu Paskah. Bagai tradisi gerejawi yang harus dijalani, setelah selesai semuanya berlalu begitu saja. Nothing special. Kita kembali lagi pada kehidupan semula. Menjalani rutinitas hidup, belajar, sekolah, les, main, gaul, and so on. Kalo selama masa raya Paskah kita dianjurkan untuk menahan diri dan hawa nafsu, berpuasa dalam rangka mengingat kembali sengsara Kristus, lepas Paskah tutur kata dan tingkah laku kita pun balik lagi seperti semula. Paskah rupanya nggak membawa dampak yang berarti dalam hidup kita. Paskah pada akhirnya hanya menjadi sebuah tradisi belaka.

Ini bedanya!
Ngomongin soal Paskah memang kita nggak cuman mengingat dan mengenang kisah sengsara Yesus. Bagaimana Ia dengan rela, sengaja jadi tumbal ganti dosa kita yang semestinya nggak layak menerima semua pengorbananNya itu. Toh, setelah Ia disalibkan, setiap harinya pun kita masih suka menyalibkanNya lagi dengan segala tindakan buruk kita, baik itu pada sesama maupun pada Tuhan. Nggak ada yang berubah dari diri kita. Semuanya masih sama saja.
Padahal Kristus hadir ke dunia ini untuk membawa sebuah perubahan. Ia datang untuk sebuah perbedaan. Kematian dan kebangkitanNya  membawa perubahan besar dalam kehidupan umat manusia. Manusia yang tadinya dipisahkan dari Allah oleh karena dosa-dosanya (baca Yesaya 59:2), kini telah dipersatukan lagi dengan Allah lewat perantaraan Yesus yang telah mati dan bangkit untuk kita (lihat Efesus 2:13-16). Inilah bedanya! Pengorbanan Kristus membuat kita yang tadinya nggak layak menjadi layak di hadapanNya.
Ketika kita menerima keselamatan itu, ada perubahan besar yang terjadi dalam hidup kita. Jangan lagi kita hidup sebagai manusia lama yang masih suka berbuat dosa, tetapi kita berubah menjadi manusia baru yang berusaha untuk menjadi seperti Kristus, dan nggak lagi melakukan perbuatan dosa yang membuat kita justru menyalibkanNya lagi.

A new man !
Harusnya, sih, masa raya Paskah adalah saat yang tepat buat kita semua mereview kembali apa yang sudah kita lakukan, gimana kelakuan dan tutur kata kita selama ini. Apa kita masih suka ngelawan ortu, suka berantem sama saudara, berlaku curang dengan teman, suka ngerjain guru, bolos sekolah, nyontek, ngabisin tabungan buat main, de el el. Nggak usah diingat-ingat dalam setahun, deh, semua perilaku kita. Ingat aja apa yang telah terjadi selama enam bulan, atau paling tidak tiga bulan, atau bahkan dalam satu bulan terakhir. Kalau sudah, coba ingat-ingat lagi, selama ini apakah kita sudah pernah minta ampun sama Bapa di sorga untuk segala dosa kita? Berapa kali kita melakukannya? Sekali, dua kali, tiga kali, atau nggak pernah sama sekali. Nah, setelah itu, apakah sehabis minta ampun kita mengulangi dosa yang sama lagi? Adakah kita sudah menjadi kebal dengan dosa, sehingga menganggap dosa sebagai sesuatu hal yang 'biasa' dan 'lumrah' dilakukan?
Well guys, kalo dari semuanya itu ternyata kita lebih banyak berbuat dosanya, it's time to change your life! Moment paskah ini adalah saat yang paling tepat buat kita untuk meperbaiki diri. Nggak lagi jadi orang yang habis berbuat dosa, bertobat, terus berbuat dosa lagi. Yeah.... memang nggak gampang, sih. Namanya  juga manusia, pasti nggak luput dari dosa. But, yang terpenting disini adalah bagaimana cara kita untuk berusaha meminimalisir perbuatan dosa, dan gimana kita berusaha untuk menjadi seperti yang Kristus inginkan.
Remember! Hidup kita cukup singkat, lho. Jangan sia-siakan itu dengan melakukan banyak dosa dan menunda pertobatan. Dosa nggak bisa ditebus dengan melakukan perbuatan baik ataupun melakukan kegiatan amal atau sosial. Penebusan dosa cuma dilakukan oleh Kristus dengan harga yang sangat mahal. Biar penebusan itu nggak jadi sia-sia, caranya cuma satu. Bertobat dan berubah. Mulailah dengan hal-hal kecil seperti nggak lagi ngelawan ortu or ngejahilin guru, nggak lagi berantem dengan saudara, nggak lagi nyontek or berbohong, nggak lagi ngomong kotor, dsb. Kalau kita bisa melakukannya, bukan nggak mungkin orang-orang disekeliling kita pun  jadi bertobat karena melihat perubahan yang nyata dalam hidup kita. Happy Easter, guys...!q(ika)                (telah diterbitkan di Majalah KASUT GKI Pondok Indah Jakarta, Edisi April 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar